Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tim Berners Lee, Bapak Internet yang Enggan Patenkan Temuannya

Software yang kini lebih akrab disebut sebagai Web itu pertama kali diciptakan pada 1989. Mulanya, Tim hanya berniat untuk membuat sebuah perangkat lunak yang dapat memudahkan pertukaran dokumen atau informasi.

Ia berinisiatif untuk membangun sistem dokumentasi informasi yang besar, dengan harapan dapat mempermudah pekerjaannya di kemudian hari.

Tim kemudian membuat sebuah proposal proyek software tersebut yang kemudian diserahkan dan diterima oleh manajernya, Mike Sendall. Sendall mengatakan bahwa proyek yang diusulkan Tim sebagai proyek yang "meragukan, tapi menggairahkan".

Namun, proyek "meragukan" itulah yang justru menjadi penemuan revolusioner. Dari situlah Tim mendapat segudang penghargaan.

World Wide Web disebut-sebut menjadi salah satu penemuan paling penting di abad ke-20. Bahkan majalah Time pada 1999 menobatkan Tim sebagai salah satu tokoh terpenting di abad ke-20 berkat penemuannya.

Kendati demikian, seperti Sarah Gilbert penemu AstraZeneca, Tim Berners Lee enggan mematenkan ciptaannya.

Karena keputusannya itu, dia tidak pernah mendapatkan keuntungan langsung dari web. Alih-alih mematenkannya, Tim justru lebih memilih merilis source code peramban World Wide Web ke domain publik.

Menurut dia, WWW harus bersifat open source. Tim betul bahwa Web dapat berkembang apabila tidak dibatasi dengan paten, biaya, royalti, atau kontrol lainnya. Dengan begitu, setiap pengguna internet dapat menciptakan produk atau jasa mereka sendiri di atas Web.

Berkat jasanya, Tim banyak mendapatkan pengakuan dari dunia. Bahkan pada 2004, Tim dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II. Dia pun mendapat gelar penghormatan “Sir” di depan namanya.

Ratu Elizabeth II juga menghadiahi Sir Tim Berners-Lee dengan Order of Merit pada 2007, yakni sebuah tanda kehormatan khusus yang diberikan oleh Ratu secara pribadi.

Order of Merit merupakan penghargaan yang terbilang langka. Sebab, penerimanya juga dibatasi hanya 24 orang yang masih hidup.

Selain itu, Tim juga dianugerahi ACM A.M. Turing Prize pada tahun 2017, atas penemuan World Wide Web, browser web pertama, serta protokol dan algoritma dasar yang memungkinkan Web untuk berkembang.

Penghargaan yang juga sering disebut sebagai Penghargaan Nobel di bidang Komputasi ini dianggap sebagai salah satu penghargaan paling bergengsi dalam bidang Ilmu Komputer.

Meski tidak mematenkan WWW, bukan berarti Tim meninggalkan temuannya begitu saja. Tim justru menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk menjaga dan mengawal pertumbuhan web.

Ia turut mendirikan World Wide Web Consortium (W3C) pada Oktober 1994 dan dilanjutkan dengan World Wide Web Foundation pada tahun 2009, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari The Next Web, Minggu (8/8/2021).

W3C dibangun dengan tujuan mengembangkan teknologi (spesifikasi, pedoman, perangkat lunak, dan alat) untuk mengarahkan web ke potensi terbaiknya.

Sementara itu, WWWF didirikan untuk menjaga agar web tetap digunakan untuk kepentingan umat manusia. WWWF juga menetapkan web sebagai hak dasar dan barang publik global.

https://tekno.kompas.com/read/2021/08/08/08030017/tim-berners-lee-bapak-internet-yang-enggan-patenkan-temuannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke