Belakangan disebutkan bahwa BSI mengalami serangan siber berupa ransomware. Ransomware adalah jenis perangkat lunak berbahaya (malicious software/malware) yang digunakan hacker untuk mengancam dan meminta uang tebusan dari korban.
Ransomware masuk ke perangkat korban melalui berbagai cara, seperti link palsu e-mail, pesan instan, atau situs web. Ransomware dapat mengunci komputer dan mengenkripsi file penting yang telah ditentukan sebelumnya dengan kata sandi.
Gangguan sistem BSI itu sempat membuat nasabah tidak dapat melakukan transaksi di kantor cabang, ATM, bahkan BSI Mobile. Namun, kini layanan BSI sudah berangsur pulih.
Sebetulnya, serangan siber ke layanan perbankan beberapa kali terjadi di Indonesia. Misalnya, Bank Indonesia yang menjadi target serangan ransomware pada Desember 2021. Bank Jatim dan perusahaan asuransi BRI Life juga dilaporkan mengalami kebocoran data nasabah pada 2021.
Melihat beberapa kejadian tersebut, ada beberapa tips yang bisa dilakukan agar data nasabah tetap aman.
Tips jaga data keuangan bagi nasabah bank
Pengamat keamanan siber Harry Sufehmi dan Prataman Persadha memberikan sejumlah tips untuk menjaga data keuangan nasabah tetap aman, terutama ketika bank tempat menyimpan uang terkena serangan siber. Berikut beberapa tipsnya:
https://tekno.kompas.com/read/2023/05/15/15000077/hacker-klaim-serang-sistem-layanan-bsi-ini-tips-agar-data-nasabah-aman