Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Telegram Ejek WhatsApp di Twitter soal Kebijakan Privasi Baru

Aplikasi pesan instan yang didirikan oleh Pavel Durov ini, menulis kicauan berisi meme soal ikon "recycle bin" atau tempat sampah di komputer.

Memang gambar itu menampilkan transformasi ikon recycle bin dari masa ke masa, mulai dari tahun 1995, 1998, 2000-an, serta 2015.

Yang memicu adu mulut, Telegram mengubah ikon recycle bin terbaru alias tahun 2021, dengan menambahkan logo WhatsApp. Dari sini bisa diartikan, Telegram mengibaratkan WhatsApp sebagai sebuah tempat sampah.

Tak hanya itu, pada bagian ilustrasi dokumen yang dibuang dalam tempat sampah, Telegram juga turut menambahkan ikon khas jejaring sosial raksasa Facebook, berbentuk huruf "f" berwarna biru, ke dalamnya.

Ini mengindikasikan bahwa, Telegram juga mengaggap Facebook sebagai suatu dokumen yang telah dibuang ke tempat sampah.

"Apa saranmu?" balas @MoyoWaDolphin. Akun Twitter resmi Telegram pun menyarankan pengguna untuk menghapus WhatsApp.

"Sama seperti biasanya. Pilih layanan yang menghormati Anda. Dan hapus WhatsApp." kicau Telegram

Serangan balik WhatsApp

Menanggapi meme soal recycle bin tersebut, WhatsApp tak tinggal diam.

WhatsApp turut membalas kicauan Telegram dengan menulis sindiran soal sisi keamanan Telegram yang tidak dilindungi enkripsi end-to-end.

"Admin Telegram: ... dan yang tidak diketahui orang adalah kita (Telegram) tidak dienkripsi dari ujung-ke-ujung secara default," tulis WhatsApp.

Twit itu ditulis lengkap dengan sebuah gambar yang menunjukkan seorang pria tengah berbisik kepada seorang wanita. Dan wanita tersebut menampakkan raut wajah yang tak begitu senang.

Sistem e2ee ini menjamin bahwa pesan yang dikirim antara dua pihak, tidak dapat diintip oleh penyedia layanan ataupun peretas.

Karena sudah aktif secara default, pengguna WhatsApp tak perlu repot mengotak-atik pengaturan. Sistem enkripsi berlaku untuk perpesanan teks, audio, video call, maupun WhatsApp Web.

Sedangkan Telegram, layanan pesan instan ini juga sudah dibekali dengan sistem enkripsi.

Sebagaimana dirangkum dari Wired, perbedaannya, enkripsi Telegram secara default hanya antara perangkat dan server Telegram atau user-to-server. Ini berbeda dengan WhatsApp yang menggunakan enkripsi end-to-end secara default.

Di Telegram, hanya chat yang dikirim dan diterima lewat fitur Secret Chat yang dilindungi enkripsi end-to-end.

Telegram kebanjiran pengguna, WhatsApp turun pamor

WhatsApp sempat mengalami penuruan pamor karena kebijakan privasi baru yang mulai digulirkannya pada awal Januari lalu, sebelum akhirnya resmi diterapkan pada akhir pekan ini, Sabtu (15/5/2021).

Saat ketentuan privasi baru WhatsApp dirilis, sejumlah pengguna sempat khawatir soal privasi data mereka dan memilih untuk beralih ke aplikasi pesan instan lain yang dianggap lebih "aman". Salah satunya ialah Telegram.

Mengawali tahun 2021, pendiri Telegram, Pavel Durov mengatakan bahwa platform pesan instannya telah memiliki 500 juta pengguna aktif bulanan.

Ketika itu, Durov mengatakan 25 juta pengguna baru di antaranya bergabung ke Telegram hanya dalam kurun waktu 72 jam. Pengguna baru berasal paling banyak berasal dari wilayah Asia dan Eropa.

Membludaknya pengguna baru Telegram agaknya merupakan buntut dari pembaruan kebijakan layanan dan privasi pesaingnya, WhatsApp.

Hal ini juga terlihat dari aporan beberapa firma riset aplikasi. Seperti Sensor Tower yang mengatakan WhatsApp mengalami penurunan jumlah unduhan yang signifikan, yakni hingga 11 persen pada minggu awal Januari 2021, dibandingkan periode sebelumnya.

Firma riset aplikasi App Annie juga melaporkan terjadi penurunan peringkat WhatsApp di daftar aplikasi terpopuler, baik di Android dan iOS.

App Annie menyebut jumlah unduhan WhatsApp pada pertengahan Januari lalu saat kebijakan baru ini diumumkan, menempati peringkat ke-38 di Amerika Serikat dan peringkat ke-10 di Inggris. Peringkat ini tercatat lebih rendah dari periode sebelumnya.

https://tekno.kompas.com/read/2021/05/16/08000057/telegram-ejek-whatsapp-di-twitter-soal-kebijakan-privasi-baru

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke