Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sopir Mobil Tesla yang Tewaskan 2 Orang Karena Mode Autopilot Dituntut Pasal Pembunuhan

Pengadilan Los Angeles menyebut memiliki bukti yang cukup untuk menjatuhkan pasal "pembunuhan dengan kendaraan" kepada Riad.

Diketahui, pada tahun 2019 lalu, mobil Tesla yang ditumpangi Riad menabrak sebuah Honda Civic dan menewaskan dua penumpang di dalamnya.

Mobil tersebut sedang berada dalam kondisi menjalankan fitur autopilot. Namun, sebuah sensor mendeteksi bahwa pria berumur 27 tahun tersebut sempat meletakkan tangannya di atas roda kendali kemudi.

Secara teknis, Riad dinyatakan sedang memegang kendali atas mobil Tesla yang ditumpanginya. Meski demikian, tidak ditemukan adanya tanda-tanda aktivitas mengerem mobil yang dilakukan Riad pada enam menit sebelum tabrakan terjadi.

Bukti tersebut menetapkan status Riad menjadi tersangka dan menjadikannya sebagai orang pertama di AS yang terjerat kasus kejahatan menggunakan fitur autopilot yang terpasang di mobile swakemudinya.

Riad harus menjalani serangkaian persidangan setelah kasus kecelakaan yang dialaminya pada Desember 2019 lalu, kembali diangkat oleh pengadilan Los Angeles County.

Kronologi kejadian

Pada 29 Desember 2019 lalu, sebuah Tesla Model S yang ditumpangi Riad sedang melaju di kota Gardena, Los Angeles, California.

Menurut data yang disampaikan pihak kepolisian, mobil tersebut menerobos lampu merah dengan kecepatan 119 Kilometer per jam dan menabrak sebuah mobil Honda Civic di persimpangan jalan.

Kecelakaan tersebut menewaskan Gilberto Alcazar Lopez (40 tahun) dan Maria Guadalupe Nieves-Lopez (39 tahun) yang sedang mengendarai Honda Civic.

Sementara itu, Riad bersama seorang wanita yang menumpangi mobil Tesla miliknya dilarikan ke rumah sakit akibat cedera yang dideritanya.

Kasus kecelakaan yang dialami Riad dibawa ke meja hijau. Berdasarkan pernyataan yang disampaikan Jaksa, Tesla yang dikendarai Riad sedang berada di bawah kendali fitur auto-steer dan Traffic Aware Cruise Control.

Meski demikian, sejumlah bukti memperkuat bahwa Riad sempat memegang kendali mobil. Hal ini menimbulkan tuduhan bahwa insiden kecelakaan yang menewaskan pasangan Lopez diakibatkan oleh kelalaian Riad.

Seorang petugas polisi yang hadir dalam persidangan Riad bersaksi bahwa pada saat insiden berlangsung, sejumlah rambu lalu lintas telah aktif memperingatkan pengendara untuk memperlambat laju kecepatan kendaraan mereka.

Namun, Tesla Model S yang dikendarai Riad tidak menunjukkan adanya aktivitas untuk memperlambat kecepatan kendaraan.

Ini bukanlah satu-satunya kasus kecelakaan yang melibatkan mobil Tesla, saat berkendara dengan mode autopilot.

Dihimpun KompasTekno dari Business Insider, Selasa (24/5/2022), National Highway Traffic Safety Administration tengah melakukan pemeriksaan terhadap 12 kasus kecelakaan yang melibatkan fitur autopilot Tesla.

Berdasarkan keterangan yang tercantum di situs Tesla, fitur autopilot dan kendali penuh (full self-driving) masih membutuhkan pengawasan aktif pengemudi. Sehingga fitur ini tidak membuat mobil dapat berkendara sendiri secara sepenuhnya.

Selain kasus Riad, fitur autopilot yang terdapat pada mobil listrik tersebut juga pernah menyebabkan kecelakaan hingga memakan korban jiwa.

Kecelakaan serupa pertama kali terjadi pada tahun 2016 lalu pada Tesla Model S keluaran tahun 2015.

Kendaraan yang sedang menjalankan fitur autopilot dikendarai Joshua Brown tersebut menabrak sebuah truk trailer.

https://tekno.kompas.com/read/2022/05/27/14020097/sopir-mobil-tesla-yang-tewaskan-2-orang-karena-mode-autopilot-dituntut-pasal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke