Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Zuckerberg Pecat 11.000 Karyawan Setelah Hamburkan Rp 232 Triliun untuk Metaverse

KOMPAS.com - Meta, induk dari Facebook hingga Instagram melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 13 persen karyawannya. Jumlah tersebut setara dengan 11.000 lebih staf dari total karyawan perusahaan.

Keputusan itu langsung disampaikan oleh CEO Meta, Mark Zuckerberg melalui situs resmi perusahaan. Dalam pengumuman itu Zuckerberg menjelaskan alasan pihaknya melakukan PHK.

Menurut Zuckerberg atau akrab disapa Zuck, PHK dilakukan karena pendapatan perusahaan menurun di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil.

Zuck juga berkata bahwa ia salah strategi karena mengira bahwa aktivitas orang-orang yang beralih ke sarana online akan menjadi kebiasaan baru yang permanen. Padahal ia sudah menggelontorkan banyak pundi dana untuk menunjang aktivitas online tersebut.

"Banyak orang menduga ini (peralihan ke sarana online) akan menjadi akselerasi permanen yang akan terus berlanjut bahkan setelah pandemi berakhir. Saya pun demikian, jadi saya meningkatkan investasi secara signifikan," kata Zuckerberg dikutip KompasTekno dari halaman pengumuman Meta.

Bos Meta itu tak menyinggung apa produk yang dimaksud, akan tetapi raksasa media sosial itu belakangan gencar berinvestasi pada proyek metaverse, dunia virtual baru di mana pengguna bisa bermain game, bekerja, berkomunikasi dan melakukan aktivitas lainnya dalam lingkungan virtual bersama orang lain.

Metaverse mengandalkan teknologi augmented reality (AR), dan Meta berupaya mewujudkan dunia metaversenya sendiri dengan memanfaatkan perangkat virtual reality (VR) bikinan Oculus yang juga anak perusahaannya.

Untuk membangun dunia virtual tersebut, Meta sudah menghabiskan sekitar 15 miliar dollar (Rp 232 triliun) sejak tahun 2021, dihimpun KompasTekno dari Kotaku, Jumat (11/11/2022).

Sejak mengembangkan metaverse, rata-rata pendapatan kuartalan Meta berkurang 30 juta dollar AS (Rp 465 miliar).

Bisnis metaverse Meta merugi

Laporan keuangan perusahaan pada kuartal III-2022 juga menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang menurun.

Pada kuartal ketiga 2022 ini, Meta membukukan pendapatan sebesar 27,71 miliar dollar AS (Rp 430,1 triliun). Angka ini lebih kecil 4,5 persen dibanding pendapatan Meta pada periode kuartal III-2021.

Dalam acara pemaparan keuangan, Chief Financial Officer (CFO) Meta David Wehner beralasan bahwa penurunan pendapatan Meta ini disebabkan oleh inflasi.

Namun, inflasi bukanlah faktor tunggal. Penurunan pendapatan dan laba bersih ini sebagian besar diyakini disebabkan oleh investasi besar-besaran Meta di metaverse. Sebab, bukannya untung, divisi virtual reality Meta, Reality Labs justru dilaporkan merugi 3,672 miliar (sekitar Rp 57 triliun) pada kuartal III-2022 ini.

Reality Labs juga merugi 2,96 miliar dollar AS (sekitar Rp 42,8 triliun) pada periode tiga bulan pertama di 2022 (Januari-Maret). Kerugian dari bisnis metaverse pada kuartal I-2022 meningkat dibandingkan dengan periode kuartal I-2021, yang berkisar di angka 1,82 miliar dollar AS (sekitar Rp 26,3 triliun).

Meski masih merugi, Mark Zuckerberg justru menyebut tahun 2023 akan menjadi tahun yang "seru" bagi Reality Labs. Pasalnya, divisi VR Meta itu bakal kembali meluncurkan perangkat virtual reality (VR) bikinannya, Meta Quest selanjutnya tahun depan.

Terlepas dari "keseruan" itu, Meta akan membekukan rekrutmen karyawan baru hingga kuartal I-2023. Keputusan ini diumumkan perusahaan bersamaan dengan PHK 11.000 karyawan.

Selain menyetop rekrutmen, Meta juga akan memangkas anggaran perusahaan dan mengalihkan ke sektor priorita seperti iklan dan platform bisnis Meta, metaverse serta kecerdasan buatan (AI).

https://tekno.kompas.com/read/2022/11/11/12000037/zuckerberg-pecat-11.000-karyawan-setelah-hamburkan-rp-232-triliun-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke