Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

TikTok Tandai Video yang Berpotensi Menyesatkan

Konten yang ditandai adalah video yang informasinya tidak meyakinkan atau tidak dapat dikonfirmasi, terutama jika sedang ada peristiwa atau hal besar yang sedang berlangsung.

Tanda tersebut akan muncul di sisi atas video dengan keterangan "Hati-hati: Video ditandai sebagai konten yang tidak terverifikasi" lengkap dengan tanda peringatan di sisi kiri.

Tidak hanya penonton, kreator yang membuat video tersebut juga akan mendapat notifikasi bahwa video yang baru saja diunggahnya diberi label sebagai konten yang tidak terverifikasi. Kendati demikian, video yang ditandai masih bisa dibagikan oleh pengguna.

Namun, sebelum membagikan video, akan muncul sebuah pop-up dengan keterangan "video ini ditandai sebagai konten yang belum terverifikasi".

TikTok juga akan menanyakan pengguna apakah mereka yakin ingin membagikan konten yang telah ditandai tersebut.

Jika pengguna bersikeras tetap ingin membagikan video tersebut, pengguna bisa mengetuk opsi "tetap bagikan (share anyway)". Atau mengurungkan niat dengan memilih "batal (cancel)".

Namun, video tersebut tidak akan muncul di laman "For You" pengguna lain sehingga peredarannya tidak akan meluas.

"Kami membuat fitur ini untuk membantu pengguna agar lebih bijak tentang apa yang mereka bagikan," kata TikTok dalam blog resminya.

Dalam pengembangan fitur ini, TikTok menggandeng sejumlah pihak. Untuk tim cek fakta, ada beberapa pihak yang terlibat yaitu PolitiFact, Lead Stories, dan SciVerify untuk meninjau dan memverfikasi konten.

Apabila tim cek fakta mengonfirmasi bahwa konten dalam video adalah salah, TikTok akan menghapusnya sebagaimana dirangkum KompasTekno dari blog TikTok, Kamis (4/2/2021).

TikTok juga menggandeng Irrational Labs dan National Association of Media Literacy Education untuk pengembangan dan uji coba fitur.

TikTok cukup getol dalam memberangus misinformasi di paltformnya. Sebelumnya, anak perusahaan ByteDance itu mengumukan program Asia Pasific Fact-Checking Programme dengan menggandeng organisasi cek fakta internasional, seperti AFP dan Lead Stories.

Namun, tetap saja ada beberapa konten misinformasi dan berbau provokasi yang bobol dan menyebar. Seperti video pidato mantan Presiden AS, Donald Trump yang menyebut pemilu AS bulan November lalu curang.

Pidato itu disebut menjadi biang keladi kerusuhan yang terjadi di gedung DPR AS di Capitol Hill, Washington DC, 6 Januari lalu. TikTok juga memblokir konten yang memuat tagar #stormthecapital dan tagar lain yang digaungkan perusuh di Capitol.

https://tekno.kompas.com/read/2021/02/04/16150077/tiktok-tandai-video-yang-berpotensi-menyesatkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke