Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kebangkrutan Silicon Valley Bank Berawal dari Sebuah Rilis Pers

Ini adalah kegagalan bank terbesar di AS sejak krisis finansial tahun 2008 lalu. Sebelumnya, SVB merupakan bank yang menyimpan deposit sekaligus pemberi pinjaman bagi banyak perusahaan rintisan (startup).

Lantas, apa penyebab kebangkrutan Silicon Valley Bank dalam kurun waktu yang singkat?

Menurut laporan CNN, satu hal yang mempercepat kebangkrutan SVB dipicu oleh sebuah pengumuman atau rilis pers yang dikeluarkan induk perusahaan, SVB Financial Group, Rabu (8/3/2023) lalu.

Dalam pengumumannya, SVB Financial Group mengatakan bahwa mereka ingin meningkatkan modal sebesar 1,75 miliar dollar AS (sekitar Rp 26,9 triliun) dengan menjual rugi sekuritas senilai 21 miliar dollar AS (sekitar Rp 323,9 triliun).

Mereka juga mengatakan akan menjual 2,25 miliar (sekitar Rp 34,7 triliun) saham baru untuk menutup lubang kerugian yang dialaminya sejak Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, menaikkan suku bunga untuk memperlambat inflasi.

Pengumuman ini lantas membuat kepanikan di kalangan nasabah, yang mayoritas adalah perusahaan startup. Mereka melihat bahwa ada masalah finansial yang serius di SVB. Walhasil, para nasabah kemudian menarik uang dalam jumlah besar.

"Orang-orang seketika khawatir bahwa SVB akan kekurangan modal," kata Fariboz Moshirian, profesor UNSW dan direktur Institute of Global Finance, dihimpun KompasTekno dari The Guardian, Selasa (14/3/2023).

Perusahaan modal ventura Founders Fund milik Peter Thiel menjadi salah satu Venture Capital (perusahaan modal ventura) yang pertama yang menarik portofolio bernilai jutaan dollar AS dari SVB.

Selanjutnya, banyak VC yang mengikuti Founders Found, seperti Union Square Ventures dan Coatue Management.

Menurut laporan The Verge, pada tanggal 9 Maret saja, nasabah SVB mencoba menarik deposit sebesar 42 miliar dollar AS (sekitar Rp 646 triliun). Angka itu setara dengan seperempat dari total deposito bank SVB dalam sehari.

Sejak pengumuman, SVB Financial tak kunjung menemukan pembeli sekuritas yang potensial. Mereka kemudian membatalkan rencana penjualan saham baru senilai 2,25 miliar dollar AS tadi.

Saham SVB kemudian anjlok 60 persen pada hari Kamis (9/3/2023), sehari setelah pengumuman. Dampaknya, saham bank lain juga ikut merosot lantaran investor juga mulai ketakutan akan terulangnya krisis keuangan global 2008 lalu.

Dua hari setelah pengumuman SVB Financial Group, atau tepatnya hari Jumat (10/3/2023), Silicon Valley Bank dinyatakan bangkrut.

Di waktu yang hampir bersamaan, Silvergate Capital, pemberi pinjaman utama bagi pelaku industri kripto juga mengumumkan penghentian operasional mereka, sekaligus melikuidasi banknya, pada 9 Maret, sehari setelah pengumuman induk Silicon Valley Bank.

Meskipun menjadi tumpuan perusahaan kripto, namun untuk penyimpanan uang tunai, hampir setengah dari total pelaku kripto yang didukung AS mendepositkannya di Silicon Valley Bank, termasuk dana dari modal ventura untuk perusahaan kripto dan beberapa perusahaan aset digital, sebagaimana dihimpun dari CNBC.

Momen pengumuman penjualan saham oleh SVB Financial Group yang bebarengan dengan tumbangnya Silvergate, kemungkinan ikut mempercepat kebangkrutan Silicon Valley Bank.

Bos startup kelimpungan

Kebangkrutan Silicon Valley Bank ini membuat bos-bos startup kalang kabut. Sebab, kolapsnya SVB ini bakal menimbulkan efek domino yang luas ke industri statup teknologi. Dampak terparahnya adalah matinya startup-startup kecil.

Tutupnya SVB membuat nasabah tidak bisa mengambil uang depositnya. Bahkan, mereka berpotensi kehilangan uang simpanan yang dititipkan kepada SVB.

Hal itu bisa berdampak pada arus (cash flow) startup, khususnya startup kecil. Efek instan yang bisa dialami startup adalah ketidakmampuan menggaji pegawai dan menutup biaya operasional perusahaan, seperti sewa gedung/kantor, membayar penyedia perangkat lunak, biaya langganan layanan cloud, dan lainnya.

Menurut laporan Reuters, beberapa bos startup teknologi pun akhirnya turun tangan untuk menyelamatkan sejumlah strtup.

Salah satunya dilakukan CEO OpenAI, Sam Altman yang dilaporkan menggunakan uang pribadinya untuk menyelamatkan sejumlah bisnis setelah bangkrutnya SVB.

Salah satu orang yang meminta pinjaman dari Altman adalah Gurson, CEO Rad AI yang juga merupakan saudara dari Altman.

Dalam waktu kurang dari dua jam, Altman menawarkan pinjaman dana enam digit (jutaan dollar AS) untuk menutup gaji para pegawai Gurson.

Hal yang sama juga dilakukan oleh bos startup lain, seperti  Co-CEO startup fintech Brex, Henrique Dubugras, dan Aleem Mawani, pendiri Streak, sebuah perusahaan dengan sekitar 30 karyawan.

https://tekno.kompas.com/read/2023/03/14/15000057/kebangkrutan-silicon-valley-bank-berawal-dari-sebuah-rilis-pers

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke