Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan Idaham mengatakan, raibnya lampu dan pagar taman ini membuat kondisi taman tidak terawat dengan baik. Selain becek, taman tanpa lampu dan pagar cenderung dipakai di luar peruntukan sebuah taman. Dinas pertamanan tengah mendata seluruh nilai aset yang hilang.
Idaham berkeinginan mengembalikan fungsi taman sebagai ruang terbuka hijau yang menyenangkan. Sebagai tujuan wisata, katanya, taman seharusnya bersih dan aman. Oleh karena itu, dia akan meningkatkan pengawasan terhadap aset taman.
”Dari 151 taman yang ada, baru Taman Ahmad Yani dan Lapangan Merdeka yang penerangannya cukup. Lampu di taman lain sengaja dicuri orang sehingga menjadi gelap. Sebagian taman memang sebelumnya belum ada lampu penerangannya,” ujar Kepala Seksi Pertamanan, Dinas Pertamanan Medan Asli Dalimunte, Minggu (23/8) di Medan.
Asli mengatakan, pencurian lampu taman sering terjadi di Taman Beringin, Taman Teladan, Taman Ahmad Yani, Taman Koni, dan taman di Jalan Sei Batang Serangan. Untuk sementara Pemkot Medan baru bisa menata Taman Ahmad Yani. ”Pencuri sebagian hanya ingin mengambil tembaga lampu. Kemungkinan mereka jual,” katanya.
Pagar pembatas di sejumlah taman juga hilang. Kasus ini terjadi di Taman Beringin (40 meter panjang pagar yang hilang), Taman Mariendal (10 meter), dan Taman Tugu Apollo (8 meter).
Tidak hanya lampu dan pagar, sejumlah sarana olahraga dari besi di Lapangan Merdeka juga hilang dicuri orang. Kehilangan ini ironis karena letak sarana olahraga ini hanya kurang dari 100 meter dari kantor perwakilan Dinas Pertamanan Kota Medan.
Selain faktor ekonomi, kata Asli, pelaku pencurian merasa tidak nyaman dengan pemagaran dan penerangan taman. Mereka ingin taman tanpa pagar dan tanpa lampu untuk kepentingannya. ”Sebagian taman untuk tidur orang tak dikenal,” katanya.
Dia mengakui bahwa pengawasan petugas tidak bisa berjalan setiap waktu. Penjaga taman sudah pulang pada pukul 20.00. Bahkan, banyak taman di Medan yang tidak ada penjaganya.(NDY)