Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Suara Hati Warganet yang Geram karena Steam dan Epic Games Diblokir Kominfo

Pasalnya, platform distribusi game populer Epic Games dan Steam resmi diblokir oleh pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika, mulai hari ini.

Pemblokiran ini merupakan sanksi administratif karena keduanya belum melakukan pendaftaran Penyelenggara Sistem Elektrobik (PSE) Lingkup Privat.

Karena diblokir, gamer di Tanah Air tidak bisa lagi mengakses platform di atas untuk menemukan informasi, mengunduh, membeli, dan memainkan game favoritnya lewat URL epicgames.com (Epic Games) dan steampowered.com (Steam), termasuk via aplikasi keduanya.

Suara netizen terkait pemblokiran Steam dan Epic Games

Pantauan KompasTekno sejak Sabtu pagi, para gamer mengeluhkan tidak bisa memainkan game di platform Steam dan Epic Games. Mereka juga mengeluhkan mendapati pesan error Invalid SSL Certificate dan Connecttion Error saat membuka Steam dan Epic Games.

Hal ini pun mengundang kesedihan, kemarahan, dan protes dari warganet Indonesia. Mereka meluapkannya melalui rangkaian twit di Twitter.

Misalnya, seperti pengguna Twitter dengan handle @firzieidris. Ia mengaku menjadi seorang gamer yang hampir setiap hari mengakses Steam dan platform lainnya.

"Pemblokiran ini hits hard sih (berdampak banget). Game jd jalan keluar gw dari rutinitas dan stress of everyday life. Ironis yang dikejar-kejar yg kaya gini sementara keamanan data pribadi kita masih ga ada jaminan," twit dia.

Warganet lain pemilik handle @rrraaihan juga mengaku "murka" dengan pemblokiran ini. Sebab menurut dia, banyak kenalannya yang mengandalkan platform Steam dan Epic Games untuk bekerja.

Warganet juga protes mengapa platform resmi Epic Games dan Steam malah diblokir. Padahal, situs judi hingga togel online masih bertebaran di internet.

Disebut bakal mendorong game bajakan

Selama ini, platform macam Steam dan Epic Games diandalkan gamer untuk mengunduh dan membeli game online favorit mereka secara resmi.

Nah, dengan pemblokiran ini, warganet juga berpendapat bahwa pemblokiran Steam dan Epic Games ini juga cenderung mendorong gamer untuk mengunduh game bajakan. Pendapat ini salah satunya diutarakan oleh @dexglenniza.

Terbukti, sejumlah warganet mengaku tak tahu apa yang harus dilakukannya pasca Steam dan Epic Games diblokir Kominfo per Sabtu 30 Juli 2022 karena belum terdaftar PSE.

Misalnya, seperti yang dirasakan oleh pengguna Twitter @fauzandy187. Ia mengaku, di akhir pekan ini, dirinya menjadi "planga-plongo" (menggambarkan suatu keadaan seseorang yang bingung mau melakukan apa) karena Steam diblokir.

"Pas weekend Steam malah diblokir :))))))))))," twit @simetraaaaaa

"Steam, Epic Games, BattleNet, kenapa diblokir (emot menangis) @kemkominfo," kicau @yusvandika.

Hashtag #BlokirKominfo Trending Topic Dunia

Tak hanya itu, warganet lain juga mengekspresikan protes, dan kemarahannya di Twitter karena Steam dan Epic Games diblokir. Beberapa protes disampaikan dengan kalimat kasar hingga dibubuhi hashtag #BlokirKominfo.

Misalnya, pengguna Twitter dengan handle @Vertgod420 berkicau, "pemblokiran ini tidak menyelamatkan Indonesia, namun justru mengacaukannya", lengkap dengan hashtag #BlokirKominfo.

Pengguna Twitter dengan handle @rakata07 bahkan berpendapat bahwa pemblokiran ini merupakan "pelanggaran hak asasi manusia berskala negara".

Tak sedikit warganet yang menilai keputusan pemblokiran ini sebagai hal "konyol" dan menggaungkan untuk merombak bahkan membubarkan Kementerian Kominfo.

Hingga Sabtu (30/7/2022) pukul 14.00 WIB, hashtag #BlokirKominfo masih nangkring di daftar Trending Topic dunia dengan lebih dari 63.000 twit.

Berikut sejumlah twit pilihan yang menyuarakan kegelisahan, kegeraman, dan fakta-fakta seputar pemblokiran platform game oleh Kominfo dengan nada serius, canda, hingga sarkasme.

https://tekno.kompas.com/read/2022/07/30/15115397/suara-hati-warganet-yang-geram-karena-steam-dan-epic-games-diblokir-kominfo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke