Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Axiata dan Sinarmas Disebut Sedang Menjajaki Merger XL-Smartfren

Kedua induk perusahaan yakni Axiata Group Bhd (induk XL Axiata) dan Sinarmas Group (induk Smartfren), dikabarkan tengah mempertimbangkan sejumlah opsi, termasuk kesepakatan soal berbagi jaringan kedua perusahaan.

Kabar penjajakan merger XL Axiata-Smartfren ini dilaporkan oleh orang-orang yang familiar dengan isu tersebut kepada Bloomberg.

Menurut sumber tersebut, penggabungan XL Axiata dan Smartfren masih dalam proses pembicaraan, sehingga belum ada kesepakatan untuk merger.

Perwakilan Axiata dan Sinarmas menolak berkomentar terkait isu penggabungan unit usaha telekomunikasi seluler keduanya di Indonesia. Namun, pihak XL Axiata dan Smartfren kompak mengatakan bahwa keduanya terbuka untuk melakukan konsolidasi dengan pihak manapun.

"Smartfren terbuka untuk berkonsolidasi atau berkolaborasi dengan pelaku industri lain yang bertujuan untuk efisiensi operasional. Namun, semua pihak harus mendapatkan manfaat yang sama," kata Merza Fachys selaku Presiden Direktur Smartfren, dikutip KompasTekno dari Bloomberg, Senin (11/10/2021).

Senada dengan Merza, Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini juga mengatakan bahwa perusahaannya selalu terbuka dengan berbagai kemungkinan untuk "berkonsolidasi dengan pihak manapun".

Performa bisnis XL-Smartfren

Adanya kabar merger dari keduanya ikut membuat saham XL Axiata dan Smartfren melonjak. Saham XL Axiata diketahui naik sebanyak 4,5 persen, pada sesi perdagangan Jumat, (8/10/2021). Ini membuat kapitalisasi pasar perusahaan ikut terdongkrak ke angka sekitar Rp 32 triliun.

Sementara itu, saham Smartfren dilaporkan juga melonjak sebanyak 8 persen, dengan nilai perusahaan mencapai sekitar Rp 33 triliun.

Sedikit membahas performa usaha, saat ini, XL Axiata memiliki 56,8 juta pelanggan per 30 Juni, menurut laporan keuangan terbarunya.

Di samping itu, XL Axiata melaporkan laba bersih sekitar Rp 716 miliar dengan pendapatan hampir Rp 13 triliun, untuk periode semester pertama (Januari-Juni) 2021.

Axiata Group Bhd sendiri menguasai sekitar 66 saham XL Axiata, sebagaimana dihimpun dari Bloomberg.

Sedangkan Smartfren memiliki 27,9 juta pengguna pada akhir tahun 2020, menurut laporan tahunan terbarunya. Smartfren dilaporkan rugi bersih sebesar Rp 452 miliar atas pendapatan Rp 4,95 triliun selama enam bulan 2021.

XL Axiata sempat didekati Tri

Sebelumnya, tepatnya pada 2019, Hutchison Holdings Ltd yang membekingi Hutchison Tri di Indonesia sempat dikabarkan mendekati Axiata Group Bhd, induk XL Axiata.

Ketika itu, Hutchison dan Axiata disebut terlibat pembicaraan awal terkait peluang mengombinasikan alias konsolidasi bisnis telekomunikasi seluler mereka di Indonesia. Namun, ternyata negosiasi tersebut tidak sampai pada transaksi bisnis.

Pada 19 September lalu, Axiata ditinggal merger oleh Hutchison (induk Tri) dengan Ooredoo Group (induk Indosat Ooredoo). Perusahaan gabungan hasil perkawinan Indosat dan Tri diberi nama "Indosat Ooredoo Hutchison" (PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk).

https://tekno.kompas.com/read/2021/10/11/15280047/axiata-dan-sinarmas-disebut-sedang-menjajaki-merger-xl-smartfren

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke