Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Server dan Storage Kurang Dimanfaatkan

Kompas.com - 20/01/2009, 08:16 WIB

JAKARTA, SELASA — Setiap tahun Symantec Corp (Nasdaq: SYMC) melakukan survei kepada para manajer data center. September dan Oktober tahun lalu, 1600 manajer data center di perusahaan yang termasuk dalam Global 5000 dan institusi sektor publik di 21 negara dibidik. Hasilnya adalah lima poin penting yang dimuat dalam laporan 2008 State of the Data Center.

Berikut lima poin tersebut:

1. Melakukan Lebih Banyak Pekerjaan dengan Biaya Lebih Rendah
Inisiatif utama data center adalah berupaya “melakukan lebih banyak pekerjaan dengan biaya lebih rendah”, termasuk otomatisasi tugas-tugas rutin (disinggung oleh 42 persen responden), pelatihan-silang staf (40 persen) dan pengurangan kerumitan data center (35 persen).

2. Penyediaan Staf Tetap Menjadi Masalah Besar
Penyediaan staf tetap menjadi masalah krusial: 36 persen responden melaporkan kekurangan staf, sedangkan 4 persen melaporkan kelebihan staf. Namun, 43 persen mengatakan bahwa menemukan pelamar yang memenuhi kualifikasi adalah masalah besar atau sangat besar.

Untuk menjawab masalah pemenuhan staf, banyak perusahaan yang mengandalkan pada alih daya (outsourcing) dan pelatihan. Hampir setengah (45 persen) program alih daya dimaksudkan untuk memberi lebih banyak waktu kepada staf data center untuk fokus pada tugas-tugas lain.

Tiga fungsi TI utama yang dialihdayakan meliputi business continuity (46 persen), backup (43 persen) dan storage management (39 persen). Pelatihan dipandang strategis oleh 68 persen responden, dengan 78 persen mengharapkan anggaran pelatihan naik atau tetap konstan pada 2 tahun mendatang.

3. Server dan Storage Tetap Kurang Termanfaatkan
Pada 2008, perusahaan-perusahaan melaporkan bahwa server data center mereka beroperasi dengan kapasitas hanya 53 persen. Pemanfaatan data center storage bahkan lebih rendah lagi, yakni 50 persen.

Inisiatif besar yang berhubungan dengan server meliputi konsolidasi server (80 persen) dan virtualisasi server (77 persen). Untuk storage, inisiatif-inisiatif utama adalah virtualisasi storage (76 persen), perlindungan data secara kontinu (71 persen) dan pengelolaan sumber daya storage (71 persen).

4. "Disaster Recovery" Ketinggalan Zaman
Fakta menunjukkan, hanya 35 persen responden yang melaporkan rencana disaster recovery mereka di atas rata-rata. Sejumlah 27 persen mengatakan masih perlu perbaikan, dan 9 persen melaporkan rencana mereka sifatnya tidak resmi atau tidak didokumentasikan.

Perusahaan-perusahaan masih merasa bahwa kesalahan manusia (human error) adalah penyebab terbesar terjadinya downtime tanpa terencana. Angkanya mencapai 25 persen dari penyebab downtime keseluruhan, disusul oleh kegagalan hardware/software dan matinya aliran listrik.

5. "Data Center" Ramah Lingkungan Dikendalikan oleh Biaya
Survei ini menanyakan mengapa menciptakan Green Data Center penting bagi tempat kerja mereka. Sejumlah 54 persen responden mengatakan untuk mengurangi konsumsi listrik, 51 persen menyebutkan pengurangan biaya pendinginan (51 persen), dan 42 persen menyinggung rasa tanggung jawab terhadap komunitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com