Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berapa Jarak Ideal antara Mata dan Layar Smartphone?

Di era serba digital saat ini, sebagian besar manusia menghabiskan banyak waktu dengan menatap layar smartphone. 

Untuk mengakses media sosial saja, misalnya, rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu selama tiga jam dalam sehari. Riset perusahaan asal Inggris, We Are Social, mengatakan demikian. 

Penggunaan smartphone dalam jangka waktu yang lama tentu akan memberikan efek terhadap mata pengguna. Oleh karena itu, disarankan agar pengguna menjaga jarak pandang antara mata dan smartphone.

Lantas, seberapa jauh idealnya jarak antara mata dan layar smartphone?

Dirangkum KompasTekno dari Safe365, Sabtu (7/8/2021), sejumlah penelitian menyarankan bahwa jarak ideal antara mata dan smartphone adalah 50-70 cm, atau setidaknya menjaga dalam jarak 40-45 cm.

Selain itu, pengguna sebaiknya membuat jarak sekitar 10-12 cm lebih rendah di bawah level mata. Menatap layar smartphone terlalu dekat menjadi salah satu penyebab mata menjadi tegang. Apalagi, menatap layar berjam-jam hingga lupa waktu.

Biasanya, menatap layar terlalu dekat dalam waktu lama menimbulkan efek penglihatan yang mulai buram, mata kering, mata gatal, sakit kepala, serta leher dan pundak yang terasa pegal. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi efek tersebut.

Jarak rata-rata pria dan wanita

Menurut jurnal berjudul "Viewing distance of smartphones in presbyopic and non-presbyopic age" yang dipublikasikan di Science Direct, pria dan wanita memiliki jarak ideal yang berbeda dalam menatap layar smartphone.

Salah satu penyebab perbedaan itu adalah rata-rata ukuran tubuh yang berbeda antara pria dan wanita.

Rata-rata wanita yang menjadi subyek penelitian memiliki lengan bagian bawah yang lebih pendek dibanding pria, sehingga jarak pandang mereka lebih dekat.

Tim peneliti dari Institute for Research an Study in Optics and Optometry (IRSOO) da Vinci, Italia, itu meneliti 233 subyek yang terdiri dari 129 wanita dan 104 pria dengan usia 16-90 tahun.

Selain gender, peneliti juga membagi kelompok menjadi usia presbiopi dan non-presbiopi.

Presbiopi sendiri sering disebut dengan mata tua, atau kondisi di mana kemampuan mata untuk secara aktif fokus ke obyek dekat, perlahan-lahan berkurang karena faktor usia.

Ada 131 subyek non-presbiopi (16-39 tahun) dan 102 usia presbiopi (42-90 tahun).
Hasilnya, rata-rata wanita mengambil jarak lebih kurang 34 cm, dan pria lebih kurang 38 cm.

Penelitian ini juga mengungkap jarak antara mata dan layar ketika duduk rata-rata 36,1 cm dan sedikit lebih jauh ketika berdiri, yakni 36,8 cm.

Bagi kelompok usia non-presbiopi, jarak pandang mata ke layar rata-rata 35 cm dan bagi usia presbiopi jaraknya sedikit lebih jauh, yakni sekitar 39 cm.

Hasil penelitian itu lebih kurang mirip dengan rekomendasi jarak ideal mata ke layar smartphone.

Aturan 20-20-20

Beberapa peneliti menyarankan untuk mengalihkan pandangan dari layar setiap 20 menit sekali, dengan melihat obyek yang jaraknya sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik.
Melempar pandangan sejenak diyakini bisa membantu ketegangan mata.

Atur tingkat kecerahan layar

Kurangi tingkat kecerahan jika berada di ruangan cukup cahaya. Begitu pula jika berada di ruangan minim cahaya, naikkan sedikit tingkat kecerahan agar mata mudah melihat layar.

Umumnya, ponsel dibekali fitur adaptasi tingkat kecerahan otomatis, di mana tingkat kecerahan layar akan menyesuaikan dengan kondisi sekitar.

Hindari menatap ponsel di bawah terik matahari

Sering melihat layar ponsel di bawah terik matahari dalam waktu lama? Sebaiknya kebiasaan itu dikurangi, karena bisa menyulitkan mata melihat layar dan membuat mata menjadi lelah.

Atur ukuran huruf

Hal ini bisa dilakukan agar pengguna lebih mudah dalam membaca ataupun mengetikkan teks di ponsel.

Seringlah berkedip

Jangan sepelekan berkedip. Sebab, berkedip menyehatkan mata karena membersihkan permukaan mata dari partikel debu.

Ketika berkedip, mata akan mengeluarkan cairan untuk membersihkan sekaligus membuat mata lebih segar.

Gunakan kacamata anti-radiasi

Tidak ada salahnya menggunakan kacamata anti-radiasi untuk melindungi mata dari paparan cahaya biru yang dipancarkan perangkat digital.

Meskipun demikian, efektivitas kacamata anti-radiasi ini tergantung si pemakai, menurut Dr Anshel, melansir dari Lifehacker.

Beberapa faktor yang memengaruhi efektivitasnya adalah kemampuan visual pengguna, penggunaan komputer, kondisi lingkungan kerja, dan kebiasaan melihat dari di pemakai.

Apabila pemakai tidak memiliki masalah mata sebelumnya, kacamata radiasi belum begitu dibutuhkan. Namun, bagi yang mengalami masalah pada mata, tidak ada salahnya menggunakan kacamata anti-radiasi.

Sebelum memilih kacamata anti-radiasi yang cocok, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter mata.

https://tekno.kompas.com/read/2021/08/07/11110067/berapa-jarak-ideal-antara-mata-dan-layar-smartphone

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke