Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melihat Kebiasaan Xiaomi yang Doyan Pamer Tabel Komparasi

Drama ini mulai memanas ketika Infinix mengunggah perbandingan spesifikasi ponsel Hot 10S dengan ponsel kompetitor yang disebut sebagai "katanya jawara".

Ponsel "katanya jawara" tersebut diduga Redmi 9T, lantaran terlihat tulisan menyerupai "9T" dalam postingan yang diunggah Infinix.

Drama saling sindir ini berujung pada rencana Xiaomi untuk melaporkan postingan Infinix kepada kementerian. Hal itu diutarakan Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse.

Pasalnya, spesifikasi ponsel "katanya jawara" yang ditulis Infinix sebagai pembanding, dianggap tidak sesuai dan dinilai menyesatkan.

Meski melontarkan argumen pedas, Xiaomi sendiri sejatinya bukan tidak pernah melakukan perbandingan ponsel miliknya dengan kompetitor. 

Perusahaan yang dirintis Lei Jun ini sebenarnya merupakan vendor smartphone yang juga gemar menampilkan tabel komparasi produk smartphone terbarunya dengan kompetitor di segmen yang sama. 

Tabel komparasi tersebut kerap ditampilkan saat mempresentasikan perangkat anyar dalam acara peluncuran. Hal tersebut bertujuan untuk memperlihatkan keunggulan perangkat Xiaomi yang dimaksud.

Dalam peluncuran Redmi Note 10, 10 Pro, 10S, dan Mi 11 5G yang digelar secara online, misalnya, mereka membandingkan keempat ponsel tersebut dengan ponsel bermerek "xxx". Meski disensor, nama model perangkat tersebut tetap ditampilkan. 

Mi 11, contohnya, dibandingkan dengan ponsel "xxx 12 Pro" dan "xxx S21+ 5G". Lalu ada Redmi Note 10 Pro yang disandingkan dengan perangkat "xxxx Y51", "xxxx Reno4 F", dan "xxx A21s". Ilustrasi perbandingan ini bisa disimak di gambar berikut.

Hal ini terjadi di beberapa momen, seperti di peluncuran Redmi 8, Redmi 8A, Mi 10, dan Mi Note 10 Pro.

Di peluncuran Redmi 8, misalnya, Xiaomi membandingkan ponsel tersebut dengan Samsung A10s dan Vivo Y95 (64 GB).

Kemudian di peluncuran Mi 10, perusahaan asal China tersebut membandingkan smartphone flagship ini dengan  Samsung Galaxy S20+ dan iPhone 11 Pro Max. Ilustrasinya bisa disimak di gambar berikut.

Hal ini bisa dilihat saat peluncuran Redmi Note 8 yang digelar pada 2019 lalu, serta Poco M3 yang diboyong ke Indonesia awal 2021 ini.

Dalam peluncuran Redmi Note 8, ponsel tersebut disandingkan secara blak-blakan dengan Samsung A50 dan Oppo F11.

Salah satu keunggulan ponsel tersebut adalah layarnya yang telah dilindungi dengan Gorilla Glass 5, tidak Samsung A50 dan Oppo F11 yang disebut masih menggunakan Gorilla Glass 3.

Padahal, dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno pada saat peluncuran Oppo F11, Oppo mengatakan bahwa ponsel tersebut mengusung pelindung kaca Gorilla Glass 5.

Tiga ponsel lainnya yang menjadi pembanding, yaitu "xxxx Y30", "xxxx C17", dan "xxxx A53" diklaim memiliki "kasta" lebih rendah karena tidak dilindungi dengan pelapis kaca yang sama.

Andai saja ponsel xxxx A53 merupakan Oppo A53, maka spesifikasi pelindung kaca yang ditulis seharusnya adalah Gorilla Glass 3, sama dengan pelindung layar Poco M3.

Fungsi komparasi

Terlepas dari itu, tabel komparasi ini tampaknya bertujuan untuk mempermudah konsumen memilih smartphone yang ingin mereka beli.

Hal itu tercermin dari pernyataan Head of Public Relations Xiaomi Indonesia, Stephanie Sicilia, ketika dihubungi KompasTekno seputar "drama" antara Xiaomi dan Infinix, Kamis (4/6/2021).

"Kami mempromosikan persaingan yang sehat untuk industri smartphone di Indonesia dengan memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada konsumen sehingga membantu mereka membuat keputusan," tutur Stephanie.

Namun, tech reviewer dari kanal YouTube Tangan Belang, Tira, memiliki pendapat berbeda. Menurut dia, perbandingan tersebut merupakan pertanda bahwa sebuah vendor tidak percaya diri akan keunggulan produknya masing-masing.

"Ini adalah salah satu strategi brand yang tidak terlalu percaya diri dengan kelebihan produknya, sehingga harus mencari pembanding untuk lebih meyakinkan konsumen," ujar Tira kepada KompasTekno, Jumat (4/6/2021).

Ia menambahkan bahwa konsumen sejatinya bisa membuat keputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh sebuah vendor.

Di saat yang sama, sebuah vendor, lanjut Tira, sebaiknya juga lebih fokus untuk menyampaikan kelebihan apa saja yang dimiliki oleh produknya masing-masing, alih-alih membandingkan.

"(Tabel) perbandingan dari brand hanya dibuat untuk memenangkan produknya sendiri. Dan perbandingan spesifikasi tidak bisa menjadi patokan untuk keseluruhan user experience yang akan didapatkan dari suatu produk," pungkas Tira.

https://tekno.kompas.com/read/2021/06/04/19010007/melihat-kebiasaan-xiaomi-yang-doyan-pamer-tabel-komparasi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke