Populasi notebok kian besar. Penggunanya sering terlihat duduk-duduk di kafe, food court, atau ruang publik lainnya (termasuk kantor) sambil bekerja di notebook. Namun berhati-hatilah, lengah sedikit notebook bisa saja hilang disambar si tangan panjang.
Maklum saja, notebook bekas tetap laku dijual, baik di toko maupun di Internet. Fisik notebook yang mengecil justru kian memudahkan maling melakukan kegiatannya.
Baru-baru ini pun artis Happy Salma kehilangan – selain perhiasan dan jam tangan - dua notebook saat beberapa orang memasuki rumahnya dengan dalih hendak mengukur lemari.
Sementara itu di sebuah kantor penerbitan di Jakarta pernah terjadi sebuah notebook mendadak lenyap dari meja pemiliknya. Padahal notebook cuma ditinggal sekitar 3 menit, saat si pemilik memenuhi panggilan alam. Usut punya usut, notebook tersebut ternyata diambil oleh tamu yang kebetulan melintas di depan notebook yang sendirian itu, lalu disembunyikan dalam ransel si tamu.
Sasaran Empuk
Jangankan di negara kita, di negara maju seperti AS dan Eropa pun, notebook juga yang menjadi sasaran empuk maling. Menurut data FBI, satu dari setiap 10 notebook akan hilang dicuri dalam tempo satu tahun setelah pembeliannya.
Di kalangan pekerja mobile UKM (usaha kecil menengah) di Eropa pun, tingkat pencurian notebook sangatlah tinggi, mencapai 92%. Setiap 251 hari, begitu tulis lembaga riset IDC yang pada tahun 2007 mensurvei 200 responden, sebuah notebook akan dilaporkan telah hilang dicuri. Dan dalam kurun enam bulan, 54% UKM di sana memang mengalami pencurian notebook.
Kebanyakan, notebook-notebook itu hilang di lokasi-lokasi umum, seperti bandara (32%), hotel (24%), dan transportasi massal seperti KA, bus (23%). Sementara pencurian di rumah lebih jarang terjadi (8%), begitu juga di mobil (4%), restoran/bar (4%), ruang rapat (2%), dan ruang seminar (5%).
Sementara itu di AS, setiap minggunya 10.278 notebook dilaporkan hilang di 36 bandara besar, biasanya saat pengecekan sekuriti. Sekitar 2000 notebook yang dilaporkan hilang itu terjadi di bandara-bandara skala menengah, dan 69%-nya tidak pernah diketemukan lagi.
Rugi Dua Kali
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.