Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Warga Mengaku Belum Mampu Beli STB TV Digital

KOMPAS.com - Pemerintah, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Komino) resmi menyuntik mati sinyal TV analog (Analog Switch Off/ASO) pada Rabu (2/11/2022) tengah malam tadi.

Artinya, mulai Kamis (3/11/2022) dini hari tadi masyarakat di Jabodetabek sudah tidak bisa menyaksikan siaran TV analog dan wajib beralih ke TV digital.

Adapun sinyal TV digital hanya bisa ditangkap melalui perangkat set top box (STB) atau TV yang mendukung sinyal TV digital.

Berdasarkan penelusuran KompasTekno, masih ada sejumlah warga Jabodetabek yang belum memiliki STB per Kamis pagi ini.

Sebagian besar dari mereka mengaku bahwa mereka tidak memiliki STB karena belum punya uang tambahan untuk membeli perangkat penangkap sinyal TV digital itu.

"Saya belum punya STB, tidak dapat juga yang gratis. Mungkin nanti beli, tapi nunggu ada uang dulu," ujar warga asal Kota Bekasi yang bernama Iqbal.

"Tidak ada di sini dapat STB gratis, jadi saya harus beli STB. Tapi, sekarang beli ada rejekinya," imbuh warga lain asal Jakarta Timur yang bernama Irfan.

Hal serupa disampaikan seorang ibu asal Jakarta Timur lainnya yang bernama Puji. Ia mengaku tidak ikhlas membeli STB, lantaran harganya yang mencapai angka ratusan ribu rupiah.

"Saya keberatan kalau harus beli STB, karena itu biaya (rumah tangga) lagi. Kalau beli STB online saja Rp 155.000 ribu, lalu di dekat rumah ada yang jual Rp 250.000. Kalau beli yang murah (Rp 155.000), itu tidak enak karena lama harus tunggu sekitar dua minggu," kata Puji.

Senada dengan Puji, ibu lainnya asal Tangerang, yaitu Rosmawati juga mengaku ia tidak memiliki STB karena keterbatasan dana. Namun, ia mengatakan bahwa ia mungkin akan membeli perangkat tersebut di masa depan.

"Lihat saja nanti mungkin saya akan membeli STB, tetapi sekarang belum ada uangnya. Mau bagaimana lagi, kita harus beli STB karena kalau tidak, kita tidak bisa menonton TV," ucap Rosmawati.

Karena tidak memiliki STB, baik Rosmawati, Puji, Iqbal, dan Irfan otomatis tidak bisa menikmati siaran TV digital, dan TV mereka saat ini hanya menampilkan gambar "semut" saja.

Namun, beberapa dari mereka mengaku masih mendapatkan siaran TV analog dari beberapa stasiun televisi seperti RCTI, MNC TV, GTV, iNews, hingga ANTV.

Hal ini terbilang wajar lantaran menurut laporan tim Posko Pemantauan Pengentian Siaran Analog, pada hari pertama ASO Jabodetabek memang masih ada 5 dari 25 dari stasiun TV yang masih "on", yaitu empat stasiun TV milik Grup MNC dan ANTV.

Seperti diwartakan sebelumnya, siaran TV di wilayah Jabodetabek resmi dimatikan pada Rabu tengah malam tadi.

Dengan dimatikannya siaran TV analog, pengguna yang tak memiliki STB atau TV yang mendukung siaran digital tak bisa lagi menonton siaran TV "reguler" yang biasa mengandalkan sinyal TV analog.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Johnny Plate mengatakan bahwa dengan beralihnya dari siaran analog ke siaran digital, diharapkan akan muncul konten-konten yang lebih berkualitas.

Johnny menambahkan, digitalisasi penyiaran adalah kebutuhan bagi keberlanjutan industri penyiaran nasional di tengah kemunculan alternatif siaran melalui media baru.

Untuk mendukung ASO, Kominfo juga sebelumnya telah membagikan STB gratis bagi keluarga miskin di wilayah Jabodetabek.

Distribusi STB bagi keluarga miskin di Jabodetabek sudah mencapai 98,44 persen dari rasio 359.617 unit kewajiban Kominfo per 28 Oktober 2022.

Bagi warga Jabodetabek yang masih bingung soal peralihan siaran analog ke digital ini, Kominfo telah menyediakan posko melalui kontak layanan di nomor telepon 159 atau chatbot WhatsApp di nomor 08118202208.

https://tekno.kompas.com/read/2022/11/03/14300017/warga-mengaku-belum-mampu-beli-stb-tv-digital

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke