Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[POPULER TEKNO] Merger Gojek-Tokopedia, Uji Operasi 5G Telkomsel, hingga Harga Bitcoin yang Anjlok

Tapi, dari sekian banyak berita, ada beberapa topik yang menarik untuk dibahas secara singkat. Pertama, soal dua startup bernuansa hijau yaitu Gojek dan Tokopedia yang resmi bergabung menjadi GoTo.

Lalu, ada juga soal Uji Layak Operasi (ULO) Telkomsel sebagai persiapan menggelar jaringan 5G di Indonesia.

Oh... jadi topik yang rame itu soal merger Gojek-Tokopedia sama 5G doang?

Enggak dong, ada kabar lain juga nih, yaitu isu kebocoran data yang diklaim berasal dari 279 juta penduduk di Indonesia, harga bitcoin yang terjun bebas, sampai peluncuran Xiaomi Redmi Note 10s di Tanah Air.

Oke, langsung aja kita bahas satu per satu ya...

Nama GoTo diambil dari singkatan "Gojek" dan "Tokopedia". Biar serasi dengan Gojek dan Tokopedia, logo GoTo dibuat dengan nuansa hijau, tapi warnanya lebih muda dibanding dua startup tersebut.

Jadi, GoTo itu bentuknya berupa aplikasi atau apa?

Nah, pertanyaan kayak gini banyak banget muncul setelah merger Gojek dan Tokopedia diumumkan.

Menurut VP Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak, tidak ada aplikasi khusus bernama GoTo setelah aksi kedua korporasi ini terjalin.

Artinya, layanan-layanan Gojek dan Tokopedia masih akan tetap berdiri sendiri-sendiri.

Kalo gitu, tujuan dari merger ini apa dong?

Merger Gojek dan Tokopedia ini memiliki misi untuk memberikan solusi bagi kebutuhan sehari-hari penggunanya lewat layanan yang dimiliki masing-masing.

GoTo bakal menjadi induk yang memayungi entitas Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial. GoTo juga akan menaungi tiga layanan yang berbeda yakni layanan on-demand, layanan keuangan, dan e-commerce.

Adapun layanan Grup GoTo merupakan gabungan dari layanan yang selama ini ada di Gojek dan Tokopedia, seperti marketplace, ekspedisi, pesan-antar makanan, transportasi, keuangan, dan lainnya.

Secara struktur, GoTo ini mirip dengan Alphabet yang menaungi Google. Jadi, GoTo adalah entitas baru yang lebih besar.

Nah, kebayang gak tuh, layanan yang dimiliki masing-masing perusahaan pasti bakal saling melengkapi satu sama lain.

Bagaimana tidak, masing-masing punya keunggulan di sektor yang berbeda. Tokopedia salah satu e-commerce papan atas di Indonesia.

Sedangkan Gojek merupakan startup ride-hailing yang punya segudang layanan online seperti ojek, pengiriman barang dan makanan, serta keuangan digital sendiri bernama GoPay.

Untuk memperluas pangsa pasar, grup GoTo kabarnya juga bakal beroperasi di negara-negara operasional Gojek, sepeti Vietnam, Singapura, dan Thailand.

Kabar baiknya lagi, proses merger ini pun disebut telah disetujui oleh para pemegang saham.

Siapa aja sih investornya?

Kedua startup itu diketahui dibekingi oleh sejumlah investor kenamaan, dua di antaranya adalah Alibaba dan Tencent.

Eitsss gak cuma itu, GoTo kabarnya juga telah mendapatkan "restu" dari beberapa investor Gojek dan Tokopedia lainnya, seperti Google, Facebook, Sequoia Capital, Temasek, hingga operator seluler "pelat merah" Telkomsel.

Rencana IPO

Merger Gojek dan Tokopedia juga dibilang sebagai gerbang pembuka bagi keduanya untuk melantai di bursa saham atau melakukan penawaran saham perdana (IPO) menjadi perusahaan publik.

Rumor yang beredar menyebut bahwa keduanya bakal melakukan dual listing di Amerika Serikat dan Indonesia.

Apabila berhasil menjadi perusahaan publik, Grup GoTo diperkirakan akan memiliki valuasi hingga 40 miliar dollar AS atau sekitar Rp 574 triliun.

Sayangnya, Gojek dan Tokopedia belum merinci berapa kepemilikan saham mereka di Grup GoTo.

Namun, menurut laporan CB Insight, Gojek disebut menguasai 58 persen saham GoTo, sementara Tokopedia memiliki 42 persen sisanya.

Kalo bobot sahamnya lebih besar, artinya Gojek lebih punya kuasa untuk memimpin GoTo dibandingkan Tokopedia?

Andre Soelistyo dari Gojek akan memimpin GoTo sebagai CEO Group, lalu Patrick Cao dari Tokopedia menjabat sebagai Presiden GoTo.

Sedangkan, Kevin Aluwi masih tetap duduk sebagai CEO Gojek berikut William Tanuwijaya yang tetap menjadi CEO Tokopedia.

Khusus untuk Andre, ia juga akan rangkap jabatan sebagai penanggung jawab bisnis pembayaran dan layanan keuangan GoTo Financial. GoTo Financial mencakup layanan GoPay dan layanan keuangan dan solusi bisnis mitra usaha.

GoTo ini gede banget dong ya...

Nah, kalau tadi kita sudah bahas soal Gojek dan Tokopedia, sekarang kita melipir ke berita populer lainnya yaitu dari Telkomsel.

Telkomsel siap-siap gelar 5G di Indonesia

Pekan lalu, tepatnya pada Rabu (19/5/2021), Telkomsel mulai melakukan Uji Layak Operasi (ULO) jaringan 5G.

Telkomsel menjadi operator seluler pertama di Indonesia yang melakukan ULO menggunakan spektrum 2.300 Mhz dan 1.800 MHz.

Uji kelayakan operasi 5G itu dilakukan Telkomsel bersama dengan Ditjen PPI Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Emang ULO ini tujuannya untuk apa?

Tujuan ULO sendiri yaitu untuk memastikan bahwa layanan yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan standar kualitas.

Dalam uji kelayakan operasional itu, ada beberapa hal yang diperhatikan, misalnya kesesuaian sertifikat perangkat, uji sistem dan kesesuainnya dengan teknologi seluler lain yang dimiliki penyelenggara, Jasa telepon dasar dan jasa multimedia layanan akses internet pada jaringan mobile broadband yang dimiliki penyelenggara juga ikut dievaluasi.

Kalo udah dinyatakan lulus, berarti layanan 5G Telkomsel udah bisa digunain?

Untuk saat ini sih belum, karena layanan 5G baru bisa diimplementasi setelah operator seluler dalam hal ini Telkomsel dinyatakan lulus tahap ULO serta diizinkan untuk komersial.

Tapi, kabar yang beredar mengatakan bahwa Telkomsel saat ini sedang menanti surat keterangan layak operasi (SKLO). Artinya, tinggal selangkah lagi layanan 5G Telkomsel bisa dikomersialiasi alias didapatkan oleh pelanggan.

Pelanggan Telkomsel mana aja yang bakal kebagian layanan 5G pertama kali?

Pada tahap awal, Telkomsel berencana akan menghadirkan layanan 5G komersial pertamanya di enam lokasi yaitu Kelapa Gading, Pondok Indah, PIK, BSD, Widya Chandra, dan Alam Sutera.

Selain enam lokasi di Jakarta tersebut, Telkomsel juga akan merilis layanan 5G komersil di beberapa kota lainnya, yakni Batam, Medan, Solo, Bandung, Surabaya, Makassar, Denpasar, dan Balikpapan.

Kebocoran data 279 juta penduduk Indonesia

Ada kabar buruk nih buat kita. Indonesia kembali diterpa dengan isu kebocoran data. Tak tanggung-tanggung, kali ini, data yang diklaim milik 279 juta penduduk Indonesia itu bocor dan dijual di sebuah forum online bernama Raid Forums.

Ratusan juta data tersebut diduga merupakan data milik Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang kemudian dijual oleh seorang anggota forum dengan akun "Kotz".

Data apa saja yang bocor?

Bahkan, dari data 279 juta orang tersebut, 20 juta di antaranya disebut memuat foto pribadi.

Pelaku menjual data tersebut dengan harga 0,15 bitcoin, atau sekitar Rp 84,4 juta. Ia juga menyertakan tiga tautan berisi sampel data yang bisa diunduh secara gratis.

Terus, gimana tanggapan dari BPJS?

Menanggapi pemberitaan soal isu kebocoran data ini, Kepala Humas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan M. Iqbal Anas Ma'ruf mengatakan bahwa sampai bulan Mei 2021, jumlah peserta BPJS Kesehatan adalah sebanyak 222,4 juta jiwa.

Pihaknya juga tengah melakukan penelusuran guna memastikan apakah benar data tersebut berasal dari BPJS Kesehatan.

BPJS Kesehatan dipanggil Kominfo

Pada Jumat (21/5/2021), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memanggil direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Pertemuan itu menghasilkan beberapa poin utama, yakni BPJS Kesehatan akan segera memastikan dan menguji ulang data pribadi yang diduga bocor investigasi yang dilakukan tim internal BPJS Kesehatan akan dikoordinasikan dengan Kominfo dan BSSN.

Kemudian, BPJS Kesehatan juga akan melakukan langkah pengamanan data untuk memitigasi risiko kebocoran data pribadi.

Kominfo juga menyimpulkan bahwa sampel dataset tersebut memang identik dengan data milik Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Kominfo blokir Raid Forums

Agar kejadian serupa tak kembali berulang, Kominfo akhirnya memblokir situs Raid Forums pasca kasus dugaan kebocoran data 279 juta penduduk di Indonesia.

Situs trustpositif.kominfo.go.id juga telah memasukan nama Raid Forums ke dalam daftar laman yang diblokir. Akses ke situs tersebut pun kini sudah tak bisa lagi dilakukan.

Raid Forums sendiri merupakan situs "reguler" berjenis surface web yang memungkinkan siapa saja bisa mengakses situs tersebut dengan mudah.

Istilahnya, Raid Forums bisa dikatakan seperti "marketplace" bagi para penjual dan pemburu data.

Sebelum kasus kebocoran data yang diduga diperoleh dari data BPJS Kesehatan, beberapa kasus kebocoran data di Indonesia juga terkuak di Raid Forums.

Salah satunya kasus kebocoran data pengguna Tokopedia yang terjadi pada Mei 2020 lalu.

Bahkan, pada Rabu (19/5/2021), harga cryptocurrency nyaris menyentuh angka 30.000 Dollar AS (sekitar Rp 431 juta) dari semula sekitar Rp 800 juta per koin.

Kok bisa anjlok gitu?

Penurunan harga Bitcoin tersebut dipicu oleh aturan otoritas finansial China yang melarang bank dan perusahaan pembayaran menyediakan layanan terkait transaksi mata uang kripto.

Alhasil, kapitalisasi pasar cryptocurrency secara keseluruhan saat itu terpangkas sebesar 850 miliar Dollar AS atau lebih dari Rp 12.000 triliun.

Gak cuma Bitcoin aja, penurunan drastis itu juga menyeret mata uang kripto lainnya seperti Ethereum yang anjlok 23 persen, serta Dogecoin yang tercatat minus 27 persen.

Promotor Bitcoin, Elon Musk juga disebut merupakan salah satu dalang penyebab turunnya harga Bitcoin pekan lalu.

Mulanya, bos Tesla itu menyatakan bahwa perusahaan mobil listriknya tak lagi menerima pembayaran dalam bentuk Bitcoin karena dinilai berdampak buruk bagi lingkungan.

Padahal, Februari 2021 lalu, Tesla sudah memborong Bitcoin senilai 1,5 miliar Dollar untuk menaikkan harga mata uang kripto di pasaran.

Hadirnya Redmi Note 10s turut melengkapi jajaran Redmi Note 10 "reguler" dan Redmi Note 10 Pro yang sebelumnya telah lebih dulu dirilis di Tanah Air.

Sama seperti saudaranya, Redmi Note 10s menawarkan sejumlah kemiripan khususnya dari segi layar. Seri Redmi Note teranyar ini mengusung panel berjenis Super AMOLED dengan luas 6,43 inci.

Layar Redmi Note 10s memiliki touch sampling rate 180 Hz, refresh rate 60 Hz, dan dilapisi pelindung Gorilla Glass 3.

Untuk menunjang performa, Xiaomi mengandalkan chip MediaTek Helio G95 sebagai "otak" Redmi Note 10s. Berbeda dengan Redmi Note 10 "reguler" yang ditenagai chip Snapdragon 678.

Di Indonesia, harga Xiaomi Redmi Note 10s dibanderol sebesar Rp 2,9 juta untuk varian 6 GB/64 GB, dan Rp 3,3 juta untuk model 8 GB/128 GB.

Mau tau apa aja spesifikasi lain yang dibawa Redmi Note 10s? Kalian bisa baca selengkapnya di artikel berikut ini.

Nah, itu tadi sekilas rangkuman berita terpopuler di KompasTekno selama satu minggu terakhir. Terus kunjungi laman KompasTekno agar kalian tetap update soal dunia teknologi. Sampai jumpa minggu depan!

https://tekno.kompas.com/read/2021/05/24/13020007/-populer-tekno-merger-gojek-tokopedia-uji-operasi-5g-telkomsel-hingga-harga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke