Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

InaTEWS Deteksi Tsunami 5 Menit Setelah Gempa

Kompas.com - 11/11/2008, 11:38 WIB

JAKARTA, SELASA - Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) atau sistem peringatan dini tsunami akan memberikan peringatan dini tsunami dalam waktu 5 menit setelah kejadian gempa bumi yang berpotensi membangkitkan tsunami.

Demikian dikatakan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sri Wowo B. Harijono dalam sambutannya pada peluncuran InaTEWS di Gedung BMKG, Jakarta, Selasa (11).

"Bisa dikatakan kita tidak ketinggalan dari Jepang. Dengan pengembangan dalam waktu yang cukup singkat, kita bisa menghasilkan sistem yang mendeteksi tsunami dalam waktu 5 menit setelah gempa. Memang belum seperti Jepang, yang capaian waktunya hanya 2 menit. Tapi, Jepang sudah mengembangkannya selama 53 tahun," kata Woro.

Informasi peringatan dini tsunami di Indonesia, hingga saat ini masih bertumpu dari hasil pemantauan seismik yang diperoleh dari jaringan seismik InaTEWS yang berpusat di Kantor BMKG Pusat, Jakarta. Informasi dini yang didasarkan pada observasi seismik kemudian dikonfirmasikan dari hasil observasi gelombang laut dengan menggunakan tsunameter/dart-buoy dan tide gauges, serta deformasi dan monitoring tide gauge dan GPS oleh Bakosurtanal.

"InaTEWS masih bergantung pada jaringan seismic agar akurasi tsunami warning yang dikeluarkan mempunyai tingkat akurasi tinggi, harus didukung dengan hasil pengamat lainnya yakni GPS, buoy maupun tide gauges," Woro menjelaskan.

Secara fisik, InaTEWS mulai dibangun tahun 2006. Direncanakan, sistem peringatan dini tsunami untuk wilayah Indonesia terdiri atas 160 seismometer broadband dan 500 akselerograf, 40 GPS, 80 tide gauges dan 23 dart-buoy. Hingga Oktober 2008 sudah beroperasi 116 unit seismometer broadband, 45 unit tide gauges dan 3 unit buoy.

InaTEWS juga dilengkapi dengan Database Model Tsunami Indonesia (Indonesia Database of Precalculated Tsunami Model). Database ini diperoleh dari pemodelan tsunami yang diskenariokan terjadi di wilayah Indonesia yang berpotensi tsunami. Pemodelan ini dilakukan untuk menentukan tsunami seperti apa yang akan terjadi dengan parameter gempa tertentu.

Output pemodelan adalah waktu tiba dan ketinggian tsunami yang akan terjadi di pantai-pantai yang dianggap memiliki risiko tinggi akan dampak tsunami. Pada InaTEWS, diterapkan teknologi baru yang dikenal dengan Decision Support System (DSS).

DSS merupakan sebuah sistem yang mengumpulkan semua informasi dari hasil sistem monitoring gempa, simulasi tsunami, monitoring tsunami dan deformasi kerak bumi setelah gempa bumi terjadi. Kumpulan informasi ini merupakan faktor-faktor pendukung untuk menyiarkan berita peringatan dini tsunami dan evaluasi peringatan dini tsunami.

Dari sistem monitoring tersebut, DSS menawarkan jenis berita atau peringatan dini yang harus diambil oleh operator pada waktu yang ditentukan melalui Graphic User Interface (GUI). Penyebaran informasi peringatan dini dilakukan melalui email, SMS, fax, website serta alarm.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com