Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

FMC, Kolaborasi Multijaringan Pendongkrak Pendapatan

Tidak heran jika orang lebih bisa bertoleransi ketika listrik ‘byarpet’ atau air mampet, namun saat ponsel pintarnya tidak memperoleh jaringan, mereka pun senewen. Bahkan ponsel hilang lebih dianggap sebagai ‘musibah’, ketimbang dompet yang ngumpet.

Di rumah-rumah, jaringan internet mendadak menjadi vital. Malah secara tidak sadar pengeluaran untuk telekomunikasi bisa lebih besar daripada pemakaian air atau iuran sampah RT.

Uniknya, masyarakat terutama kelas menengah ke atas tidak ngomel yang bertolak belakang dengan saat harga BBM naik, tarif listrik mendaki, atau iuran pengelolaan lingkungan (IPL) bertambah.

Jenis akses internet ikut memprovokasi orang untuk tidak banyak bicara dan satu rumah tangga saat ini, paling tidak menikmati layanan televisi berlangganan atau streaming video/film, gim atau permainan, streaming musik, konferensi jarak jauh atau video call, layanan berita dan informasi, akses ke layanan pendidikan dan pekerjaan, browsing maupun belanja melalui e-commerce. Pastinya update media sosial (baik sebagai penikmat maupun pembuat konten) tak pernah terlewatkan.

Belakangan bertambah lagi dengan hadirnya layanan CCTV untuk keamanan yang pasarnya tumbuh amat signifikan yang sejak tahun 2018, rata-rata penjualan perangkat CCTV mencapai 20 persen per tahun. Padahal perangkat ini membutuhkan koneksi internet selain guna melakukan pemantauan sewaktu (real time) juga penyimpanan data via cloud.

Hal serupa terjadi di sektor korporasi, kompleksitas proses bisnis di sebuah perusahaan sama meningkatnya dengan layanan internet rumahan. Terutama di sisi produksi maupun layanan pelanggan.

Soal kenyamanan

Kompleksitas integrasi menggunakan jaringan telekomunikasi yang tidak cukup hanya mengandalkan seluler. Semakin kompleks unit-unit yang terintegrasi semakin membutuhkan kolaborasi antara jaringan tetap dan mobile broadband. Di sisi lain, bila setiap unit layanan diakomodasi masing-masing jaringan, selain tidak efektif, berbiaya besar, juga tidak menyenangkan bagi konsumen, karenanya napas yang digulirkan operator justru berbasis pada kebutuhan pelanggan.

Konsep pneggabungan antara fixed dan mobile broadband itulah yang diusung Fixed Mobile Convergence (FMC). Teknologi FMC memungkinkan sebuah layanan komunikasi yang selalu menyala bagi pelanggan yang melakukan aktivitas bergerak maupun tetap (di rumah maupun di tempat kerja).

FMC bukan konsep yang sama sekali baru. FMC hadir karena keterbatasan dari sisi cakupan atau jangkauan layanan operator dan banyak perusahaan yang mengadopsinya dalam sistem mereka, terutama dalam menjalankan proses bisnis yang butuh interaksi terus-menerus dan intensif. Bahkan juga dipakai untuk relasi kepada konsumennya.

Mudahnya, ketika pelanggan membutuhkan layanan sewaktu-waktu, perusahaan dengan cepat, real time maupun on time dapat membantu persoalan mereka. Perusahaan dapat menangani di mana pun karena tersambung melalui teknologi FMC. Dengan demikian tidak perlu menunda waktu yang bisa berakibat pada kredibilitas.

Secara umum, keuntungan penggunaan FMC adalah soal kenyamanan. Dengan teknologi FMC, seseorang cukup memiliki satu nomor yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, yang jika tidak ingin ribet, bisa dioptimalkan untuk keperluan kantor maupun rumah.

Harapan pelanggan baik korporasi maupun ritel yang menginginkan seluruh kebutuhan telekomunikasi dan internetnya terintegrasi, turut memicu FMC. Bagi operator seluler, FMC menjadi upaya optimalisasi, paling tidak dua jaringan yang mereka kelola.

Tidak hanya dua entitas, FMC juga dapat menumbuhkan peran bisnis lainnya. Sebut saja penyedia jaringan inti, penyedia peralatan, penyedia software yang selama ini identik dengan startup dan UMKM, hingga penyedia layanan pengantaran.

Konvergensi

Pasar pengguna FMC, menurut laporan Fact.MR cukup menggiurkan karena tingkat pertumbuhan per tahun selama 10 tahun dari 2021 sebesar 15 persen. Lembaga riset yang bermarkas di Dublin, Irlandia ini memroyeksikan nilainya di 2031 mencapai 15 miliar dolar AS.

Di sektor korporasi, keuntungan penggunaan FMC di antaranya fleksibilitas yang tinggi, terutama bagi karyawan yang bisa bekerja di mana saja sekaligus meningkatkan produktivitas. Dari sisi biaya, perusahaan pengguna dapat memanfaatkan seluruh fasilitas yang tersedia sekaligus mengoptimalkan biaya telekomunikasi.

Mereka cukup melakukan investasi terukur untuk perangkat sembari menggunakan biaya berlangganan yang sama seperti sebelumnya. Terlebih, hal ini membantu jika pengusaha kerap melakukan telekomunikasi internasional, tanpa membuat biaya membengkak (fixed mobile roaming).

Di sektor retail, FMC menyiapkan berbagai layanan konvergensi. Sebut saja IPTV yang belakangan mengalihkan televisi konvensional ke berbagai layanan video dan film sesuai kebutuhan (VOD, video on demand). Menonton Piala Dunia 2022 di Qatar nanti bisa dilakukan di ponsel atau aplikasi streaming live, .tidak lagi bergantung pada perangkat televisi tetapi juga tablet atau ponsel pintar.

Konsumen rumah tangga dapat menyimpan playlist lagu favorit dari aplikasi streaming musik. Kemudian diputar melalui berbagai jenis gadget di rumah, juga konsol game.

Konvergensi mobile broadband dan fixed menjadi salah satu solusi bagi operator. Semua lebih efektif karena mengintegrasikan antara jaringan yang sudah ada, berbagai perangkat, juga layanan yang semakin beragam yang pada ujungnya berimbas ke komponen tarif yang efisien.
FMC berpotensi mengurangi churn (perpindahan) pelanggan, meningkatkan kesetiaan pelanggan berkat layanan yang di-bundling dengan keberagaman pilihan.

Di sisi penyediaan jaringan, Operator dapat mengintegrasikan seluruh jaringan yang ada dan mengoptimalkan pemeliharaan.

Masih banyak kemungkinan munculnya layanan-layanan baru yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. *

https://tekno.kompas.com/read/2022/09/26/13450067/fmc-kolaborasi-multijaringan-pendongkrak-pendapatan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke