Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Film Adaptasi Game dengan Rating Tertinggi Versi Rotten Tomatoes

Namun, sebuah film yang diadaptasi dari game kerap dipandang sebelah mata.

Bukan tanpa sebab, film berbasis game seringkali dianggap tidak dapat "menerjemahkan" interaktivitas dan gameplay dalam sebuah permainan ke layar lebar.

Tidak hanya itu, film biasanya punya durasi yang lebih pendek dibanding game sehingga seolah terberburu-buru dalam membangun karakter tokoh dan alur cerita.

Meski demikian ada pula sejumlah film adaptasi game yang mendapat respons positif.

Berikut daftar 10 film game dengan skor tertinggi, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari skor terendah ke tertinggi dari situs Rotten Tomatoes, Kamis (12/4/2023).

Game yang populer karena pertempurannya yang sangat kejam ini pertama kali diluncurkan untuk mesin arcade pada 1992 sebelum akhirnya diangkat ke layar lebar pada 1995.

Soal cerita, Mortal Kombat (1995) mengisahkan Lord Rayden yang melatih tiga seniman bela diri bernama Sonya Blade, Liu Kang, dan Johnny Cage.

Ketiga karakter ini kemudian berpartisipasi dalam turnamen antardimensi untuk mengalahkan Shang Sung, sosok yang ingin mengambil alih dunia.

Di Rotten Tomatoes, film yang disutradarai Paul W.S. Anderson ini memiliki skor kritikus 45 persen dan skor audiens 57 persen.

Sebab dalam game ini, pemain berperan sebagai monster raksasa yang akan menghancurkan gedung pencakar langit sambil melindungi diri dari ancaman militer.

Tentunya, versi film dari game tersebut menghilangkan unsur interaktif karena pemain tidak lagi berperan menjadi monster.

Di dalam film Rampage, karakter utamanya adalah seorang ahli primata bernama Davis Okoye yang bekerja sama dengan insinyur genetika untuk mengakhiri kekacauan yang disebabkan gorila, serigala, dan reptil raksasa.

Film yang dibintangi Dwayne Johnson alias The Rock ini mendapatkan skor kritikus 51 persen dan skor audiens 72 persen di Rotten Tomatoes.

Para kritikus berpendapat bahwa Rampage sangat cocok untuk penonton yang menginginkan aksi beruntun tanpa harus banyak berpikir.

Seperti game-nya, Tomb Raider edisi film berkisah tentang petualangan Lara Croft. Hanya saja, dalam film ini Lara berusaha untuk mencari ayahnya yang hilang secara misterius.

Dalam perjalanannya, badai yang dahsyat menggulingkan kapal Lara sehingga ia terdampar di sebuah pulau asing. Lara pun harus bertahan hidup dari segala ancaman dan menemukan petunjuk terkait keberadaan ayahnya.

Menurut situs Rotten Tomatoes, film aksi yang dibintangi Alicia Vikander ini memperoleh skor kritikus 53 persen dan skor audiens 55 persen.

Skor kritikus memang hanya naik 9 persen, tetapi skor audiens meningkat drastis sebesar 29 persen.

Adapun Mortal Kombat (2021) bercerita tentang petarung MMA, Cole Young yang diburu oleh sosok bernama Sub-Zero tanpa alasan yang jelas. Cole yang khawatir akan keselamatan keluarganya lantas mengunjungi Sonya Blade dan pada akhirnya bertemu Lord Raiden.

Cole pun berlatih bersama Liu Kang, Kung Lao, dan Kano untuk mempersiapkan diri dalam pertempurannya melawan Outworld.

Film yang diramaikan Lewis Tan dan aktor laga asal Indonesia, Joe Taslim disebut layak ditonton untuk penggemar game-nya karena aksinya yang intens.

Kini, Mario kembali eksis lagi lewat film animasi bertajuk The Super Mario Bros. Movie.

Melihat plotnya, film Mario ini mengajak penonton untuk mengikuti perjalanan Mario dan Princess Peach dalam menghentikan rencana jahat Bowser.

Alur ini cukup unik apabila dibandingkan dengan game Mario lawas yang tak bosan-bosannya bercerita tentang penyelamatan Princess Peach.

Untuk skornya, The Super Mario Bros. Movie memperoleh rating 57 persen dari kritikus dan 96 persen dari audiens. Sehingga, dapat dikatakan bahwa kritikus dan audiens tidak sepemikiran ketika menonton film ini.

Film yang menggandeng Chris Pratt, Jack Black, dan Anya Taylor-Joy ini juga memecah rekor pembukaan terbesar film animasi dengan angka 368 juta dollar AS atau setara Rp 5,4 triliun.

Tak hanya soal karakter dan game-nya saja, film kedua franchise tersebut pun juga bersaing sebagai film adaptasi game terbaik di situs Rotten Tomatoes.

Melihat skornya, Sonic The Hedgehog meraih rating 64 persen dari kritikus dan 93 persen dari audiens.

Film yang menceritakan konflik antara Sonic dan Dr. Robotnik ini dipuji kritikus karena keseruannya yang cocok ditonton keluarga.

Kritikus juga tidak lupa menyanjung akting Jim Carrey yang berperan sebagai Dr. Robotnik. Akting ini disebut ekspresif dan mengingatkan kritikus pada deretan film lawas Jim Carrey.

Dalam film Pokémon Detective Pikachu, Tim Goodman yang diperankan Justice Jesse Smith sedang mencari ayahnya, Harry Goodman yang hilang tanpa sebab.

Tak sendiri, Tim ditemani oleh rekan ayahnya, Detective Pikachu yang mampu berbicara.

Bak detektif dan asisten, keduanya berusaha mengungkap kebenaran di balik misteri kehilangan Harry Goodman.

Film ini mendapatkan skor kritikus 68 persen dan skor audiens 79 persen.

Kritiknya kurang lebih mengomentari plotnya yang sebenarnya bisa lebih "liar" lagi, mengingat Pokémon pada umumnya tidak bisa berbicara.

Selebih dari itu, kritikus mengatakan bahwa game ini cocok untuk mayoritas penggemar seri Pokémon.

Lebih spesifiknya, kelanjutan dari film yang diluncurkan tahun 2020 ini memperoleh skor kritikus 64 persen dan skor audiens 96 persen.

Rata-rata kritikus setuju bahwa film ini sangat layak dinikmati oleh penonton yang menyukai prekuelnya.

Dari segi plotnya sendiri, Sonic The Hedgehog 2 masih bercerita tentang upaya Sonic dalam mencegah Dr. Robotnik alias Eggman mendominasi dunia.

Menariknya, sekuel ini menghadirkan sejumlah karakter baru dari seri Sonic, yaitu Tails dan Knuckles.

Berbeda dengan game Angry Birds yang mengharuskan pemain melawan babi Bad Piggies, film ini justru menunjukkan kerja sama antara burung dan babi melawan musuh bernama Zeta.

Hal ini disebabkan karena Zeta ingin mengambil alih pulau Angry Birds dan Bad Piggies. Jadi, keduanya harus melupakan konflik sejenak jika tidak ingin kehilangan rumahnya.

The Angry Birds Movie 2 meraih skor 73 persen dari kritikus dan 84 persen dari audiens. Menurut para kritikus, film ini sangat menghibur dan leluconnya selalu "kena".

Rating yang tinggi ini merupakan peningkatan signifikan dari prekuelnya. Sebagai perbandingan, The Angry Birds Movie mendapatkan skor 43 persen dari kritikus dan 46 persen dari audiens.

Mengutip situs Deadline, alur kedua film itu sama-sama "rusuh", tetapi sekuelnya diwarnai lelucon yang lebih lucu.

Werewolves Within diadaptasi dari game Virtual Reality (VR) keluaran 2016 dengan nama yang sama. Game yang diterbitkan oleh Ubisoft ini memiliki cara permainan seperti Werewolf dan Among Us.

Artinya, setiap pemain punya perannya sendiri, misalnya Villager dan Werewolf. Villager perlu mencari identitas Werewolf kemudian menumpaskannya, sedangkan Werewolf harus membunuh setiap Villager untuk meraih kemenangan.

Nah, konsep game tersebut kemudian diangkat ke layar lebar.

Ceritanya, penjaga hutan Finn Wheeler, kurir pos Cecily Moore, dan penduduk kota Beaverfield lainnya harus mengungsi di sebuah penginapan lokal karena adanya badai salju yang merusak generator listrik.

Situasi kian memanas ketika Finn menemukan faktor kesengajaan di balik kerusakan generator itu. Finn dan Cecily pun perlu mengungkap identitas Werewolf yang menjadi dalang perusakan.

Selain itu, kedua karakter ini harus memastikan agar pengungsi tidak panik atau saling menuduh.

Kritikus menyukai film ini karena Werewolves Within merupakan campuran komedi dan horor yang belakangan ini jarang dibuat perusahaan film. Keseimbangan antara dua unsur tersebut membuat film ini wajib untuk ditonton.

https://tekno.kompas.com/read/2023/04/13/18020067/10-film-adaptasi-game-dengan-rating-tertinggi-versi-rotten-tomatoes

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke