Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ricky Belum Ingin Jadi Pelatih, tetapi Aktif dalam Pembinaan

Kompas.com - 01/06/2009, 16:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan pebulu tangkis ganda nasional Indonesia, Ricky Soebagdja, ikut prihatin dengan prestasi Indonesia dalam beberapa turnamen bergengsi terakhir. Para pemain Pelatnas Cipayung gagal memberikan gelar, meskipun masyarakat Indonesia sangat berharap bahwa mereka bisa mengharumkan nama bangsa lewat olahraga nomor satu di Tanah Air tersebut.

Menurut Ricky, ada beberapa faktor yang membuat kualitas pemain Indonesia menurun meskipun, secara kuantitas, pebulu tangkis Indonesia cukup banyak. Selain kurangnya pembinaan atlet, juga karena masalah kurangnya fasilitas dan sumber daya manusia untuk atlet maupun pelatih, terutama di luar Jawa.

Tak heran jika rata-rata pemain hanya berasal dari Jawa meskipun sebenarnya ada pemain dari luar (Jawa) yang memiliki potensi luar biasa dan layak dibanggakan. Karena itu, Ricky berharap ada perhatian dari PB PBSI untuk lebih banyak menghidupkan turnamen di luar daerah serta menggiatkan kembali pemusatan latihan daerah (pelatda) sehingga proses regenerasi pemain lebih cepat.

Hal itu dikatakannya ketika hadir dalam acara pembukaan Kejuaraan Swasta Nasional Bulu Tangkis Usia Dini Tetra Pak Open 2009, Minggu (31/5) di GOR PBSI Senayan, Jakarta. Jadi, dia menyambut baik turnamen seperti ini (kejurnas), yang menjadi salah satu upaya regenerasi.

"Turnamen seperti ini sudah bagus. Sekarang tinggal bagaimana dukungan dari semua pihak, termasuk dari orangtua. Selanjutnya, setelah ikut turnamen ini kita harus melihat lagi perkembangan di klub. Ini yang mau saya lihat beberapa tahun ke depan, apakah setelah juara dari sini (Tetra Pak Open), mereka masih bisa berprestasi?" ungkap Ricky yang hadir sebagai Duta Kampanye Minum Susu.

"Jika sampai pemain tersebut tenggelam, maka pembinaan kita gagal karena harus mencari bibit baru lagi. Padahal, para juara turnamen merupakan bibit yang sudah ada sehingga harus dijaga dan terus dibina secara intensif," tambahnya.

Nah, untuk merealisasikan pembinaan itu, Ricky yang sekarang fokus di Batam tak tinggal diam. Meskipun belum terjun secara penuh sebagai pelatih, dia ternyata telah melahirkan dua atlet dari daerah itu yang kini telah menghuni pelatnas, yakni Weni Anggraini dan Irfan Fadilah, yang merupakan pemain ganda campuran.

"Sebenarnya banyak yang sudah minta saya untuk jadi pelatih—seperti Rexy Mainaky—tetapi saya belum terima. Meskipun demikian, sebenarnya saya tetap aktif di bulu tangkis karena sekarang saya menjadi ketua sebuah klub dan diklat di Batam, yaitu Cahaya Bulu Tangkis Nusantara. Kami telah melahirkan dua pemain yang sekarang masuk pelatnas. Ini merupakan sebuah kebanggaan," ungkapnya.

Tentang kondisi di pelatnas saat ini, Ricky tak bisa berbicara banyak karena tidak melihat langsung. Namun menurutnya, prestasi yang sedang menurun itu seharusnya menjadi pemacu para pemain untuk berusaha lebih giat demi menaikkan kembali derajat olahraga kebanggaan bangsa itu.

Ricky pernah menjadi ganda putra nomor satu dunia dan Indonesia. Bersama Rexy, mereka mengukir prestasi gemilang, termasuk meraih medali emas Olimpiade 1996.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com