Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik FREN dan BTEL Mulai Nego?

Kompas.com - 27/08/2008, 08:59 WIB

JAKARTA, RABU — Persaingan yang semakin ketat di industri telekomunikasi memaksa para operator berbenah. Demi mempertahankan kelangsungan usaha, mereka harus melakukan sinergi atau konsolidasi. Bentuknya bisa berupa akuisisi atau merger.

Seorang eksekutif di perusahaan telekomunikasi swasta menyatakan, upaya konsolidasi terutama dijajaki oleh para operator telekomunikasi jaringan tetap berbasis teknologi code division multiple access (CDMA). Yang paling gencar melakukannya adalah PT Mobile-8 Telecom Tbk (Fren).

Menurut eksekutif yang tidak bersedia disebutkan namanya itu, Mobile-8 tengah bernegosiasi dengan beberapa perusahaan sejenis untuk menjajaki konsolidasi usaha. Salah satunya dengan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Namun, saat ini belum jelas bentuk konsolidasi yang akan mereka pilih.

Sumber Kontan di Mobile-8 mengatakan, Mobile-8 dan BTEL sedang menghitung nilai masing-masing perusahaan. "Proses negosiasi kedua pihak masih sangat awal dan tidak dalam waktu dekat bakal terwujud," katanya di Jakarta, kemarin. Dia mengatakan, salah satu opsi yang sedang digodok adalah pertukaran saham atau share swap antara PT Global Mediacom Tbk (BMTR) selaku pemilik Mobile-8 dan PT Bakrie & Brothers (BNBR) selaku juragan Bakrie Telecom. Bahkan, seorang pelaku pasar membisikkan, pemilik Fren juga telah bernegosiasi dengan beberapa investor asing.

Suspend saham Fren

Hal ini sejalan dengan rencana Global Mediacom mengurangi kepemilikan saham di Mobile-8 dan fokus di bisnis media massanya. Pada awal bulan ini, Global telah melego 15,8 persen saham pemilik merek Fren itu melalui bursa. Akibatnya, kepemilikan Global di Fren menciut dari 66,8 persen menjadi 51 persen. Selanjutnya, Global berencana melepas kembali sebagian saham FREN kepada investor strategis.

Nah, sejak dua pekan lalu muncul kabar bahwa Bakrie Telecom berminat mengakuisisi Fren. Akibat kabar yang simpang siur ini, sejak sesi pertama perdagangan kemarin, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan transaksi (suspend) saham Fren.

Lewat keterbukaan informasi kepada BEI, Direktur Mobile-8 Anthony C. Kartawiria sempat menyebut bahwa kabar itu tak benar dan menyesatkan. Dia pun meminta BEI membuka suspend saham FREN mulai sesi kedua kemarin. Namun, BEI barn meluluskan permintaan itu setelah Anthony melengkapi penjelasannya dengan menegaskan pembeli 15,8 persen saham FREN adalah beberapa pemodal dan bukan Bakrie Telecom. Rencananya, BEI akan membuka kembali perdagangan saham FREN mulai sesi pertama hari ini.

Jastiro Abi, Direktur Keuangan BTEL, tak membantah atau membenarkan kabar rencana konsolidasi BTEL dengan Fren. Namun, dia menegaskan, BTEL memilih fokus menambah jumlah pelanggan dan mengejar target pendapatan. Hingga berita ini diturunkan, Kontan belum memperoleh konfirmasi manajemen Fren. Namun, beberapa hari lalu, Kepala Hubungan Investor BMTR David Fernando Audy menyatakan, Mobile-8 akan melakukan aksi korporasi. "Saya tidak bisa sebutkan bentuknya, tapi kalau menjual kami akan menjual ke perusahaan telekomunikasi," katanya.

Selain BTEL dan Fren, kemungkinan besar operator CDMA lain, seperti PT SMART Telecom dan PT Sampoerna Telekomunikasi juga akan menempuh langkah konsolidasi. Ubaidillah Fatah, Direktur SMART, rnengakui bakal ada restrukturisasi usaha di antara operator telekomunikasi di masa mendatang. "Sehingga jumlah operator menciut," imbuhnya. Namun, kini SMART masih melakukan konsolidasi internal.

Analis BNI Securities Akhmad Nurcahyadi menilai, saat ini jumlah operator telekomunikasi terlalu banyak. Mereka harus melakukan aliansi usaha untuk menghadapi persaingan dengan operator besar seperti Telkom dan Indosat. Dia jugs melihat BTEL memiliki peluang mengakuisisi Fren. (Nuria Bonita, Wahyu Tri Rahmawati, Yura Syahrul)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com