Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Batavia, Air Bersih Susah

Kompas.com - 29/05/2009, 13:21 WIB
Editor

KOMPAS.com — Berita soal air minum kemasan yang bikin sakit perut atau malah keracunan karena ternyata palsu—diisi air mentah—sudah sering terdengar. Bicara soal air, kisah Tio Tek Hong mengingatkan warga Jakarta bahwa pernah ada sumur dengan air jernih di Waterlooplein (Lapangan Banteng).

Ia menulis, orang Tionghoa suka mengambil air di sumur itu. "Cocok dan baik untuk menyeduh teh," katanya. Bahkan, ahli teh menggunakan air itu untuk mengetahui mana teh yang baik dan yang tidak. Keperluan akan air jernih begitu mendesak, sementara air leding belum ada, maka air yang berasal dari sumur di Waterlooplein pun laris.

Demikian pula di Tanah Abang, yaitu di Kampung Lima (Jalan Asem Lama) ada sumur di pekarangan rumah. Meski harus bayar f 1,50 per tahang (tong), warga pun rela. Air dari sumur ini diedarkan keliling menggunakan gerobak.

Tio Tek Hong adalah pria Tionghoa peranakan kelahiran 1870-an di Pasar Baru. Penjual plaatgramafoon, alat untuk memainkan musik, ini juga menuliskan bahwa air minum yang dulu umum di Batavia adalah dari air hujan yang disimpan di tempayan besar atau air kali yang dijual secara pikulan seharga satu sen sepikul (dua kaleng minyak tanah).

Dalam buku Keadaan Jakarta Tempo Doeloe: Sebuah Kenangan 1882-1959, Tio juga menyebutkan, ada air minum yang bersumber dari sumur lain, yaitu sumur bor (artesis). "Tidak banyak orang suka air ini, rasanya tidak enak dan bila dipakai menyeduh teh, air teh jadi hitam," ujarnya.  Jadi, warga Batavia tetap memilih menggunakan air kali. Saringan batu kapur menjadi alat saring air kali sebelum digunakan. Tentu yang mampu menggunakan saringan itu hanya mereka yang mampu secara finansial.

Masalah air bersih untuk minum sebenarnya sudah terjadi sejak awal Batavia, sejak abad ke-17. Persoalannya, Batavia dibangun di atas rawa sehingga kondisi airnya buruk. Di tahun 1843, Pemerintah Belanda selesai membuat  sumur artesis pertama di Prince Frederik Citadel. Lokasi itu kini ada di sekitar Masjid Istiqlal. Dalam kurun 30 tahun kemudian, dibikin lagi enam sumur sejenis. Termasuk yang ada di sisi utara Koningsplein (Medan Merdeka).

Scott Merrillees dalam Batavia in Nineteenth Century Photograph memperlihatkan gambar sumur artesis itu dengan jelas. Sumur itu dibikin begitu artistik dengan patung-patung di bagian kolom-kolom bangunan itu. Maka, bangunan ini pun jadi salah satu ikon Batavia kala itu. Air dari sumur ini menghidupi warga di Meester Cornelis (Jatinegara) dan seluruh Batavia, gratis pula. Pipa air mengalir hingga 90 km ke rumah-rumah warga, khususnya warga Eropa. Pasalnya, banyak warga Batavia tak suka cita rasa air sumur artesis.

Sekitar akhir 1920, sudah ada 50 sumur artesis di Batavia. Kedalamannya beragam, dari 100 m hingga 395 m. Namun, lama-kelamaan warga yang biasa menggunakan air sumur artesis ini juga menemukan bahwa air berubah warna menjadi kuning dan kualitas air yang juga menurun. Ini terjadi setelah penduduk Batavia meningkat, tentunya.

Akhirnya, pada Oktober 1918, Kotapraja Batavia memutuskan membangun saluran air minum baru yang sumbernya diambil dari Ciomas, Bogor, di kaki Gunung Salak. Hal itu diputuskan setelah terbentuk Perusahaan Air Minum (PAM). Pembangunan ini dimulai tahun 1920 dan diresmikan November 1922.

Yang pasti, jejak sumur-sumur itu kini sudah tak bisa ditemukan di atas tanah. Sumur artesis yang kemudian dibangun begitu indah pun lenyap bekasnya. Masalah air kini, dengan bertumpuknya orang di pulau Jawa, khususnya Jakarta, tentu perlu penataan yang ketat agar air di Jakarta tetap terpelihara kualitas dan kuantitasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangkal Hoaks, Twitter Rilis Fitur Cek Fakta di Gambar

Tangkal Hoaks, Twitter Rilis Fitur Cek Fakta di Gambar

Software
[POPULER TEKNO] IndiHome Segera Gabung Telkomsel | Pengguna iPhone Bisa Login Satu Akun WhatsApp di 4 HP Sekaligus

[POPULER TEKNO] IndiHome Segera Gabung Telkomsel | Pengguna iPhone Bisa Login Satu Akun WhatsApp di 4 HP Sekaligus

Internet
Vivo S17 Series Meluncur, Kamera Selfie 50 MP dan Fast Charging 80W

Vivo S17 Series Meluncur, Kamera Selfie 50 MP dan Fast Charging 80W

Gadget
Apa Itu WA Web Plus? Ini Fitur-fiturnya dan Cara Download

Apa Itu WA Web Plus? Ini Fitur-fiturnya dan Cara Download

Software
Desain Eye Catching, Daya Baterai Besar, dan Performa Andal Jadi Alasan Ponsel Lipat Begitu Dilirik

Desain Eye Catching, Daya Baterai Besar, dan Performa Andal Jadi Alasan Ponsel Lipat Begitu Dilirik

BrandzView
Arti Tanda Titik Koma atau “Semicolon” yang Sering Dibagikan di Medsos, Jangan Remehkan

Arti Tanda Titik Koma atau “Semicolon” yang Sering Dibagikan di Medsos, Jangan Remehkan

Internet
WhatsApp Tidak Dapat Membuka Kamera, Begini 2 Cara Mengatasinya

WhatsApp Tidak Dapat Membuka Kamera, Begini 2 Cara Mengatasinya

Software
Mengenal BTS yang Jadi Infrastruktur Penting untuk Telekomunikasi

Mengenal BTS yang Jadi Infrastruktur Penting untuk Telekomunikasi

Hardware
Cara Melihat Profil LinkedIn Seseorang Tanpa Diketahui

Cara Melihat Profil LinkedIn Seseorang Tanpa Diketahui

Software
Riset Canalys: Samsung Galaxy S23 Ultra HP Android Terpopuler di Dunia

Riset Canalys: Samsung Galaxy S23 Ultra HP Android Terpopuler di Dunia

e-Business
Spesifikasi dan Harga Redmi Note 12 Pro 4G di Indonesia

Spesifikasi dan Harga Redmi Note 12 Pro 4G di Indonesia

Gadget
Motorola Moto G Stylus 5G 2023 Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1

Motorola Moto G Stylus 5G 2023 Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1

Gadget
Arti Kata “Gamon” yang Sering Muncul di Twitter dan Tiktok

Arti Kata “Gamon” yang Sering Muncul di Twitter dan Tiktok

Internet
Asus Zenbook S13 OLED Resmi di Indonesia, Diklaim Laptop Tertipis di Dunia

Asus Zenbook S13 OLED Resmi di Indonesia, Diklaim Laptop Tertipis di Dunia

Hardware
Nvidia Jadi Perusahaan Bernilai 1 Triliun Dollar AS, Ikuti Apple, Microsoft, dkk

Nvidia Jadi Perusahaan Bernilai 1 Triliun Dollar AS, Ikuti Apple, Microsoft, dkk

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com