Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMS Santet Resahkan Warga Riau

Kompas.com - 08/05/2008, 12:13 WIB

PEKANBARU, KAMIS- Pesan singkat berisi peringatan bahaya kematian memantik keresahan warga Pekanbaru, Duri, dan Bengkalis dalam dua hari terakhir ini. Tak hanya kalangan profesional atau pengusaha yang mendapat SMS ini, anak-anak sekolah dasar pun risau.

Bahkan, wajah Darma (10), murid SD di Kelurahan Delima, Tampan, sontak pucat setelah menerima SMS, Rabu (7/5). Ketika itu Darma sedang bermain di depan kelas bersama teman-temannya. Tiba-tiba telepon selulernya berdering. Setelah membaca, darma ketakutan. Ia kemudian menunjukkan peringatan bahaya kematian bila membuka SMS dari kode 0866.

Dalam SMS itu disebutkan, bila mendapat telepon dari kode 0866 berwarna merah disarankan tak menjawab karena bisa menyebabkan kematian. Pengirim SMS juga meyakinkan jika peristiwa misterius itu telah dilansir media massa. Disebutkan, korban yang tewas di Jakarta telah mencapa tujuh orang. Sementara kematian juga terjadi di Bengkalis dan Duri. Pengirim SMS meyakinkan, telepon maut itu dikerjakan dukun melalui pembunuhan jarak jauh. Inilah yang sontak memicu ketakutan Darma dan teman-temannya. Dalam tempo singkat seisi sekolah resah, termasuk para guru. "Apa benar itu, Pak? Kami takut jangan-jangan bisa terjadi. Tolong cek kebenarannya ya, Pak," pinta Darma kepada Tribun.

Tak hanya Darma, murid lainnya, Sonya (10), juga mendapat SMS yang sama. Sonya takut dan langsung mematikan ponselnya. "Enggak mau. Sonya nggak mau mengaktifkannya. Takut," katanya sambil berlalu.

Wakil Gubernur Riau Wan Abubakar kesal dengan SMS tersebut. Ia khawatir SMS itu memicu keresahan massal sehingga menambah beban masyarakat Riau yang saat ini sedang dihadapkan pada masalah kenaikan BBM. "Itu harus diselidiki. Jangan sampai masyarakat gelisah akibat ulah orang-orang tertentu seperti ini. Kalau memang benar ada korban, juga perlu ditelusuri kebenarannya, " tegas Wan Abubakar.

Ia bahkan mensinyalir merebaknya SMS ini merupakan bentuk sabotase. "Ini adalah sabotase, pesan ini kan bisa menghalangi orang untuk berkomunikasi dari nomor tertentu," katanya. Oleh karena itu, Wan Abubakar minta aparat berwajib mengusutnya.

Trik bisnis

Kepala Bidang Humas Polda Riau AKBP Zulkifli menyatakan kesiapan pihaknya menyelidiki kasus ini. "Kita akan turunkan tim ke lapangan untuk menyelidikinya," janji Zulkifli. Meski begitu, ia mengimbau masyarakat tak percaya begitu saja dengan isu ini. Zulkifli yakin SMS itu hanya ulah orang iseng. "Kita harapkan masyarakat Riau, khususnya Pekanbaru yang menerima SMS, tak percaya. Tak mungkin lewat HP bisa membunuh orang. Santet, apa pun namanya itu hanya kerjaan orang iseng," tegas Zulkifli.

Ketika Tribun menelusuri Duri dan Bengkalis, isu kematian akibat menerima telepon dari kode 0866, hanya isapan jempol. Wakil Kepala Polres Bengkalis Kompol Trunoyudo WA SIK meyakinkan, tak ada orang yang meninggal hanya karena menerima telepon dari 0866. "Kami minta warga tak resah, tak ada itu!" tegasnya.

Trunoyudo pun menyarankan agar penerima SMS mencek pengirim SMS atau melapor ke polisi terdekat. "Biar bisa dilacak siapa pengirimnya. Yang penting, jangan terlalu mempercayailah. Oleh karena mati hidupnya kita itu ditentukan Allah SWT. Mari kuatkan iman kita," tuturnya.

Kalangan operator jaringan telepon seluler punya penjelasan tersendiri. Merebaknya SMS maut itu dinilai hanya strategi bisnis yang diduga dirancang operator baru untuk menggaet pasar. Minimal untuk menyosialisasikan nama produk dari operator tersebut. "Itu hanya satu bentuk promosi , enggak usah ditanggapi. Ini hanya kerjaan orang iseng, nanti hilang sendiri," kata Manager Grapari Pekanbaru Very Hananto.

Pendapat sama dikemukakan Kepala Cabang PT Indosat Pekanbaru M Amin Tuhelelu. "Berpikir
realistislah, mana mungkin lewat telepon orang bisa mati," tegas Amin.(Tribun Pekanbaru/Rino/Saf/Hengki/Jun/ Adam)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com