Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Marak di Wabah Corona, Begini Cara Kerja Termometer Tembak untuk Cek Suhu Tubuh

KOMPAS.com - Termometer tembak kini banyak dijumpai di tempat-tempat keramaian, seperti stasiun MRT, bandara, hingga di pintu masuk di sejumlah kantor.

Alat ini dipakai untuk mengukur suhu tubuh, sebagai pencegahan penyebaran virus corona. Petugas biasanya akan mengarahkan termometer ke kening orang yang akan diukur suhunya.

Sinar laser merah membantu petugas mengarahkan bagian yang ingin diukur. Suhu badan kemudian akan ditampilkan di layar di bagian belakang. Pengukuran suhu itu ternyata menggunakan sinar inframerah (infrared/IR).

Lantas, pernahkah terlintas di benak Anda bagaimana cara kerja perangkat tersebut? Sebelum mengetahui cara kerjanya, mari kita bahas apa itu termometer inframerah.

Tidak seperti termometer biasa

Seperti namanya, termometer inframerah, atau biasa disebut termometer tembak, adalah sejenis pengukur suhu berbentuk mirip gagang pistol, yang bisa mendeteksi temperatur sebuah objek. 

Alih-alih termometer konvensional yang menggunakan medium cairan (alkohol/raksa) atau sensor, termometer infrared bisa mendeteksi suhu sebuah benda dengan hanya membidikkannya ke objek yang bersangkutan.

Hanya saja, tingkat akurasi alat memang tergantung jarak antara termometer dan objek. Artinya, lebih dekat sang alat dengan permukaan objek, maka semakin akurat pula hasilnya.

Selain itu, pemindaian suhu dengan termometer tembak juga lebih cepat dibanding termometer konvensional, di mana perangkat infrared itu bisa mendeteksi suhu dalam hitungan detik. 

Mengukur panas dari sinar radiasi inframerah

Meski tujuannya sama, yakni untuk mengukur suhu, cara kerja termometer tembak sangat berbeda dengan termometer "reguler".

Mekanisme kerjanya bisa dilihat dari ilustrasi gambar yang dibuat oleh kanal YouTube bernama GalcoTV berikut.

Seperti dilihat pada gambar, untuk dapat mendeteksi suhu sebuah objek, termometer tembak bakal menyerap radiasi elektromagnetik (sinar inframerah) yang sejatinya dipancarkan atau dipantulkan oleh sebuah objek yang sedang dibidik.

Sinar inframerah tersebut lantas bakal menembus lensa termometer dan dihantarkan ke sebuah alat pendeteksi (detector) suhu bernama thermopile.

Modul thermopile kemudian mengubah pancaran radiasi tadi menjadi energi panas untuk kemudian dikonversikan menjadi energi listrik.

Energi listrik inilah yang bakal diukur oleh termometer dan akan mengeluarkan hasil berupa besaran suhu yang ditampilkan di layar thermometer tembak. 

Perlu dicatat, perangkat termometer sendiri memang memancarkan sinar laser. Alih-alih untuk mendeteksi suhu, sinar tersebut hanya berfungsi sebagai panduan untuk membidik objek mana yang akan diukur suhunya. 

Bukan sekadar mengukur suhu tubuh

Jika melihat cara kerja tadi, termometer tembak sejatinya tidak hanya dipakai untuk mendeteksi suhu tubuh manusia saja, melainkan juga sering dipakai untuk beberapa use case. 

Sebagaimana dilansir Sciencing.com dan dikutip KompasTekno, Rabu (18/3/2020), termometer infrared juga digunakan oleh para pemadam kebakaran untuk mencari titik panas yang menjadi pusat api. 

Bahkan, termometer tembak juga biasa dipakai di lingkungan pabrik untuk mengontrol temperatur mesin, yang merakit aneka perangkat elektronik yang notabene rentan akan panas.

Temperatur mesin dipantau agar tetap bekerja di suhu yang aman, atau tidak merusak barang yang sedang dirakitnya. Terlepas dari beragam penggunaan ini, termometer tembak memang memiliki fungsi inti, yaitu merekam suhu dari suatu objek. 

Menarik melihat perkembangan teknologi yang semakin pesat dan menggunakan mekanisme pemindaian "digital", untuk sekadar mengetahui kondisi suatu objek dari sinar radiasi elektromagnetik (inframerah).

https://tekno.kompas.com/read/2020/03/18/11020047/marak-di-wabah-corona-begini-cara-kerja-termometer-tembak-untuk-cek-suhu-tubuh

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke