Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kesepian dan Tidak Bisa Nonton Tinju, Cerita Mereka yang Tak Bisa Nonton TV Lagi Pagi Ini

Masyarakat yang tinggal di wilayah Jabodetabek pun sudah tidak bisa lagi menyaksikan siaran TV analog. Mereka yang tidak memiliki TV digital di rumahnya, bisa menggunakan perangkat set-top-box (STB) tambahan untuk menangkap siaran TV digital.

Namun demikian, masih ada juga masyarakat di Jabodetabek yang masih menggunakan TV analog, dan belum membeli STB, sehingga pada Kamis (3/11/2022) pagi ini tidak bisa lagi menangkap siaran TV digital.

Banyak keluhan dari mereka yang tidak bisa lagi menonton TV hari ini. Ada pula yang sudah mengetahui soal migrasi TV analog ke digital, namun belum membeli STB atau beralih ke TV digital, sehingga pasrah saja saat siaran TV analog dihentikan malam tadi.

Seperti yang dialami Rosmawati warga Gunung Putri, pagi ini saat menyalakan televisi di ruang tamunya, ia mengaku sudah tidak mendapat sinyal dari sejumlah TV swasta.

"Tadi (pagi) udah nyalain, pagi ini Indosiar SCTV udah mati, MNC masih hidup, Trans7 Trans TV nggak ada," katanya.

Ia pun mengaku kesepian karena tidak bisa lagi menonton TV pagi-pagi.

"Ya gimana, biasanya nyalain TV (sekarang tidak bisa), ya ngerasa kesepian, soalnya buat hiburan," kata Rosmawati dihubungi KompasTekno.

Sementara Pak Uto warga Tangerang, mengaku sedih karena tidak bisa lagi nonton acara tinju di salah satu stasiun TV swasta.

"Sedih, ga bisa nonton tinju di TVOne, tapi hari ini untungnya masih ada MNCTV, RCTI, GTV yang masih bisa (ditangkap dengan antena analog), cucu masih bisa nonton Upin-Ipin jadinya," kata Uto.

Pak Uto pun mengaku terpaksa akan membeli unit STB, agar bisa menangkap siaran TV digital, sehingga bisa menonton pertandingan tinju lagi.

"Mau gak mau beli (STB), biar bisa nonton TV," katanya.

Di tempat lain di Tambora, Yuni seorang karyawati swasta mengaku baru tahu penghentian siaran TV analog tadi malam. Ia mendapat kabar dari anaknya di Jawa Tengah yang mengabari kalau sudah tidak bisa menonton TV analog lagi.

"Harus pake set top box gitu kan ya? Taunya juga dari anak saya yang di kampung, terus saya cek semalam mastiin, bener aja ga bisa dibuka, cuman beberapa masih ada sih satu doang, GTV deh. Cuman itu aja," katanya.

Sementara Pak Untung yang bekerja sebagai satpam dan tinggal di Cengkareng, juga mengaku tidak bisa lagi menonton TV analog pagi ini. Ia pun bimbang apakah mesti beli TV baru lagi (digital).

Sebab TV-nya yang sekarang masih tergolong baru dan bagus. Untung mengaku tidak tahu soal program STB gratis yang dibagikan pemerintah.

"Di siaran semalam, katanya bisa beli di online/toko, berarti kan ga ada kata gratis," kata Untung.

Kini Untung mau tak mau harus membeli STB agar istrinya bisa menonton sinetron di TV swasta.

Di wilayah Pondok Gede, Burhan yang seorang Ketua RT di wilayahnya mengatakan sebagian warganya sudah tahu soal penghentian siaran TV analog dan memiliki STB, namun belum tahu cara memakainya.

"Ada juga beberapa yang memang belum beli dan kaget semalam ternyata udah mati," kata Burhan.

Secara keseluruhan, mayoritas dari mereka sudah mengetahui soal migrasi TV analog ke digital, namun tidak tahu kapan siaran TV analog akan resmi dihentikan. Selain itu, informasi soal STB gratis juga tidak sampai ke warga.

Mereka yang belum membeli STB, kini mau tak mau harus segera membeli perangkat penangkap sinyal TV digital itu, agar bisa menonton siaran TV kembali. Alternatifnya, mereka bisa membeli TV baru yang sudah bisa menangkap siaran TV digital, namun cara ini dianggap terlalu mahal.

https://tekno.kompas.com/read/2022/11/03/11593017/kesepian-dan-tidak-bisa-nonton-tinju-cerita-mereka-yang-tak-bisa-nonton-tv-lagi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke