Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Susul Meta dan Twitter, YouTube Juga Berencana Hadirkan NFT

KOMPAS.com - YouTube agaknya tidak ingin "ketinggalan kereta" soal tren Non Fungible Token (NFT). Mengikuti jejak perusahaan teknologi lainnya, seperti Meta dan Twitter, YouTube mengungkapkan minatnya untuk mengadopsi NFT di platform-nya.

Hal ini diumumkan oleh CEO Youtube Susan Wojcicki yang membagikan fokus perusahaan di tahun 2022.

NFT adalah sebuah token kriptografi yang mewakili suatu barang yang dianggap unik. Barang tersebut bisa dikemas dalam bentuk gambar, foto, video, musik dan lain sebagainya.

Dalam surat terbuka, CEO YouTube mengatakan bahwa YouTube akan menerapkan dasar teknologi kripto termasuk NFT dan decentralized autonomous organizations (DAOs).

"Kami selalu fokus pada perluasan ekosistem untuk membantu kreator konten memanfaatkan teknologi baru seperti NFT dan terus memperkuat dan meningkatkan pengalaman kreator dan fans di YouTube," kata Wojcicki.

Rencana ini memungkinkan kreator untuk menjadikan klip video atau konten lainnya di Youtube sebagai NFT. Praktik ini tidak hanya menjadi sumber pendapatan bagi kreator, namun juga YouTube. Sebab, Youtube akan mendapat bagian dari potongan penjualan NFT tersebut.

Dihimpun KompasTekno dari Zdnet, Kamis (27/1/2022), penjualan NFT YouTube memiliki potensi yang besar, terutama untuk beberapa video yang paling unik.

Sebagai contoh, video asli "Charlie Bit My Finger" dijual sebagai NFT dan terjual 761.000 dolar AS atau sekitar Rp 10 miliar lebih dalam sebuah lelang. Video itu menjadi salah satu video di YouTube yang paling fenomenal karena viralitasnya.

Pada saat itu, pemilik video berencana menghapusnya dari YouTube setelah terjual. Hal ini menjadi masalah bagi YouTube, apalagi jika praktik serupa dilakukan kreator lain.

Untuk itu, YouTube berencana mengdopsi teknologi dasar kripto untuk mengakomodir pembuatan dan penjualan NFT dari konten di platform-nya. Kendati demikian, Wojcicki belum  merinci seperti apa nantinya fitur NFT yang akan hadir di YouTube.

Dalam pengumuman yang sama, Wojcicki juga mengungkapkan pencapaian fitur YouTube Short. Video berdurasi kurang dari 60 detik tersebut diklaim sudah ditonton lebih dari 5 triliun kali.

Kesuksesan Short juga membuat YouTube memungkinkan kreator untuk memonetisasi konten singkat tersebut meskipun mereka tidak terdaftar dalam Program Mitra YouTube (YouTube Partner Program/YPP).

Ikuti Jejak Twitter

Twitter belum lama ini meluncurkan fitur baru yang mengizinkan pengguna untuk menggunakan aset berupa gambar Non Fungible Token (NFT) sebagai foto profil mereka. Fitur ini resmi hadir untuk pengguna Twitter Blue atau Twitter versi berlangganan.

Fitur baru ini diumumkan melalui akun resmi Twitter Blue mereka dengan handle @TwitterBlue.

Nantinya, foto profil yang menggunakan gambar NFT akan terlihat berbeda dengan foto profil yang menggunakan gambar biasa. Perbedaannya terletak pada bentuk bingkai foto tersebut.

Twitter sendiri sudah "familiar" dengan dunia kripto. Pada Juli 2021 lalu, pendiri Twitter, Jack Dorsey, mengatakan bahwa Bitcoin akan menjadi "bagian besar" dari masa depan perusahaan.

Kemudian pada September 2021, Twitter memungkinkan pengguna untuk memberikan tip kepada kreator menggunakan Bitcoin. Tahun lalu Twitter juga mengumumkan sedang membangun tim yang fokus pada cryptocurrency, blockchain dan terknologi terkait lainnya.

Selain Twitter, induk Facebook, Meta, juga dikabarkan sedang bersiap untuk meluncurkan marketplace NFT di Facebook dan Instagram.

Raksasa jejaring sosial ini juga dilaporkan The Financial Times sedang menyusun fitur yang memungkinkan pengguna memakai NFT pada gambar profilnya.

https://tekno.kompas.com/read/2022/01/27/06480017/susul-meta-dan-twitter-youtube-juga-berencana-hadirkan-nft

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke