Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saran Jack Ma ke Jokowi, Besarkan UMKM

Dari tiga perjumpaan dengan Presiden Jokowi, selalu dua hal yang disampaikan Jack Ma – ketika belum di-lockdown – untuk diperhatikan, soal logistik dan UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah). Logistik masalah besar di negara 17.000 pulau ini, sementara UMKM kegiatan ekonomi yang tumbuh pesat dan perlu dijadikan subyek, bukan obyek.

Sejak awal abad lalu, pos masuk dalam satu kesatuan, Pos, Telepon dan Telegraf (PTT). Telegraf sudah musnah, telepon kabel bermetamorfosa jadi nirkabel terus ke teknologi digital yang lebih ke layanan data kapasitas besar.

Memilih UMKM kata Jack Ma, masuk akal ketika industri dan perdagangan makin loyo, apalagi ketika terkena pandemi. Teknologi berubah, membawa perkembangan ekonomi digital yang memaksa perilaku orang berubah total, yang tidak mau berubah kemudian tumbang, misalnya media cetak.

Korporasi yang berbasis ekstraktif justru saat ini yang bisa hidup dan berkembang. Misalnya kesehatan (farmasi), pertanian, industri rumah tangga, kuliner, sementara yang tidak bersumber dari sumber daya alam itu berguguran kalau tidak segera bertransformasi.

Jack Ma mencontohkan UMKM di China yang berkembang karena memanfaatkan teknologi digital. Tukang bunga atau warung kaki lima tidak mau lagi menerima pembayaran tunai, semua transaksi digital, juga turisnya ketika berada di luar negerinya.

Sayangnya tidak semua UMKM Indonesa didukung teknologi digital karena tidak meratanya layanan digital akibat minimnya kemampuan operator membangun. Padahal operator telko berperan vital menyediakan jaringan internet cepat, yang mempercepat dan meningkatkan laju pertumbuhan UMKM dan berdampak langsung terhadap kenaikan perekonomian sekitar dan nasional.

Hal itu bisa terjadi jika operator memiliki kapasitas untuk membangun jaringan ke seluruh Nusantara, yang didapat dari struktur finansial mereka. Semua operator sejatinya bisa mencapai kapabilitas itu, syaratnya, harus keluar dari perang tarif.

Jual aset

Berebut pelanggan memaksa operator menjual layanan di bawah harga pokok, yang walau pendapatannya meningkat namun tidak bisa menutupi biaya modal dan biaya operasi. Tetap merugi, atau untung sedikit tetapi tak cukup untuk perluasan jaringan ataupun kalau sesekali untung, itu didapat dari penjualan aset.

Dari lima operator, hanya Telkomsel mampu meluaskan jaringan, cakupan, dan untung. Mereka berhasil meraih 4 penghargaan sekaligus dari Ookla Speedtest Award 2021. Fastest Mobile Network, Best Mobile Coverage, Top Rated dan Best Mobile Network.

BTS (base transceiver station) Telkomsel paling banyak, 245.000 lebih membuat cakupannnya paling luas. Sementara Indosat Ooredoo Hutchison 187.000 buah, XL Axiata 163.000 dan Smarftren 42.000 BTS.

Tidak pernah terjebak perang tarif, dengan 175,3 juta pelanggan Telkomsel meraih untung sekitaran Rp 25 triliun. Sekadar perbandingan, Indosat (2021 sebelum merger) dengan 60 juta lebih pelanggan untung Rp 6,7 triliun – setelah menjual ribuan menara dengan harga Rp 6,1 triliun – tahun 2020 rugi Rp 716 miliar.

XL Axiata tahun 2021 untung Rp 1,3 triliun, terbesar sejak 2013, pelanggannya 57,9 juta, membelanjakan modal (capex – capital expenditure) lebih besar demi kualitas jaringan dan digitalisasi,

“Bukan untuk merespons persaingan tarif, tetapi lebih pada penciptaan nilai bagi pelanggan,” ujar Presdir dan CEO XL Axiata, Dian Siswarini yang juga katanya, capex 2022 Rp 9 triliun.

UMKM di Indonesia tumbuh pesat seiring pandemi, ketika banyak orang kehilangan pekerjaan. Akhir 2021 ada 65 juta UMKM, 64% di antaranya dikendalikan perempuan. Sumbangan reseller dan UMKM kepada produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 61,94 persen, sedikit di atas China yang 60 persen, Malaysia 38,2 persen, Vietnam 40 persen, UMKM India 37,54 persen.

KUR BSI

UMKM tumbuh karena paham memanfaatkan teknologi digital dalam menjalankan bisnis. Meski tidak semua operator mau menggandeng UMKM maju lewat layanan digital, karena “setoran” UMKM dianggap recehan, beda dengan korporasi besar.

Perhatian besar XL Axiata pada UMKM, terutama yang dimiliki perempuan, dengan memberi pelatihan dan pendidikan soal penggunaan teknologi digital agar wawasan pengusahanya lebih terbuka. Mereka sudah mendidik lebih dari 400.000 pemilik UMKM, mendorong mereka memanfaatkan teknologi digital dan ada 40.000 UMKM didukung lewat Sisternet dan Sisterpreneur.

Indosat Ooredoo Hutchison mengerahkan dana CSR (corporate soscial responsibility – tanggung jawab sosial perusahaan), menggandeng UMKM dan kaum perempuan untuk maju. Mereka bekerja sama dengan Bank QNB untuk membantu permodalan UMKM.

Telkomsel mengembangkan platform 99 persen Usahaku, mendorong pemberdayaan UMKM melalui pemanfaatan teknologi tepat guna. Fitur Pemasokku pada platform ini memungkinkan UMKM memenuhi kebutuhan stok produk atau bahan baku dalam jumlah besar (grosir) lewat mitra supplier terpercaya.

Telkomsel membangun Platform 99% Usahaku untuk bantu UMKM dengan berbagai fitur dan solusi digital bagi peningkatan produktivitas, pinjaman modal, dan opsi pembayaran menggunakan uang elektronik, seperti LinkAja dan ShopeePay.

Bersama Bank Syariah Indonesia (BSI) Telkomsel memudahkan UMKM yang tergabung di ekosistem bisnisnya mendapat kredit usaha rakyat (KUR) syariah lewat platform digital DigiPOS dan 99% Usahaku.***

https://tekno.kompas.com/read/2022/03/21/13380037/saran-jack-ma-ke-jokowi-besarkan-umkm

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke