Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Konser Virtual Diprediksi Akan Jadi Tren

Sepanjang tahun 2020, para musisi di seluruh dunia pun memutar otak agar tetap bisa berkarya sembari tetap terhubung dengan para penggemar mereka.

Salah satu alternatif yang mulai banyak dilakukan adalah menggelar konser virtual lewat live streaming. Belakangan konser macam ini kian populer dan diprediksi akan berlanjut menjadi tren.

Berdasarkan laporan dari perusahaan riset hiburan MIDiA berjudul Virtual Concert: A New Video Format, pangsa konser virtual sejak Juni-November 2020 naik drastis dari angka 1,9 persen ke 40,7 persen, menurut data dari situs Bandsintown,

Bandsintown adalah sebuah platform yang menginformasikan acara konser di sekitar lokasi pengguna. Bandsintown memperkirakan ada 60.905 acara live streaming dalam rentang waktu 25 Maret-12 Desember 2020 yang melibatkan 20.000 musisi.

Seperti layaknya konser luring, konser di dunia maya juga memberlakukan tiket. Pendapatan dari tiket dan merchandise konser virtual mencapai mencapai 600 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,7 triliun di 2020. Peningkatannya pada Juni-Desember 2020 hampir 300 persen.

Tren siaran langsung, termasuk konser virtual, turut didorong pemutakhiran teknologi. Salah satunya adalah jaringan seluler 5G berkecepatan tinggi yang kini sudah digelar di beberapa negara.

Seperti rapper asal Amerika, Travis Scott yang berkolaborasi dengan Fortnite untuk konser bertajuk "Fortnite X Travis Scott Astronomical Concert".

Ketika menonton konser ini, penonton seolah diajak masuk ke dunia Fortnite dan melihat Travis Scott dalam wujud animasi. Musisi lain, yakni Lil Nas X juga menggelar konser bertema serupa. Pelantun lagu "Old Town Road" itu menyiarkan konsernya di platform game Roblox.

Penyanyi muda yang tengah naik daun, Billie Eilish punya cara berbeda. Seperti dihimpun KompasTekno dari Rolling Stone, (Rabu (31/3/2021), dalam konser bertajuk "Where Do We Go? The Livestream" , Eillish menampilkan efek visual apik selama pertunjukan.

im Billie memanfaatkan green screen 3D dengan teknologi tinggi dan menggunakan teknologi Extended Reality (XR), istilah yang merujuk pada teknologi VR, AR, dan Mixed Reality (MR). Penonton yang membayar tiket seharga 30 dollar AS (sekitar Rp 435.000) pun dibuat kagum.

Beberapa contoh tersebut menggambarkan bahwa dibutuhkan ide cemerlang untuk mewujudkan konser virtual yang menarik perhatian. Di sisi lain, mengkolaborasikan musik dan teknologi membutuhkan upaya yang tidak mudah.

Tidak semua musisi bersemangat atau antusias untuk memadukan musik, teknologi, dan bisnis. Ada yang berpendapat bahwa, tak seperti musisi beken yang dudukung tim besar, musisi kecil harus bekerja lebih keras dengan hasil tidak seberapa.

Terlepas dari apakah peluang bisnis musik dan teknologi ini akan lebih menguntungkan atau tidak, perubahan teknologi di masa depan agaknya akan sulit terelakan dan memiliki efek jangka panjang bagi musisi dan penggemar.

https://tekno.kompas.com/read/2021/03/31/08210017/konser-virtual-diprediksi-akan-jadi-tren

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke