Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kehadiran Fleets yang Mirip IG Stories Memicu Pro Kontra di Twitter

KOMPAS.com - Pengguna Twitter di Indonesia kini sudah bisa menjajal Fleets, fitur baru berupa unggahan konten dalam durasi pendek yang bisa berupa video, foto, teks, atau posting tweet.

Fleets ditempatkan di linimasa khusus di bagian atas tampilan aplikasi Twitter. Dengan format dan penempatan demikian, tak salah jika kemudian fitur anyar ini disebut mirip dengan Instagram Stories.

Seperti Instagram Stories pula, menurut Twitter, Fleets ditujukan untuk unggahan konten yang lebih ringan dan tidak perlu terlalu banyak dipikirkan seperti kicauan di linimasa utama. Isi konten Fleets pun hanya bisa dilihat selama 24 jam sebelum terhapus secara otomatis.

"Beberapa pengguna berkata bahwa mereka tidak nyaman mengunggah twit karena merasa terlalu permanen, dan ada banyak tekanan untuk mengumpulkan retweet dan likes," ujar Twitter dalam sebuah posting blog.

Dengan sifatnya yang terhapus secara otomatis dalam sehari, Twitter mengatakan bahwa Fleets dapat membantu pengguna dalam mengunggah pemikiran, opini, ataupun perasaan yang bersifat pribadi secara kasual.

Suka-tidak suka

Kehadiran Fleets rupanya cukup mengundang perhatian di Indonesia sehingga Fleet sempat bertengger di urutan pertama Trending Topics pada Kamis (19/11/2020).

Dari sekian banyak percakapan yang beredar, tak sedikit yang memuat reaksi pro-kontra atas Fleets di kalangan  warga Twitter Indonesia. Ada yang suka, ada juga yang tidak.

Dari pantauan KompasTekno, mereka yang kurang setuju dengan Fleets umumnya berpendapat bahwa mereka sudah nyaman dengan Twitter tanpa harus ditambahi oleh fitur baru tersebut.

Konsep video pendek yang menghilang dalam 24 jam awalnya diperkenalkan oleh Snapchat. Popularitasnya kemudian meledak di seluruh dunia setelah dijiplak oleh Instagram dalam bentuk Stories.

Ada juga pengguna yang mengatakan bahwa Twitter seharusnya lebih fokus mengupayakan fitur-fitur penting seperti kemampuan untuk editing twit atau unsend, alih-alih menghadirkan Fleets yang menurut mereka tidak terlalu diperlukan.

Misalnya, Fleets tidak -atau belum- memiliki aneka filter dan stiker GIF seperti yang bisa ditemukan di Instagram Stories, ataupun fitur semacam "Close Friends" yang hanya memperlihatkan unggahan ke orang-orang tertentu saja dalam lingkaran pertemanan.

Pihak Twitter sendiri menyadari adanya pro-kontra tersebut. Dalam sebuah kicauan, Twitter mengatakan bahwa, meski ada yang bereaksi negatif, nyatanya para pengguna tetap banyak mengunggah Fleets.

S. Shyam Sundar, Professor of Media Effects dari Media Effects Research Laboratory, Pennsylvania State University, mengatakan bahwa resistensi terhadap Fleets mungkin hanya reaksi awal saja dari para pengguna Twitter atas perubahan platform yang biasa dipakai.

Seiring waktu, bukan tidak mungkin fitur ini nantinya bakal lebih disukai dan lebih banyak digunakan. Twitter sendiri agaknya hendak melebarkan cakupan audiensnya dengan menghadirkan Fleets. 

Fitur ini sebelumnya sudah pernah diuji coba secara terbatas di Brazil, Italia, India dan Korea Selatan. Dari situ, Twitter berkesimpulan bahwa Fleets membantu para penggunanya bergabung dalam percakapan yang ada,

"Dengan Fleets, kami melihat bahwa orang-orang menjadi lebih banyak bicara di Twitter. Para pengguna baru merasa bahwa Fleets merupakan sarana yang lebih mudah untuk berbagi pikiran," tulis Twitter di posting blog resminya.

https://tekno.kompas.com/read/2020/11/20/17030087/kehadiran-fleets-yang-mirip-ig-stories-memicu-pro-kontra-di-twitter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke