Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Akun Twitter "Fanbase" dan "Menfess" Terancam Punah

KOMPAS.com - Akun-akun Twitter bertema "Fanbase" dan "Menfess" terancam berhenti beroperasi, akibat kebijakan baru yang ditetapkan Twitter.

Elon Musk yang baru saja membeli Twitter, membuat beragam kebijakan baru untuk membuat platform media sosial yang dibelinya, Twitter mendulang keuntungan. 

Yang terbaru, mulai pekan depan, Twitter tak akan lagi menggratiskan pengguna memakai Twitter API (Application Programming Interface) untuk berbagai kepentingan.

Artinya, akun-akun fanbase dan menfess yang selama ini menggunakan API Twitter untuk bekerja, bisa berhenti beroperasi jika tidak beralih menggunakan API berbayar.

Hal ini disampaikan langsung dari akun tim pengembang Twitter dengan handle @TwitterDev.

"Mulai 9 Februari 2023, kami tidak akan menyediakan akses gratis ke Twitter API, baik itu versi 1.1 maupun versi 2. Sebagai gantinya, kami akan menyediakan Twitter API bagi mereka yang mau membayar," tulis tim pengembang Twitter.

Biasanya, pengguna umum memakai Twitter API untuk membuat berbagai akun penggemar (fanbase), pusat akun "curhat" tanpa menyebut seseorang (menfess), hingga berbagai akun komunitas lainnya.

Dengan Twitter API, akun-akun tersebut bisa membalas twit seorang pengguna secara otomatis dengan beragam kode atau tanda pagar (tagar) yang telah ditentukan. Artinya, admin akun tidak perlu repot-repot membalas twit satu persatu.

Nah dengan kebijakan terbaru ini, akun fanbase atau menfess yang ingin tetap menggunakan Twitter API otomatis akan harus membayar uang berlangganan, apabila ingin tetap menggunakan sistem atau data Twitter.

Jika tak mau membayar, maka akun-akun tersebut akan kehilangan fungsi yang tadinya mengandalkan Twitter API, salah satunya seperti membalas twit otomatis tadi. 

Twitter tidak menyebut berapa biaya langganan yang harus dibayar pengguna apabila ingin menggunakan Twitter API. Informasi ini, menurut Twitter, akan disampaikan dalam beberapa waktu ke depan. 

Twitter sendiri sebenarnya saat ini menyediakan layanan berbayar untuk pengguna atau perusahaan yang ingin menggunakan data Twitter secara lengkap (Twitter API Premium), di samping Twitter API versi gratis. 

Twitter tidak pernah mengumbar berapa biaya Twitter API Premium, namun harganya konon dipatok di angka terendah 99 dolar AS (sekitar Rp 1,4 juta) per bulan, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TheVerge, Jumat (3/2/2023).

Dalam twit lain, Twitter mengatakan bahwa kebijakan ini diterapkan demi memberikan akses data yang cepat bagi pengguna Twitter API. Pasalnya, seiring berjalannya waktu, twit yang beredar di Twitter semakin banyak. 

"Karena data Twitter adalah hal yang cukup penting, kami berkomitmen untuk memberikan akses yang cepat bagi pengguna, supaya mereka bisa terus berkembang dan menggunakan Twitter API secara komprehensif," ungkap tim pengembang Twitter.

Hal ini juga tampaknya juga sejalan dengan kebijakan Twitter lainnya, yaitu memblokir client Twitter aplikasi pihak ketiga, seperti Twitterrific hingga Tweetbot, supaya tidak bisa digunakan sebagai aplikasi yang bisa mengunggah atau membaca twit.

Adapun beragam kebijakan ini hadir setelah Musk resmi mengambil alih Twitter pada Oktober 2022 lalu, dan dimunculkan untuk membuat Twitter lebih aman, namun tetap bisa mendulang keuntungan.

Terkait Twitter API, Musk sempat mengatakan bahwa sistem yang menyimpan data Twitter ini belakangan digunakan oleh beragam akun bot untuk melakukan hal-hal yang tak sewajarnya dilakukan. 

Hal ini yang mungkin menjadi alasan Musk mengapa Twitter API harus berbayar, supaya akun-akun bot yang menggunakan Twitter API di Twitter sirna.

"Mungkin dengan 100 dolar AS (sekitar Rp 1,5 juta) per bulan untuk Twitter API dengan proses verifikasi bisa mengurungkan niat oknum-oknum tersebut," pungkas Musk.

https://tekno.kompas.com/read/2023/02/03/13000027/akun-twitter-fanbase-dan-menfess-terancam-punah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke