Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IDC: Pasar Smartphone Indonesia Lesu, Turun 14 Persen pada 2022

Menurut IDC, pasar smartphone di Indonesia turun 14,3 persen pada 2022, dari pengiriman ponsel tahun 2021 yang mencapai 40,9 juta unit.

Jumlah pengiriman (shipment) smartphone tercatat merosot menjadi 35 juta unit saja pada 2022. Penurunan ini disebut sebagai yang terbesar di Indonesia setelah tumbuh 13 tahun berturut-turut.

Pada kuartal IV-2022, pengiriman smartphone juga mengalami penurunan sebesar 17,6 persen year-on-year, sedangkan secara quarter-on-quater (QoQ), pasar smartphone mengalami pertumbuhan sebesar 3,9 persen dan menyentuh angka 8,5 juta unit.

Kenaikan antarkuartal ini bisa terjadi karena sejumlah produsen smartphone merilis beberapa produk terbarunya dan melakukan upaya promosi. Namun, secara keseluruhan, kondisi permintaan konsumen terhadap smartphone di Indonesia masih tergolong lesu.

Sebab, pada paruh pertama 2022, produsen smartphone dilaporkan mengalami hambatan rantai pasokan, sehingga berdampak pada proses produksi perangkat.

Kemudian, paruh kedua atau semester-II 2022, terjadi penurunan daya beli konsumen sehingga membuat jumlah pengiriman ponsel ikut menurun.

Dalam laporan yang sama, penurunan yang dialami Indonesia turut membuat pangsa pasar smartphone pada 2022 turun dan setara dengan periode 2018 hingga 2019. Padahal, tiga tahun sebelumnya, pangsa pasar ini mampu menunjukkan performa yang cukup baik.

Tahun 2022 lalu tampaknya menjadi tahun yang penuh tantangan bagi sejumlah produsen smartphone. Faktor penawaran (supply) dan permintaan (demand) yang rendah semakin memberi tekanan yang cukup signifikan terhadap sektor ini.

Faktor lainnya yang turut memengaruhi penurunan pengiriman ponsel adalah inflasi. Sebagian besar masyarakat berpendapatan rendah mengetatkan pengeluarannya dengan mengutamakan kebutuhan pokok.

Selain itu, peralihan aktivitas yang mulai berjalan normal mendorong konsumen mengeluarkan uang untuk melakukan perjalanan, sama seperti sebelum pandemi.

Penjualan perangkat dengan harga tersebut berkontribusi sebesar 74 persen dari total pasar smartphone di Indonesia. Namun, segmen ini disebut paling kena imbas dari faktor-faktor yang sudah disebut di atas. Penurunan penjualan tercatat sebanyak 19,8 persen year-on-year.

“Para konsumen bakal lebih bijak mengatur pengeluarannya dan perusahaan akan lebih berhati-hati untuk mengatur stategi pendekatan mereka ke konsumen. Mengingat konsumen kelas bawah lebih cenderung memilih untuk memenuhi kebutuhan mereka di area lain,” jelas Associate Market Analyst IDC Indonesia, Vanessa Aurelia.

Adapun perangkat kelas menengah yang dijual di atas 200 dollar AS hingga di bawah 600 dollar AS (Rp 3,04 juta-Rp 8,9 jutaan), tercatat tumbuh sebanyak 3,6 persen dan dipimpin oleh ponsel bikinan Oppo.

Sedangkan, perangkat kelas atas (flagship) yang dibanderol di atas 600 dollar AS (di atas Rp 9 jutaan) memiliki performa yang cukup positif karena mampu tumbuh sebesar 36,9 persen year-on-year. Segmen ini dipimpin oleh Apple dan Samsung.

Melihat paparan data di atas, IDC memproyeksikan kondisi pasar smartphone di 2023 mendatang tidak akan mengalami kenaikan atau penurunan yang signifikan, alias datar-datar saja. Mentok-mentok, bila ada kenaikan pun hanya sebesar satu digit saja.

“Di masa mendatang, IDC memprediksi kondisi 2023 akan datar, atau setidaknya tumbuh sedikit sebanyak satu digit. Sebab, (produsen smartphone) harus bergelut dengan inflasi, pergerakan nilai tukar kurs, ketegangan geopolitik, dan kebijakan moneter,” jelas Vanessa.

“Segmen ponsel premium diharapkan bisa lebih tangguh karena konsumen bakal berfokus pada spesifikasi dan daya tahan perangkat yang lebih baik. Vendor smartphone juga (perlu) memperluas portofolio mereka dengan harga yang lebih tinggi,” lanjut Vanesa.

5 besar vendor smartphone Indonesia kuartal IV-2022

IDC juga melaporkan 5 besar vendor ponsel di Indonesia. Kali ini, Oppo kembali menempati peringkat pertama dengan pangsa pasar sebesar 26,1 persen, naik 3,2 persen dibanding kuartal-III 2022.

Posisi kedua diduduki Samsung dengan pangsa pasar sebesar 21,8 persen yang naik 0,2 persen dari 21,6 persen di kuartal sebelumnya. Sedangkan, untuk posisi ketiga hingga kelima masing-masing disusul oleh Vivo (18,2 persen), Xiaomi (12,7 persen), dan Realme (11,7 persen).

Jika dibandingkan dengan kuartal-III 2022 lalu, Vivo turun 0,6 persen, Xiaomi turun 0,9 persen, sementara Realme tumbuh 0,7 persen. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah laporan 5 vendor smartphone terbesar di Indonesia untuk kuartal IV-2022 versi IDC.

Vendor Ponsel Pengiriman (shipment) kuartal IV-2022 Pangsa pasar (persentase)
Oppo 2,2 juta unit 26,1
Samsung 1,8 juta unit 21,8
Vivo 1,5 juta unit 18,2
Xiaomi 1,1 juta unit 12,7
Realme 1,0 juta unit 11,7
Lainnya 0,8 juta unit 9,6

https://tekno.kompas.com/read/2023/02/20/08020067/idc--pasar-smartphone-indonesia-lesu-turun-14-persen-pada-2022

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke