Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Migrasi 3G ke 4G dan BTS Baru untuk Kawasan 3T

Operator akan menghitung lebih dulu untung rugi dari segi ekonomi ketika akan membuka layanan satu kawasan. Itu menjadi sebab kenapa operator lebih suka main di perkotaan yang padat dan potensial secara pendapatan.

Biaya terbesar adalah perangkat utama berupa radio, BTS (base tranceiver station) yang harus dibeli ke vendor-vendor teknologi yang selain tidak murah juga harus dibayar pakai dollar.

Namun Telkomsel sebagai operator terbesar di Indonesia, tidak terlalu merepotkan hal itu.

Sejak awal keberadaannya mereka yakin, membangun fasilitas telekomunikasi akan menumbuhkan kebutuhan akan layanan telekomunikasi. Segala sumber daya dioptimalkan untuk pembangunan yang menyebar samppai pelosok seluruh Nusantara, bahkan juga dilakukan pada masa-masa resesi beberapa dekade lalu.

Namun teknologi yang berkembang memaksa operator seluler menghapuskan layanan generasi ketiga (3G), yang lebih boros dan kurang efisien dibanding teknologi 4G LTE. Padahal pelanggan 3G, juga 2G, masih banyak.

Tidak sederhana, melakukan migrasi teknologi dari 3G ke 4G LTE. Malaysia misalnya, yang telah mencanangkan bebas 3G pada 2021 hingga kini masih tersisa sekitar 440.000 pelanggan menggunakan 3G. Penyebabnya selain ponsel pengguna masih 3G, ada kendala alam yang membuat proses migrasi menara tersendat.

Vietnam lewat Kementerian Informasi dan Komunikasi (MIC) juga telah merencanakan perpindahan seluruh jaringan baik 2G maupun 3G menjadi 4G, paling lambat akhir 2022. Tetapi perjalanan Vietnam bakal lebih berat mengingat masih 28 persen atau 25 jutaan pelanggan yang memakai ponsel 2G atau 3G.

Kerja sama Bakti Kominfo

Saat ini, dari 245.000 BTS yang dimiliki Telkomsel, masih ada 49.000 BTS 3G di 550 kota yang secara bertahap akan ditingkatkan menjadi BTS 4G LTE hingga akhir tahun.

Dua pekan lalu, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kominfo, Ismail, ikut mengecek langsung proses upgrading 932 BTS 3G ke 4G/LTE, di Telkomsel Smart Office.

Peningkatan kapasitas dan kemampuan jaringan Telkomsel ditunggu masyarakat, karena koneksi mobile internet saat ini sudah jadi kebutuhan pokok. Operator seluler punya hak memilih teknologi dalam pengoperasian jaringan yang menjadi dasar peningkatan layanan berbasis 3G ke layanan berbasis 4G,

“Dengan tetap memperhatikan kepentingan dan perlindungan pelanggan,” kata Ismail.

Telkomsel memasuki tahap pertama proses upgrade layanan jaringan 3G ke 4G/LTE di 766 kecamatan di 90 kota/kabupaten selama Maret-Mei 2022.

Kecamatan di wilayah operasional Telkomsel Area Jawa Bali dan Pamasuka (Papua, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan) mendominasi proses upgrade seluruh jaringan 3G ke 4G/LTE sepanjang Maret hingga Mei 2022.

Tahap kedua akan dimulai Juni hingga Juli 2022 di 132 kota/kabupaten. Tahap ketiga, upgrade layanan dilakukan di 178 kota/kabupaten pada Agustus hingga Oktober 2022, dan tahap keempat pada November-Desember 2022 di 104 kota/kabupaten.

Selama proses upgrading, pelanggan masih dapat melakukan layanan panggilan suara dengan nyaman dan tetap terjaga melalui jaringan 2G Telkomsel yang masih tersedia.

Juga dapat dilakukan panggilan suara berkualitas HD sambil menikmati akses internet, browsing, bermain game, video streaming bersamaan, menggunakan layanan VoLTE Telkomsel yang tersedia di 514 kota/kabupaten.

Peluang perluasan cakupan dengan membangun BTS baru juga terbuka, kerja sama dengan Bakti Kominfo yang menawarkan pembangunan sebanyak 9.113 BTS di kawasan 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) dan sedikit di non-3T. Proyek ini dimenangkan Telkomsel sebanyak 7.772 BTS dan 132 BTS oleh XL Axiata.

Penambahan 2,1 kali lipat

Hingga Maret silam, Telkomsel telah mendirikan 2.750 BTS 4G/LTE, sisanya akan dituntaskan hingga akhir 2022, sembari memigrasi beberapa BTS 3G-nya. Semua dibangun dengan koneksi VSAT (very small aperture terminal) dan teresterial (jaringan serat optik atau gelombang mikro).

Keberadaan jaringan 4G LTE Telkomsel turut menumbuhkembangkan UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah), yang kini jumlahnya mencapai 65 juta. Telkomsel juga punya andil dengan prestasi UMKM yang sudah go online, yang menjadi penyumbang 61 persen PDB (produk domestik bruto).

Penelitian Blibli.com bekerja sama dengan Litbang Kompas dan Boston Consulting Group (BCG) menyebutkan, pebisnis yang go-online mempunyai peluang pendapatan dan meraih pasar lebih besar.

Bila mereka masih di jalur offline dan tidak memanfaatkan koneksi internet akan kehilangan peluang 1,1 kali lipat penambahan pendapatan. Platform digital juga juga membuka peluang pendapatan 2,1 kali lipat karena UMKM menjangkau pasar yang lebih luas.

Aksesibilitas terhadap informasi kian terbuka juga membuat pelajar mudah mendapatkan materi pendidikan. Ketidakrataan akses jaringan internet berbanding lurus dengan Indeks Pendidikan menurut tingkat penyelesaian pendidikan.

Data BPS (Biro Pusat Statistik) menunjukkan IP untuk setingkat SMA, di provinsi Papua, Papua Barat, NTT, Gorontalo, termasuk Kalimantan Barat rata-rata di bawah 60 persen tingkat kelulusannya. Jauh berbeda dengan di Jawa atau Sumatera yang memiliki jaringan 4G lebih merata. ***

https://tekno.kompas.com/read/2022/04/11/09310047/migrasi-3g-ke-4g-dan-bts-baru-untuk-kawasan-3t

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke