Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nadiem Makarim, Nasib GoJek, dan Masa Depan Pendidikan Indonesia

"Saya manggilnya mas aja karena masih muda, Mas Nadiem Anwar Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan," kata Jokowi yang disambut tawa dan tepuk tangan sejumlah menteri lain.

Sebelumnya, sejumlah spekulasi bermunculan soal jabatan yang bakal dipegang co-founder sekaligus CEO startup ride-hailing GoJek itu di kabinet Indonesia Maju pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, seperti Menteri Digital dan Menteri Kominfo.

Bukan dari pendidikan, kenapa dipilih?

Nama Nadiem Makariem memang santer disebut akan menempati posisi menteri, sejak berlangsungnya Pemilihan Presiden 2019. Namun, jabatan Menteri Pendidikan yang disandangnya cukup membuat terkejut.

Nadiem dengan latar belakang sebagai pelaku dunia startup, sebelumnya lebih dikait-kaitkan sebagai calon Menteri Digital (nomenklatur baru yang sebelumnya dikabarkan disiapkan Presiden Jokowi), Kepala Bekraf, bahkan Menkominfo.

Mendekati pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober lalu, dalam beberapa prediksi bursa nama Kabinet Presiden Jokwi, barulah nama Nadiem dijagokan sebagai calon menteri atau wakil menteri di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kendati bukan berasal dari dunia pendidikan, pemilihan Nadiem untuk mengepalai Kemendikbud yang kini kembali menaungi urusan pendidikan tinggi (Dikti) bukan tanpa alasan.

Saat ditemui wartawan usai pengumuman kabinet di Istana Negara, Nadiem menjelaskan bahwa presiden mempertimbangkan latar belakangnya sebagai orang yang berkutat di dunia teknologi dan mengantisipasi kebutuhan di waktu mendatang.

"Kebutuhan SDM di masa depan akan berubah dan berbeda. Inilah link and match yang dimaksud Presiden. Saya akan mencoba menyambungkan institusi pendidikan dengan apa yang dibutuhkan di luar," kata Nadiem.

Meninggalkan anak sendiri

Dengan menjabat sebagai Mendikbud, Nadiem turut menerima konsekuensi harus meninggalkan GoJek agar bisa fokus menjalankan tugas baru yang diembannnya.

Dia mengatakan kepergiannya dilakukan dengan berat hati. GoJek adalah usaha startup yang dirintisnya sejak 2011 dan kini telah meraksasa dengan nilai valuasi melebihi 10 miliar dollar AS (decacorn).

GoJek, kata Nadiem, sudah seperti anaknya sendiri, sementara para driver dan kolega di sana tak ubahnya keluarga.

Bagaimana nasib GoJek setelah ditinggal Nadiem? Perusahaan ride hailing ini menyatakan bangga dengan pendirinya yang masuk jajaran kabinet. Posisi Nadiem di GoJek bakal digantikan oleh Presiden GoJek Andre Soelistyo dan co-founder Kevin Aluwi sebagai co-CEO.

Sejumlah pengamat startup dan investor menyatakan tetap optimis dengan GoJek setelah ditinggal Nadiem dan juga pengaruh yang bakal dibawa sang founder itu di pemerintahan.

"Nadiem pernah cerita, dia akan selalu merekrut orang yang bisa melakukan satu hal lebih baik dari dirinya. Artinya siapapun tim yang ditinggalkan Nadiem di GoJek sudah barang tentu adalah orang-orang yang 'lebih baik' tadi," ujar pengamat startup Wicak Hidayat.

Winston Cheng, mantan presiden internasional JD.com yang juga pernah menjabat sebagai anggota dewan direksi GoJek pada 2018, turut menyambut baik masuknya Nadiem ke pemerintahan Indonesia.

Dihimpun KompasTekno dari Reuters, Rabu (23/10/2019), Cheng berpendapat Nadiem bisa membantu mengatasi kendala yang dihadapi entrepreneur teknologi di Tanah Air dalam hal regulasi, infrastruktur, dan kekurangan tenaga ahli di bidang Teknologi Informasi.

"Memiliki pemimpin seperti Nadiem di dalam teknologi dan pendidikan yang berperan di pemerintahan akan menjembatani gap antara kebijakan publik dan industri, untuk mengakselerasi pengembangan industri teknologi di Indonesia, jelas Cheng.

Belajar demi masa depan

Nadiem yang baru berusia 35 tahun menjadi menteri termuda di kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Dia pun minta didoakan agar sukses sebagai satu-satunya perwakilan generasi millenial di kabinet.

Pria kelahiran Singapura, 4 April 1984 ini menghadapi tugas berat untuk meningkatkan kualitas generasi muda Indonesia yang menjadi tumpuan masa depan bangsa. Namun, justru itulah sebabnya mengapa dia menerima jabatan Mendikbud untuk memberikan kontribusi.

"Menurut saya, cara yang paling efektif melakukan transformasi itu adalah lewat pendidikan, generasi berikutnya," ujar Nadiem saat memberikan sambutan di acara serah terima jabatan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Nadiem tetap menyadari keterbatasannya karena bukan berasal dari dunia pendidikan. Dia tak mengatakan punya program spesifik untuk 100 hari pertama masa jabatan. Periode waktu itu akan digunakannya untuk belajar tentang lingkup pendidikan dari para staf kementerian.

"Saya mulai dari nol di pendidikan dan saya akan belajar," ujar Nadiem. "Mohon sabar dengan saya. Walaupun bukan dari pendidikan, tapi saya murid yang cukup baik dan saya belajar cepat."

Ke depan, Nadiem mengatakan ingin menciptakan sistem pendidikan berbasis kompetensi dan karakter. Dia memberikan indikasi bakal memanfaatkan teknologi dalam memajukan sistem pendidikan Indonesia yang disebutnya merupakan yang terbesar keempat di dunia.

"Sesuai arahan presiden, kita nggak bisa business as usual. Kita harus mendobrak, kita ingin inovasi. Itulah mungkin sebabnya saya di sini," kata Nadiem di Istana Negara.

https://tekno.kompas.com/read/2019/10/23/20170067/nadiem-makarim-nasib-gojek-dan-masa-depan-pendidikan-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke