Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saat Pendiri Twitter Mengungkap Penyesalan Terbesarnya...

Penyesalan itu ia lontarkan dalam kicauan balasan untuk pengguna lain yang bertanya padanya. Pengguna dengan handle @ruudii2 bertanya kepada Dorsey apa tujuannya membuat Twitter dan apakah Twitter sudah seperti yang ia inginkan.

Dorsey melalui akun Twitter pribadinya dengan handle @Jack lantas menjawab bahwa ia menyesal menjadikan Twitter sebagai sebuah perusahaan.

"Masalah terbesar dan penyesalan terbesar saya adalah menjadikannya (Twitter) sebuah perusahaan," tulis Dorsey.

Yang dimaksud protokol adalah bahwa Twitter menjadi semacam patokan yang tidak dikelola oleh satu entitas.

Praktik ini seperti e-mail yang dapat digunakan siapa saja, terlepas dari penyedia layanan emailnya yang berbeda, sehingga siapa pun dapat berkomunikasi satu sama lain menggunakan e-mail.

Saat ini sendiri Twitter masih bergelut dengan kesepakatan akuisisi bersama CEO SpaceX, Elon Musk. Pria terkaya di dunia itu awalnya berencana mengakuisisi Twitter senilai 44 miliar dollar AS atau setara Rp 651 triliun.

Bila akuisisi itu dirampungkan sesuai kesepakatan, maka Jack Dorsey akan menerima komisi 978 juta dollar AS (Rp 14,4 triliun), sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Reuters, Sabtu (27/8/2022).

Saat ia hengkang dari Twitter

Setelah 16 tahun berkecimpung di perusahaan, Jack Dorsey resmi hengkang dari kursi dewan direksi Twitter per Rabu (25/5/2022). Pengunduran diri Dorsey bertepatan dengan diadakannya pertemuan bersama jajaran pemegang saham perusahaan.

Keputusan ini sebenarnya sudah direncanakan Dorsey sejak ia melepas jabatannya sebagai CEO Twitter pada November 2021.

Dorsey mengaku saat itu ia berencana terus menjadi bagian dari dewan Twitter, hingga sesi rapat pemegang saham dilangsungkan.

Setelah meninggalkan Twitter, pria berusia 45 tahun itu mengaku ingin memusatkan fokusnya dalam mengembangkan Block, sebuah platform keuangan yang sebelumnya juga dikenal dengan nama Square.

Dorsey bahkan menolak untuk kembali menjabat sebagai CEO Twitter, terutama setelah terjadinya upaya akuisisi oleh Elon Musk.

"Setelah hampir 16 tahun memegang peran di perusahaan kami, saya memutuskan bahwa sekarang adalah saatnya bagi saya untuk pergi. Saya telah memutuskan untuk meninggalkan Twitter karena saya percaya perusahaan siap untuk bergerak maju dari para pendirinya," ujar Dorsey.

https://tekno.kompas.com/read/2022/08/27/10150077/saat-pendiri-twitter-mengungkap-penyesalan-terbesarnya-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke