Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

2 Tahun Diblokir, Akun Instagram dan Facebook Donald Trump Akan Dipulihkan

Untuk menyegarkan ingatan kembali, akun Facebook dan Instagram Trump dibekukan selama dua tahun terhitung sejak 7 Januari 2021.

Musababnya, ketika itu, Trump dinilai memprovokasi kekerasan dan mengamini tindakan para perusuh di Gedung Capitol, Amerika Serikat, awal Januari lalu. Alhasil, Facebook menilai Trump berpotensi memicu kekerasan lebih lanjut jika dia dibiarkan bercuap-cuap. Sehingga, jejaring sosial raksasa itu memblokir akun Trump.

Nah, bila hitung, pada 7 Januari 2023 ini, masa pemblokiran akun Facebook dan Instagram Trump telah berakhir.

Meta pun berniat untuk memulihkan akun media sosial Trump. Keputusan Meta tersebut diumumkan melalui sebuah posting di laman resmi Meta Newsroom.

"Kami akan mengaktifkan kembali akun Facebook dan Instagram Trump dalam beberapa minggu mendatang. Namun, kami melakukannya dengan pagar pembatas baru untuk mencegah pelanggaran berulang," tulis VP of Global Affairs Facebook Nick Clegg di laman Meta Newsroom.

Bila kembali menggunakan Facebook dan Instagram, Donald Trump harus tunduk pada kebijakan baru Meta seputar pembatasan akun tokoh publik selama kerusuhan sipil.

Berdasarkan kebijakan tersebut, Meta dapat memutuskan untuk membatasi akun figur publik yang melanggar standar komunitasnya untuk jangka waktu mulai dari satu bulan hingga dua tahun.

Trump juga akan tunduk pada protokol kebijakan krisis, yang diperkenalkan Meta pada bulan Agustus. Kebijakan tersebut akan mempertimbangkan risiko bahaya yang terjadi dari tindakan atau ucapan tokoh publik di dalam dan di luar platform.

Nantinya, Meta akan mengevaluasi apakah tindakan dan ucapan tokoh publik, dalam kasus ini Donald Trump berpotensi membahayakan publik dan perlu dijatuhi sanksi lagi atau tidak.

Di samping itu, Meta kini juga memperbarui kebijakannya yang memperhitungkan konten yang tidak secara eksplisit melanggar aturannya, tetapi dapat mendorong perilaku kekerasan atau berbahaya yang serupa dengan kerusuhan berdarah di Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021.

Jika konten macam itu teridentifikasi di masa mendatang, Meta mengatakan akan membatasi distribusinya, termasuk membatasi kemampuan pengguna untuk membagikan postingan. Meta juga dapat membatasi akses akun pelanggar ke media periklanannya.

Dalam postingannya, Clegg mengungkapkan bahwa publik harus dapat mendengar apa yang dikatakan politisi, baik itu baik dan jelek, termasuk di platformnya.

Dengan begitu, masyarakat diharapkan dapat pengetahuan lebih luas soal politisi dan dapat membuat pilihan politiknya ketika pemilihan umum (pemilu).

Setelah mendengar kabar akunnya akan diaktifkan kembali, Trump menulis status lewat media sosial bikinannya sendiri, Truth Social.

"Facebook, yang telah kehilangan nilai miliaran dollar sejak mengusir Presiden favorit Anda, saya, baru saja mengumumkan bahwa mereka memulihkan akun saya. Hal seperti itu seharusnya tidak pernah terjadi lagi pada Presiden yang sedang menjabat...," tulis Trump, sebagaimana dihimpun dari Axios.

Pada November 2022, Donald Trump sendiri secara resmi mengumumkan kembali mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dan bersumpah untuk 'bertarung melebihi siapapun sebelumnya'.

Clegg sendiri mengaku tidak berkomunikasi dengan Trump. Pun, ia juga tidak tahu-menahu apakah mantas Presiden AS ke-45 itu bakal kembali ke Facebook dan Instagram setelah akunnya dipulihkan.

Ketika itu, kicauan Trump dinilai mengglorifikasi kekerasan dan ujaran kebencian, terkait peristiwa kerusuhan di gedung DPR/MPR Amerika Serikat (AS) yang menelan korban jiwa.

Namun, begitu Twitter dibeli Elon Musk, blokir permanen itu pun dicabut. Pada Sabtu (19/11/2022) lalu, CEO SpaceX dan Tesla sekaligus pemilik Twitter itu menunggah sebuah postingan pemungutan suara (polling) terkait mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Postingan tersebut mengizinkan para pengikut (followers) Musk memilih apakah Twitter harus mencabut blokir akun resmi Trump, dengan handle @realdonaldtrump, atau tidak.

Dalam hasil akhir, polling menyatakan bahwa 51,8 persen dari total sekitar 15 juta orang setuju bahwa akun Trump harus dipulihkan, sedangkan 48,2 persen sisanya tidak setuju. Berdasarkan postingan tersebut, Musk akhirnya menepati janjinya dan mencabut status blokir akun Trump.

"Netizen telah berbicara, akun Trump akan dipulihkan," tulis Musk satu hari setelah polling berjalan, dikutip KompasTekno dari akun Twitter Musk, Senin (21/11/2022).

"Vox Populi, Vox Dei," imbuh Musk dalam istilah latin yang berarti "suara rakyat adalah suara Tuhan".

Pantauan KompasTekno, akun Twitter Trump dengan handle @realdonaldtrump memang sudah bisa diakses oleh pengguna umum.

Ketika awal blokir dibuka pada November lalu, jumlah followers Trump berkurang dari angka 88 juta pada 8 Januari 2021 lalu, hari di mana akun Trump diblokir, menjadi sekitar 60,9 juta per Senin (21/11/2022).

Namun, saat berita ini ditulis, Kamis (26/1/2023), followers Donald Trump sudah merangkak naik lagi ke angka 87,7 juta.

Meski blokir sudah dibuka, Trump juga tampak belum mengunggah postingan apapun setelah blokirnya dicabut.

Usut punya usut, Trump ternyata tak ingin kembali ke Twitter, setidaknya untuk saat ini. Dalam sebuah pernyataan, politisi partai Republik itu mengatakan bahwa ingin tetap menggunakan platform media sosialnya yang diluncurkan pada Februari lalu oleh Trump Media & Technology Group (TMTG).

Di Truth Social, Trump kabarnya vokal dan kerap berkomunikasi dengan para pengikutnya yang berjumlah sekitar 4,7 juta orang di berbagai topik, terutama politik.

"Saya tidak bisa melihat alasan mengapa saya harus kembali (ke Twitter)," kata Trump dalam sebuah konferensi video, ketika ditanya oleh apakah dia berencana kembali ke Twitter pasca akunnya pulih atau tidak.

https://tekno.kompas.com/read/2023/01/26/08410047/2-tahun-diblokir-akun-instagram-dan-facebook-donald-trump-akan-dipulihkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke