Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Facebook Bakal Rombak Tampilan Demi Saingi TikTok

Kabarnya, Facebook akan merombak tampilan di platform mereka agar mirip dengan TikTok. Strategi itu diungkap oleh Head of Facebook App Tom Alison dalam sebuah memo, sebagaimana laporan The Verge.

Strategi pertama yang akan menjadi fokus Facebook adalah mengubah platform menjadi "Discovery Engine", di mana pengguna akan dijejali rekomendasi konten dari akun atau kreator yang "tidak terkait" dengan mereka atau belum mereka ikuti.

Nantinya, rekomendasi utama dari konten yang disuguhkan, baik Facebook Reels, unggahan, foto, dan sebagainya, akan hadir dari akun-akun yang tidak terhubung dengan pengguna.

Pengguna akan menerima dan melihat konten yang lebih banyak dari akun-akun asing secara acak dan melihat lebih sedikit unggahan dari kerabat atau saudara mereka.

Kira-kira, "Discover Engine" ini bakal mirip fitur "For You" alias FYP di TikTok. Sebetulnya, strategi tersebut telah diaplikasikan terlebih dahulu di Instagram Reels saat ini.

Seperti yang diketahui, Instagram Reels seringkali menyuguhkan konten-konten dari akun acak yang bisa jadi tidak terkait dengan pengguna.

Jumlah unggahan dari akun acak terpantau jauh lebih banyak dibandingkan unggahan dari akun yang diikuti pengguna. Hal ini dikarenakan Reels juga mengadopsi sistem yang diimplementasikan Tiktok.

Berbagai alasan juga dijelaskan Alison terkait pertimbangan dan keputusan dari perusahaannya yang ingin merombak tampilan Facebook agar "mirip" Tiktok.

Ketika ingin bersaing dengan TikTok, Facebook perlu melakukan perubahan dengan meniru pengalaman unik dan menarik yang disajikan TikTok.

Untuk dapat meniru tampilan aplikasi kompetitornya, laman "News", yang sempat menjadi salah satu fitur yang diungguli Faceboook, harus dihilangkan.

Hal ini dikarenakan kehadiran dari aplikasi TikTok mampu melampaui popularitas dari Facebook dan menunjukkan pertumbuhan yang cukup pesat melalui konten acak yang disajikan.

Seperti yang diketahui, pengguna TikTok menggulirkan layarnya ke atas dan ke bawah untuk menonton video-video singkat yang diunggah, tanpa ada kewajiban mengeklik tombol "follow" dari pemilik konten tersebut.

Ditambah, TikTok juga menyamakan kedudukan seluruh pengguna setara setara. Sehingga setiap pengguna dapat menjadi viral dalam semalaman tanpa harus memiliki banyak pengikut (followers).

Lain halnya dengan Facebook, ketika pengguna ingin melihat konten yang diunggah teman/kerabat/orang lain, pengguna ada kewajiban untuk mengeklik "follow page" atau mengirimkan permintaan pertemanan kepada akun tersebut.

Melihat hal ini, Facebook menilai pengalaman yang disuguhkan TikTok menarik dan unik sehingga membuat Facebook sendiri ingin meniru dan mengadaptasi sistem dari kompetitornya.

Facebook dan Messenger kembali gabung

Selain fokus pada Discover Engine, Facebook juga berenca kembali menggabungkan aplikasi Messenger ke platform utama. Sejak tahun 2014, Mesengger pisah dari Facebook sehingga terpecah menjadi dua aplikasi yang berbeda.

Kembalinya Messenger ke Facebook memungkinkan pengguna berbagi konten dari "Discovery Engine" melalui aplikasi Messenger.

Cara ini juga mengadaptasi sistem yang digunakan TikTok, yakni fitur mengirim dan menerima pesan untuk berbagi konten dari laman "For You".

Lalu diikuti oleh unggahan yang direkomendasikan sistem "Discovery Engine" yang berasal dari Facebook maupun Instagram. Seperti TikTok, komposisi konten yang ditampilkan akan lebih banyak menampilkan video, demi memberikan pengalaman visual.

Akan ada elemen menu yang memudahkan pengguna mengirim atau membagikan sebuah postingan ke teman atau kerabat secara langsung.

Kemudian, menu Messenger akan terletak di sisi kanan atas halaman muka, setelah kembali diintegrasi ke Facebook.

Masih belum diketahui berapa waktu yang diperlukan Facebook untuk melakukan perubahan yang cukup besar ini. Alison juga belum memberikan perkiraan, kapan desain baru ini bakal diluncurkan.

https://tekno.kompas.com/read/2022/06/19/08000007/facebook-bakal-rombak-tampilan-demi-saingi-tiktok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke