Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balada Si Doel, Dari Panggung ke Pendopo

Kompas.com - 20/01/2008, 21:42 WIB

JAKARTA, MINGGU - Langkah Rano karno ke panggung politik tidak datang tiba-tiba. Meski lebih dikenal sebagai aktor, ia pernah mengenyam kursi legislatif di akhir orde baru. Dua tahun terakhir, dia getol mencari manuver politik.

"Orang mengira saya baru di dunia politik, padahal saya sudah berkiprah sejak dulu," ujar Rano kepada Kompas.com saat dihubungi melalui telepon, Minggu (20/1) malam.  

Pria kelahiran Jakarta, 8 Oktober 1960, itu sudah menunjukkan minatnya terjun ke politik sejak setahun lalu. Namanya sempat dielu-elukan sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta, meskipun akhirnya surut dan menghilang.

Perannya dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta masih seputar profesi aslinya sebagai aktor. Bersama anggota geng 'Si Doel' seperti Suti Karno dan Mandra, Rano Karno muncul sebagai bintang iklan untuk kampanye pasangan Fauzi Bowo-Prijanto yang akhirnya menang.

Tak sampai setahun, dia hijrah ke Tangerang dan mencalonkan diri sebagai wakil bupati bersama Ismet Iskandar, calon bupati bertahan. Tak disangka, mereka dipastikan menduduki peringkat pertama dalam perolehan suara hasil perhitungan cepat oleh Lembaga Survei Indonesia.

Meski belum secara resmi diumumkan, Rano Karno kemungkinan besar akan segera mendampingi Ismet Iskandar memimpin Kabupaten Tangerang. Hasil perhitungan cepat LSI terhadap Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Tangerang yang digelar, Minggu (20/1), menunjukkan keunggulan kedua pasangan sebesar 56,76 persen.

Terlahir dari pasangan Soekarno M. Noer (seorang aktor kawakan) dan Istiarti Rawunali, Rano tumbuh menjadi anak yang dekat dengan dunia perfilman. Sebuah dunia yang jauh dari keseriusan perpolitikan Indonesia.

Dari informasi yang dihimpun Kompas.com dari Pusat Informasi Kompas (PIK), masa kecilnya dihabiskan di Jakarta. Pendidikannya ditempuh dari SD Van Lith, Jakarta (1973), SMP Van Lith, Jakarta (1976), lalu SMA Negeri 6 Jakarta (1979). Bakatnya bermain film semakin terasah dengan Kursus Akting di Hollywod, Los Angeles, AS tahun 1981. 

Lebih dari 20 film telah dibintanginya sedari kecil antara lain, Si Doel Anak Betawi (1972), Gita Cinta di SMA (1978), dan Taksi (1990). Ia lalu mendirikan Karno's Film tahun 1986 dan memproduksi sinetron Si Doel Anak Sekolahan.

Beberapa penghargaan perfilman pernah disabetnya. Di antaranya penampilan anak-anak terbaik Festival Film Asia (FFA) pada 1974, Penampilan anak-anak Terbaik Festifal Film Asia (FFA) ( 1974 ), dan aktor terbaik versi Festival Film Indonesia pada 1990 untuk perannya dalam film Taksi.

Karir politiknya dimulai saat ia menjadi anggota legislatif dengan menduduki posisi sebagai anggota DPR/MPR antara 1997-1999. Perannya di dunia akting lebih mendominasi meski pada tahun 1998, dia juga sempat menjadi duta UNICEF untuk Indonesia.

Lama tak beranjak dari jalur hiburan, Rano langsung melejit namanya dalam bursa calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dua tahun belakangan. Gagal di Jakarta, Rano melejit di Kabupaten Tangerang. Sepak terjangnya dari dunia panggung ke pendopo ini tak lepas dari peran istrinya, Dewi Indriati, dan dua anaknya Raka Widyarma dan Deanti Rakasiwi, dan tentunya keluarga kerabat dekatnya.(WAH/BOB)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com