Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Skuter Listrik Segway Berhenti Diproduksi

Penutupan pabrik itu kemudian diikuti dengan pemutusan hubungan kerja ( PHK) terhadap 21 karyawan Segway.

Sementara dalam waktu dekat, pabrik tersebut dilaporkan akan tetap beroperasi dan ditangani oleh 12 karyawan, khusus untuk mengerjakan perbaikan unit skuter Segway yang telah terjual.

Lima karyawan yang bekerja pada departemen penelitian skuter Segway dilaporkan akan tetap aktif bekerja.

Segway sendiri merupakan sebuah kendaraan listrik beroda dua, dengan bodi bongsor mirip skuter, yang mampu menyeimbangkan pengguna dengan otomatis. Segway banyak digunakan di fasilitas umum seperti mal, bandara, atau ajang pameran.

Awet atau desain yang "itu-itu" saja?

Presiden Segway, Judy Cai mengatakan, penutupan pabrik disebabkan oleh bisnisnya yang tidak mengalami kemajuan dalam beberapa tahun terakhir.

"Kami mencoba menganalisis, mengapa penjualan tidak naik secara signifikan? Dengan berat saya mengatakan, hal itu karena kualitas skuter Segway yang kokoh dan tahan lama," ungkap Judy dikutip KompasTekno dari Fast Company, Rabu (24/6/2020).

Menurut Judy, setelah 12 tahun digunakan, mesin skuter Segway diklaim masih mampu digunakan dengan baik.

Akibatnya, pengguna jarang melakukan perbaikan dan enggan untuk membeli produk skuter Segway baru. Hal ini berujung pada turunnya penjualan unit skuter Segway.

Dalam tiga tahun terakhir, penjualan Segway dilaporkan berada di posisi stagnan, bahkan pemasukannya turun dari angka 5 persen menjadi 1,5 persen saja.

Sedangkan menurut Wakil Presiden Pengembangan Bisnis Global Segway, Tony Ho, Segway dinilai gagal untuk menghadirkan inovasi terbaru pada skuter listriknya.

Segway masih setia dengan mengusung bodi yang besar dan desain yang "itu-itu" saja.

Saat ini seluruh kegiatan manufaktur Segway ditangani oleh pabrik yang berada di China. Judy belum menentukan langkah apa yang akan diambil untuk pabrik tersebut. Yang pasti Judy mengatakan pabrik di China tidak akan ditutup.

"Kami baru akan mendiskusikan bagaimana cara kami memanfaatkan sumber daya yang ada di AS saat ini," pungkas Judy.

Diramal bakal "hype"

Skuter Segway sendiri diciptakan oleh Dean Kamen. Gadget ini pertama kali diperkenalkan ke publik pada Desember 2001 dengan harga harga 5.000 dollar AS (Rp 70,7 juta, kurs saat ini).

Saat awal kemunculannya, Segway disebut oleh mendiang Steve Jobs (pendiri Apple), akan lebih besar dari PC. Semua mengatakan Segway menjadi produk yang paling "hype" sejak Macintosh dikenalkan.

Orang-orang mengira Segway adalah kendaraan hovercraft berbahan hidrogen, atau perangkat yang bisa melawan hukum gravitasi.

Kamen kemudian menjual perusahaan Segway pada tahun 2009, yang kemudian oleh pemilik saat itu dijual lagi kepada perusahaan mobilitas China, Ninebot pada 2015.

Keberadaan Segway telah populer di AS dan Eropa, sementara merek Ninebot terkenal di wilayah Asia. Bersama dengan Ninebot, Segway mengklaim telah menguasai 70 persen dari pasar skuter listrik secara global.

Segway bahkan masih memegang hak paten yang krusial, dengan lebih dari 1.000 paten aktif terhadap teknologi self-balancing pada e-skuter, hoverboard, dan alat mobilitas lainnya.

Selain skuter Segway, perusahaan tersebut juga turut memproduksi alat transportasi lain seperti Segway S-Pod dan beragam produk olahraga meliputi ATV listrik dan e-dirt bike (motor trail listrik).

https://tekno.kompas.com/read/2020/06/24/14040027/skuter-listrik-segway-berhenti-diproduksi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke