Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Begini Cara Mengenalkan Smartphone pada Anak Usia Dini Menurut Psikolog

Tidak sedikit orangtua yang sudah memberi gadget kepada anak balita. Alasannya bermacam-macam, salah satunya adalah agar anak tidak rewel.

Praktik ini juga membuat anak terbiasa "berteman" atau terpapar dengan gadget. Lantas apakah praktik ini dapat dibenarkan secara psikologis? Bagaimana idealnya pengenalan gadget bagi anak?

Tahapan mengenalkan gadget pada anak

Menurut Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, Ayoe Sutomo, anak di bawah dua tahun sebenarnya belum direkomendasikan untuk terpapar oleh gadget, baik ponsel, tablet, laptop, televisi dan sebagainya.

Pasalnya, anak pada usia tersebut perlu stimulus terkait aspek sensori dengan aktivitas fisik.

Bila anak di bawah dua tahun sudah terpapar oleh gadget, Ayoe berkata akan ada banyak simulasi yang terlewat dan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

"Di tahapan usia di bawah 2 tahun itu adalah waktunya kita menstimulasi tumbuh kembang anak dengan mematangkan atau membuat lebih kuat, lebih ajeg, terkait aspek sensori yang bisa disimulasi dengan kegiatan yang sifatnya aktivitas fisik," kata Ayoe kepada KompasTekno.

"Kalau anak terpapar gadget pada usia tersebut, maka akan ada banyak simulasi yang pada akhirnya terlewat, sehingga dikhwatirkan secara sensori tidak matang, sehingga berpengaruh ke tahapan tumbuh kembang selanjutnya," lanjut Ayoe.

Adapun tahapan pengenalan gadget ke anak menurut Psikolog klinis dari Yayasan Cintai Diri Indonesia (Love Yourself Indonesia), Alif Aulia Masfufah, bisa diterapkan pada anak-anak usia balita. Namun hanya sebatas perkenalan, bukan diberikan gadget sepenuhnya.

Misalnya dengan mengenalkan perangkat ponsel yang dilengkapi aplikasi YouTube, dan bisa membantu anak belajar banyak hal.

"Bukan dia nggak boleh pegang gadget sama sekali, bukan nggak boleh kenal ada teknologi sama sekali. Cuma diperkenalkan, (misalnya) 'ini ada gadget. Di situ ada YouTube. Di YouTube itu adek bisa kenal warna'," kata Aulia mencontohkan.

Selama belajar dari konten yang dimuat dari gadget tersebut, Aulia berkata, anak juga harus dibimbing. Persentase pengenalan gadget ke anak sendiri hanya 10 persen.

Selebihnya (90 persen), menurut Aulia anak harus banyak berinteraksi dengan hal-hal nyata di sekitarnya. Misalnya dengan bermain bersama anggota keluarga, bermain di playground dan sebagainya.

Namun, Aulia berpesan agar pengenalan gadget tidak menjadi kebiasaan bagi anak. Misalnya dengan tidak memakai gadget di waktu makan, atau menjelang tidur, sehingga mengganggu fokus anak untuk aktivitas tersebut.

Alih-alih pada waktu tersebut, pengenalan gadget bisa dilakukan pada jam bermain anak.

"Ini biasanya polanya bisa jadi addict. Karena kan makan, mandi, tidur itu kan anak balita lakukan lebih dari satu kali dalam sehari," lanjut dia.

Selain tahapannya, durasi penggunaan gadget bagi anak juga perlu diatur oleh orang tua. Pengaturan waktunya sendiri cukup berbeda, menyesuaikan usia anak, mulai dari di bawah dua tahun, dua tahun ke atas sampai lima tahun dan 6 tahun ke atas.

4 tahap mengenalkan gadget pada anak

Mengenalkan gadget ke anak dengan cara yang baik memang bukan perkara yang mudah. Sebagai berbagai kemudahan yang ditawarkan gadget membuat betah pengguna, tak hanya bagi anak-anak melainkan semua kalangan.

Untuk meminimalisasi dampak yang tidak diinginkan, khususnya bagi anak yang sudah lebih paham akan teknologi, atau anak yang sudah diberikan kebebasan penggunaan gadget, tips berikut mungkin bisa membantu.

1. Gunakan gadget yang tepat

Berbagai gadget dirancang dengan akses ke internet tanpa batas. Bila tak dibatasi, anak bia mengakses berbagai informasi atau konten berbahaya atau konten yang tidak layak untuknya.

Akan tetapi, beberapa perangkat seperti smartphone atau tablet juga menyediakan mode anak, sehingga bisa membatasi mereka pada konten yang mungkin tidak sesuai dengan usianya.

Untuk itu, bagi para orang tua, baiknya mempertimbangkan pemilihan perangkat khusus anak seperti smartwatch dan lainnya, atau perangkat yang memiliki mode anak.

Dengan demikian, anak tetap dapat belajar cara mengoperasikan perangkat teknologi, namun tetap aman dari risiko kebebasan ankses internet.

2. Komunikasi terbuka dengan anak

Dihimpun KompasTekno dari TechReport, komunikasi merupakan bagian penting dalam mengintegrasikan teknologi dalam kehidupan anak.

Bila Anda sebagai orangtua memberikan gadget kepada anak, penting untuk mengetahui aktivitas apa yang mereka gunakan pada perangkat tersebut.

Pasalnya, penggunaan gadget yang tidak diawasi bisa berisiko pada anak yang mungkin berkomunikasi dengan orang asing, terlibat perundungan di dunia digital (cyberbullying), mengakses konten dewasa dan lainnya.

Misalnya bahwa gadget bisa membantu mereka berkomunikasi dengan lebih baik, menghemat waktu, meningkatkan efisiensi dan membuatnya nyaman. Selain itu, diskusikan pula soal ketergantungan pada gadget, privasi, sifat malas, kesehatan dan dampak lainnya.

Dengan cara ini, orang tua turut melibatkan anak dalam hal pengendalian gadget atau perangkat teknologi yang mereka gunakan.

3. Pakai filter dan password

Selain perangkat seperti smartphone dan tablet, berbagai layanan digital seperti platform streaming video juga menyediakan mode khusus anak. Meski demikian, terkadang konten anak-anak pun disusupi oleh muatan yang kurang pantas seperti kekerasan.

Guna mengatasinya, orangtua bisa menerapkan filter yang disediakan pada aplikasi terkait, untuk membatasi konten yang bisa tampil saat diakses oleh anak-anak.

Orangtua juga perlu mempertimbangkan penggunaan kata sandi atau password pada perangkat pribadinya, misalnya pada smartphone atau komputer/laptop kerja.

Dengan demikian, anak bisa terhindar dari risiko akses atau konten berbahaya karena perangkat yang orang tua gunakan tidak dibatasi dengan mode anak.

4. Tetapkan batasan

Batasan di sini terkait dengan waktu layar atau screen time pada aplikasi maupun perangkat yang digunakan anak-anak. Batasan ini biasanya tersedia pada menu pengaturan di setiap perangkat atau aplikasi.

Ketika batasnya berakhir, maka akan muncul notifikasi yang mengingatkan pengguna bahwa ia sudah mencapai waktu akhir yang ditetapkan.

https://tekno.kompas.com/read/2022/09/19/10150087/begini-cara-mengenalkan-smartphone-pada-anak-usia-dini-menurut-psikolog

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke