JAKARTA, SENIN - Meski pemerintah telah mencanangkan Indonesia Go Open Source sejak tahun 2004, penetrasi penggunaan open source di lingkungan lembaga pemerintah, departemen, dan instansi lainnya masih sangat rendah. Hal tersebut diakui Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman.
"Kalau ditotal berapa dari lembaga pemerintah yang sudah menggunakan opensource terlalu kecil, tidak sampai lima persen," kata Menristek usai penyerahan secara simbolis 200 komputer layak pakai di Pulau Untung Jawa, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (10/10). Menurut dia, masih ada sejumlah kendala yang membuat migrasi ke sistem tersebut sangat lambat.
Antara lain, kesadaran bahwa mencuri hak cipta merupakan tindakan kriminal dan penegakan hukum yang lemah. Ia juga tidak yakin jika lembaga-lembaga penegak hukum seperti Kejaksaan dan Kepolisian hingga ke Polsek-polsek, sampai Dirjen HAKI Dephukham sudah seluruhnya bebas dari pembajakan.
Sementara itu, Ketua Asosiasi opensource Indonesia (AOSI) Betti Alisjahbana mengatakan, persoalan pengembangan open source sangat strategis bagi Indonesia. Dengan bermigrasi ke open source, urai Duta OpenSource itu, Indonesia bisa mengurangi anggarannya untuk membeli perangkat lunak operating system dan office system seluruh lembaga pemerintah yang mencapai puluhan juta dollar AS.
"Selain itu, untuk negara berkembang seperti Indonesia, pemanfaatan opensource yang menggunakan kode-kode terbuka dan bisa dimodifikasi sendiri juga memberi kesempatan untuk mengejar ketertinggalan bangsa dari negara-negara maju, pemilik perangkat lunak berlisensi," ujarnya.
Dengan open source, urai Betti, Indonesia juga tidak akan terperangkap pada satu vendor dan menghindari monopoli yang menjerat dari suatu perusahaan software di negara maju. Namun ia mengakui, tidak semua perangkat lunak yang dibutuhkan berbagai kegiatan bisnis dan teknologi itu sudah tersedia dalam bentuk open source-nya.
"Namun kalau sekedar sistem operasi sudah ada linux, Ubuntu atau Igos Nusantara, sistem perkantoran sudah ada openoffice, pencarian internet seperti internet explorer sudah ada mozilla firefox, aplikasi sejenis photoshop juga sudah ada," katanya.(ANT)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.