Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Operator Seluler Indonesia Disarankan Hapus Jaringan 2G dan 3G

Perusahaan analsis mobile OpenSignal baru-baru ini menyarankan agar operator Indonesia segera menghapus jaringan 2G dan 3G yang masih ada.

Tujuannya supaya frekuensi radio yang dipakai oleh dua jaringan lawas itu bisa digunakan untuk mendukung 4G, dan pada gilirannya mempermulus transisi ke 5G.

Sebab, menurut OpenSignal dalam laporannya yang berjudul "Cara Meningkatkan Pengalaman Seluler di Indonesia: Percepat Pemutusan 3G", jaringan 2G dan 3G menempati pita frekuensi 900 MHz, 1.800 MHz, dan 2.100 GHz yang juga digunakan untuk menggelar jaringan 4G.

"Apabila pita frekuensi tersebut dapat digunakan untuk layanan 4G, pengalaman seluler di Indonesia akan meningkat, karena jaringan 4G dan 5G lebih efisien dalam menggunakan kapasitas spektrum dibandingkan dengan teknologi lama 2G dan 3G," tulis OpenSignal.

Berdasarkan riset OpenSignal, banyak pengguna di Indonesia tidak menggunakan layanan 4G bukan karena perangkatnya tak mendukung atau belum tercakup sinyal 4G, melainkan karena tidak berlangganan layanan data (4G) atau mematikan opsi jaringan 4G di ponsel.

Menurut OpenSignal, operator Indonesia dapat terbantu dengan melakukan migrasi dari 3G ke 4G, dan memperbarui pita spektrum 2G/ 3G ke layanan 4G.

"Hal itu akan membantu mempercepat penyebaran jaringan 4G dan 5G yang dapat menjembatani kesenjangan digital di Indonesia, serta meningkatan pengalaman pengguna secara keseluruhan," imbuh OpenSignal.

Sebagian operator sudah matikan jaringan lawas

Operator-operator di Indonesia sendiri sebenarnya sudah menghapus teknologi jaringan lawas sejak beberapa waktu yang lalu. Contoh paling kentara mungkin Smartfren yang sepenuhnya mematikan jaringan 3G berbasis CDMA untuk beralih total ke 4G.

Selain itu, jaringan 2G juga secara bertahap dimatikan oleh beberapa operator seluler sejak beberapa tahun belakangan.

Hutchison 3 (Tri) Indonesia, misalnya, sejak 2019 sudah mulai mematikan jaringan 2G. Begitupun XL Axiata yang melakukan hal serupa pada 2018. Sebab, pelanggan 2G operator-operator seluler ini memang telah menyusut.

Pada 2017, Kementerian Komunikasi dan Informatika sempat mencanangkan bahwa jaringan 2G bakal punah dari Indonesia dalam waktu kurang dari 5 tahun, atau denan kata lain sebelum 2022.

Di sisi lain, operator seluler terbesar di Indonesia yang sekaligus pemilik jaringan 5G pertama, Telkomsel, justru masih mempertahankan jaringan 2G.

Alasannya, berbeda dari XL dan Tri, pelanggan 2G perusahaan pelat merah ini dipandang masih banyak, sehingga membutuhkan keberadaan jaringan seluler yang sudah ada sejak Telkomsel berdiri pada 1995 tersebut.

Dalam perkembangan terbaru saat peluncuran jaringan 5G miliknya akhir Mei lalu, Telkomsel mengatakan bahwa jaringan 2G dan 3G masih akan dipertahankan sepanjang ada kebutuhan dari sisi pelanggan.

Untuk penggelaran jaringan 5G sendiri, Telkomsel menggunakan band n40 di frekuensi 2.300 MHz, Dalam pelelangan ulang frekuensi tersebut, Telkomsel dan Smartfren masing-masing memenangkan tambahan spektrum sebesar 20 MHz dan 10 MHz.

Telkomsel telah mengungkapkan rencana untuk menyebarkan 5G pada pita ini dengan bandwidth 30 MHz dalam rentang 2.300 MHz hingga 2.330 MHz.

Sedangkan Smartfren berencana untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas dari layanan yang sudah ada, juga memperluas jaringan ke area-area yang belum terjangkau oleh layanan mereka.

https://tekno.kompas.com/read/2021/06/09/20190057/operator-seluler-indonesia-disarankan-hapus-jaringan-2g-dan-3g

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke