Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Media Sosial dari Facebook hingga LinkedIn Berwarna Biru, Ini Alasannya

Ternyata warna biru itu bukan sekadar dipilih secara acak, tapi ada maksudnya. Seperti restoran cepat saji yang kerap menggunakan warna merah dan kuning, ada alasan tersendiri di balik penggunaan warna biru oleh para pengelola media sosial tersebut.

Berikut ini penjelasannya, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari laman BlueLeadz dan situs tanya jawab Quora, Kamis (23/9/2021).

1. Mengundang rasa aman dan dapat diandalkan

Saat merancang suatu produk, dalam hal ini produk berbasis web, perusahaan pasti akan menciptakan branding produk, seperti logo, situs web, dan item lainnya. Saat pemilihan warna branding, psikologi warna turut memainkan peranan penting.

Dalam hal ini, warna biru adalah yang paling umum digunakan di situs web. Pasalnya, menurut psikologi warna, biru menimbulkan kesan dapat dipercaya, ramah, serta dapat diandalkan.

Dengan menggunakan logo warna biru itu, platform media sosial seolah menyampaikan pesan bahwa, platformnya aman dan dapat diandalkan untuk berkomunikasi.

Setiap jenis biru yang berbeda ternyata dapat merepresentasikan makna yang berbeda pula, misalnya sebagai berikut:

  • Biru muda: menyegarkan, mengundang, dan ramah.
  • Biru terang: Warna menawan yang dapat meningkatkan kreativitas dan produktivitas.
  • Biru tua: Menunjukkan kekuatan dan keandalan.
  • Biru dengan nuansa abu-abu (muted blue): Memiliki nuansa antik yang mewakili rasa hormat dan dapat dipercaya.

2. Favorit banyak orang

Selain menimbulkan kesan-kesan di atas, biru adalah warna favorit kebanyakan orang. Laman top-tens menempatkan biru sebagai warna terfavorit, mengalahkan warna-warna lain seperti merah, hijau, dan ungu.

"Warna biru mewakili langit dan laut dan diasosiasikan dengan ruang terbuka, kebebasan, intuisi, imajinasi, inspirasi, dan kepekaan," tulis laman TheToptens.

Menurut Artsy.net, Beberapa penelitian juga menyebutkan warna biru atau warna kebiruan sudah menjadi warna favorit banyak orang sejak lama. Setidaknya hal ini terungkap dalam penelitian paling awal yang tercatat pada tahun 1941.

Menurut Bluleadz, diperkirakan 10 persen dari seluruh populasi di manusia di dunia mengalami buta warna hijau-merah. Buta warna hijau-merah sendiri dilaporkan sebagai jenis buta warna yang paling sering ditemukan di dunia.

Bahkan, Dalam kasus Facebook sendiri, warna biru dipilih sebagai warna paling dominan di Facebook lantaran pendirinya, Mark Zuckerberg juga menderita buta warna hijau-merah.

"Biru adalah warna yang paling kaya bagi saya, saya bisa melihat semua warna biru," kata Zuckerberg dalam sebuah wawancara dengan reporter New Yorker, Jose Antonio Vargas, pada 2010 silam.

4. Disebut tak mencolok mata

Beberapa pengguna Quora menambahkan opininya mengenai pemilihan warna biru oleh media sosial. Pengguna bernama Adi Raman, misalnya, mengatakan bahwa biru adalah warna yang netral, tak terlalu mencolok, dan enak dipandang.

Seorang pengguna bernama David Eaton yang bekerja sebagai programmer, mengatakan hal senada dengan Raman. Menurut Eaton, biru adalah warna yang paling halus.

"Dari 3 reseptor warna di mata Anda, yaitu merah, hijau, biru (RGB), biru adalah yang paling sulit dilihat," tulis Eaton.

Artinya, dalam konteks desain web, biru adalah warna yang tak halus dan terlalu mencolok ke mata pengguna, sehingga cocok digunakan sebagai warna latar belakang.

Eaton melanjutkan, dalam memilih desain web, programmer perlu membatasi warna. Sebab, mata tak akan bisa fokus bila dihujani dengan desain web yang penuh dengan warna yang banyak dan beragam.

https://tekno.kompas.com/read/2021/09/23/20200047/media-sosial-dari-facebook-hingga-linkedin-berwarna-biru-ini-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke