Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Lengser, Ari Soemarno Dipanggil Pansus BBM

Kompas.com - 03/02/2009, 14:51 WIB

JAKARTA, SELASA — Sebelum melepas jabatannya sebagai dirut Pertamina, Ari Soemarno rencananya akan dipanggil oleh Pansus Angket BBM, Rabu (4/2). Anggota tim Pansus Angket BBM, Nizar Dahlan, kepada Persda Network, Selasa, menjelaskan, pemanggilan terhadap Ari Soemarno tak lain untuk dimintai penjelasannya atas beberapa permasalahan di internal Pertamina selama ini.
 
"Pak Ari Soemarno sudah dipastikan posisinya akan digantikan oleh yang lain. Mungkin ini terakhir kalinya dia akan ke DPR sebelum melepas jabatannya. Pansus Angket BBM akan mengklarifikasi permasalahan di Pertamina yang terjadi selama ini, " kata Nizar Dahlan.
 
Nizar yang juga salah seorang anggota Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi (FBPD) ini mengungkapkan, permasalahan yang akan ditanyakan antara lain menyangkut masalah seringnya terjadi kelangkaan BMM. Publik perlu mendapat penjelasan rinci mengenai hal ini.
 
"Masalah pergantian itu sudah menjadi urusan pemerintah. Bagi kami di Pansus, sebelum dilakukan pergantian, perlu ada penjelasan atas semua kebijakan di internal Pertamina selama dipimpinnya. Karut-marut dalam mengelola Pertamina setidaknya harus diungkap juga," ujarnya. "Ada beberapa kebijakan di Pertamina yang selama ini patut dipertanyakan kepada Ari Soemarno sehingga permasalahan yang tak terungkap menjadi jelas. Salah satunya mengenai keberadaan ISC (Integrated Supply Chain). Untuk apa sebenarnya ISC itu dibentuk? Kalau memang agar kinerja Pertamina baik, toh yang ada selalu ada masalah, kelangkaan BBM selalu terjadi," papar Nizar.
 
"Kita ingin tahu apa sebenarnya ISC itu, apalagi DPR selama ini tidak tahu sekali tentang itu. Apakah bermanfaat atau tidak. Kalau tidak, kan lebih baik dibubarkan saja. Mudah-mudahan rencana pemanggilan ini tidak ada kendala apa pun, berjalan sebagaimana mestinya," tegasnya seraya menjelaskan, rencana pemanggilan terhadap Ari Soemarmo besok akan dilakukan pukul 10.00.
 
Selama ini, yang dianggap sebagai kesalahan Pertamina adalah mengenai penanganan distribusi BBM. ISC Pertamina menggenjot habis-habisan produksi BBM Pertamina sehingga mengakibatkan kelebihan pasokan solar dan minyak tanah. Kerugian akibat tidak profesionalnya ISC adalah pada biaya penampungan dan hilangnya Pertamax di beberapa daerah di Indonesia. Nilai kontrak McKinsey yang mencapai angka Rp 1 triliun di Pertamina juga banyak dipertanyakan kalangan DPR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com