Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawat Masuk Perut Saat akan Dicabut Sendiri (11)

Kompas.com - 11/07/2008, 07:01 WIB

SAMARINDA - Upaya  pengobatan, mulai dari medis, alternatif, hingga mendatangi orang pintar sudah dilakukan Noorsyaidah untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya, tapi kawat-kawat berduri yang tumbuh disekitar perut hingga bagian dadanya itu tak juga hilang bahkan terus tumbuh.

Noorsyaidah adalah guru TK di Sangatta, Kutai Timur, yang selama 17 tahun menderita penyakit aneh. Dari dalam tubuhnya bermunculan potongan-potongan kawat sepanjang 10 hingga 20 sentimeter.

Noorsyaidah bahkan telah melakukan pengobatan ke luar Kalimantan, tepatnya di sebuah rumah sakit terkenal di Surabaya, Jawa Timur. Namun, nasib baik tetap tidak berpihak kepada perempuan berusia 40 tahun ini karena setelah kawat dicabut dari tubuhnya, beberapa hari kemudian bermunculan lagi.

Untuk mengeluarkan kawat tersebut memang tidak mudah karena kawat sangat melekat erat di badannya. Noor bercerita, pernah suatu saat ia dibantu kakak kandungnya mencoba untuk mencabutnya sendiri, tetapi yang terjadi justru kawat tersebut masuk ke dalam tubuhnya dan beberapa saat kemudian muncul kembali di bagian badannya yang lain.

Kakak kandung Noor, Hj Siti Robiah, menceritakan, penah juga menyaksikan langsung operasi yang dilakukan oleh empat orang dokter spesialis bedah terhadap adiknya itu. Para dokter tersebut bahkan terpaksa menggunakan besi berani (magnet) agar kawat bisa ditemukan dalam tubuh Noor.

"Karena kawat-kawat itu tidak hanya yang bermunculan di tubuh Noor, tapi hasil rontgen memperlihatkan ada puluhan kawat lagi di dalam perut dan di dalam perut itu seperti hidup bisa lari-lari atau berpindah tempat. Makanya, saat dibedah para dokter terpaksa menggunakan besi magnet agar besi kawat bisa ditemukan dan diambil. Dan, itu tadi, setelah diangkat kawat-kawat itu beberapa hari kemudian bermunculan lagi," ujar Robiah.

Bentuk kawat yang tumbuh di badan Noor memang tak jauh berbeda dengan jenis kawat lainnya, besarnya seperti peniti berukuran besar. Saat Tribun memegang salah satu kawat yang sempat dikoleksi Noor, kawat tersebut seperti kawat biasa, mudah berkarat dan sudah berwarna kecoklatan. Panjangnya pun bervariasi, mulai dari 10 sentimeter hingga sekitar 20 sentimeter, ada yang hanya satu sisi yang runcing dan lainnya kedua sisi runcing.

"Ya, seperti biasa kawat-kawat lainnya, tapi itu kalau sudah terjatuh dari badannya. Tapi, kalau yang melekat di badan, bisa berubah-rubah warna, mulai dari hitam pekat, kuning, hingga kembali normal kecoklatan," ujar Robiah. (muh khaidir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com