Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketika YouTube Labeli Video Horor “Aman untuk Anak”...

Kini, kasus serupa kembali terjadi di mana YouTube melabeli video horor sebagai konten “For Kids”, yang berarti konten tersebut layak untuk anak-anak.

Kris Straub, kreator konten horor di YouTube memiliki channel “Locak 58 TV” dengan jumlah pelanggan (subscriptions) 528.000 akun, mengunggah video menggunakan judul “Local 58 TV - Show For Children” dan oleh bot YouTube diberi label “For Kids”.

Video berdurasi 3 menit 11 detik tersebut memang tidak menampilkan kekerasan, tetapi penggunaan musik latar yang seram, warna video berwarna hitam putih, karakter utamanya adalah tengkorak, dan menggunakan latar di pemakaman, video ini memang tidak diperuntukkan untuk anak-anak.

Ditambah ada gambar pendukung lainnya seperti tengkorak dari orang sudah meninggal tergeletak di dalam tanah, gambar tulang belulang yang berbicara sendiri, dan nuansa depresi untuk menambah kesan horor dari video tersebut.

Mulanya, Kris mendapat notifikasi dari YouTube saat melakukan pengecekan konten videonya. Lalu, ditemukan kalau bot YouTube memberi label videonya sebagai “Made for kids (set by YouTube)”, yang artinya “Untuk anak-anak (diatur oleh YouTube)” secara sepihak.

Kemudian, pada bagian pembatasan usia penonton, bot YouTube turut memblokir pengaturan tersebut dengan memberi keterangan kalau konten tersebut dinonaktifkan karena video tersebut sudah jelas dibuat untuk anak-anak.

Padahal, sebelum mengunggah konten, Kris sudah mengatur pembatasan usia penonton, yaitu hanya penonton di atas 18 tahun yang boleh menonton, dan menambahkan tulisan pada deskripsi video bahwa konten ini tidak ditujukan untuk anak-anak.

Menanggapi hal tersebut, Kris langsung mengirim permintaan kepada YouTube untuk segera menghilangkan label tersebut.

Laporan ini ia publikasikan melalui cuitan di Twitter dengan handle @krisstraub. Dengan nada sinis, Kris sampaikan selamat kepada YouTube karena telah memberi label “For Kids” untuk konten horornya.

"Saya juga sudah mengatur usia di atas 18 tahun, tetapi YouTube secara sepihak menentukan bahwa (video) ini dibuat untuk anak? Bagaimana hal ini bisa terjadi?,” lanjut dia.

Dugaan kesalahan YouTube

Selama ini, YouTube hanya menggunakan sistem bot untuk melakukan filterisasi konten, tanpa melihat apa isi konten video tersebut. Seperti kasus Kris, YouTube hanya menangkap kalimat “Show For Children” dan langsung menganggap bahwa konten tersebut diperuntukkan oleh anak-anak.

Tidak hanya itu, kasus serupa lainnya juga kerap terjadi. Terdapat kreator yang memang ingin menunjukkan konten yang tidak cocok untuk anak-anak, tetapi membalutnya dengan thumbnail gambar kartun, dan memakai judul menggunakan nama karakter, seperti Mickey Mouse, Spiderman, Superman, dan sebagainya.

YouTube, dalam hal ini, hanya menangkap penulisan judul dan penggunaan thumbnail kartun yang digunakan kreator, sehingga video “sesat” tersebut dapat dengan mudahnya lolos dari pengawasan sistem.

Padahal, jika menonton keseluruhan konten, ada banyak hal-hal yang tidak seharusnya dilihat oleh anak-anak, seperti kartun yang melakukan kekerasan, hubungan seksual, pembunuhan, dan sebagainya.

Bukan yang pertama

Pada dasarnya, label “For Kids” digunakan Google untuk menandai video serupa agar dapat dimasukkannya ke dalam aplikasi YouTube Kids. Aplikasi YouTube versi anak ini adalah aplikasi yang terpisah dengan YouTube dan memiliki tampilan antar muka yang juga berbeda.

Di dalam YouTube Kids, konten video yang ditampilkan adalah konten video dengan label “aman untuk anak-anak” sehingga tidak akan ditemukan konten dewasa, horor, pembunuhan, dan sebagainya.

Label ini juga dimaksudkan sebagai bentuk untuk mematuhi Undang-Undang Perlindungan Privasi Online Anak di AS (COPPA). Oleh karena itu, biasanya konten video di aplikasi YouTube Kids juga akan mematikan kolom komentar.

Namun, kasus serupa tetap saja terjadi. Contoh konkretnya adalah video di YouTube Kids, kini sudah dihilangkan oleh sistem, yang berdurasi 4 menit 45 detik, menyisipkan cuplikan lain tentang seorang laki-laki yang mengajarkan anak-anak untuk bunuh diri menggunakan pisau di pergelangan tangan.

Mantan presiden American Psychological Association Nadine Kaslow menyatakan bahwa upaya YouTube menghilangkan atau menghapus konten video saja tidak cukup.

“Untuk anak-anak yang terpapar, merka sudah terpapar. Pelu ada pesan (lebih lanjut), (apa yang menjadi penyebab) kalau ini tidak baik,” ujar Nadine, dikutip KompasTekno dari Ars Technica, Kamis (7/7/2022).

Mengingat, kasus bunuh diri paling banyak terjadi di kalangan usia 10 hingga 24 tahun, seperti yang dilaporkan Centers for Disease Control and Prevention.

Oleh karena itu, hal ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi YouTube untuk lebih waspada terhadap konten-konten serupa.

https://tekno.kompas.com/read/2022/07/07/15450007/ketika-youtube-labeli-video-horor-aman-untuk-anak--

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke