Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diutak-atik, Eeee Pendeteksi Tsunami Jadi Mati...

Kompas.com - 03/09/2009, 20:30 WIB

KOMPAS.com Jika gempa berkekuatan 7,3 SR di laut lepas Tasikmalaya, Jawa Barat, tak pernah terjadi, mungkin tak akan ada yang tahu kalau tiga unit alat deteksi dini tsunami yang dipasang di sekitar pesisir Cilacap ternyata tak satu pun yang berfungsi. Bahkan, mengeluarkan suara sirine pun tidak.

Ketiga alat itu dipasang di Pantai Teluk Penyu, Widarapayung, dan Tegalkamulyan, atas kerja sama Indonesia dan Jerman di bawah lembaga German-Indonesia Tsunami Early Warning System (GITEWS), sekitar tahun 2008. Dari ketiga alat tersebut, baru satu unit yang dipasang di Pantai Widarapayung dan diuji coba oleh tim ahli dari GITEWS.

Menurut Kepala Sub Bidang Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Cilacap Nakum Wibowo, alat itu baru berfungsi setelah uji coba kedua, sedangkan uji coba pertama tidak berhasil.

Namun, untuk melanjutkan uji coba selanjutnya, Nakum mengaku, pihaknya tak mampu melaksanakannya karena pengoperasian alat itu cukup rumit. Menurutnya, dibutuhkan tenaga khusus yang telah dilatih untuk mengoperasikannya, dan sampai saat ini belum ada yang mampu untuk itu.

"Kami sudah meminta pelatihan kepada GITEWS supaya kami punya orang yang ahli untuk mengoperasikan alat ini, tapi sampai sekarang belum direalisasikan. Katanya, tim ahli GITEWS itu sedang sibuk," katanya, Kamis (3/9).

Karena alat itu dirasa vital untuk memberikan peringatan dini tsunami di Pantai Widarapayung, akhirnya aparat Desa Widarapayung Wetan dan dinas terkait pernah beberapa kali ikut mencoba mengoperasikannya. Setelah beberapa kali dicoba dioperasikan, menurut salah seorang anggota tim search and rescue Widarapayung, lampu pada alat itu malah mati.

"Karena diutak-utik, utak-utik, akhirnya lampu alat itu mati. Sepertinya juga tidak bisa berfungsi lagi," ujarnya.

Untuk mengoperasikan sendiri, Martoyo mengaku tidak mampu karena bahasa yang digunakan pada alat itu adalah bahasa Inggris. "Bahasanya asing, saya tidak mengerti, apa itu bahasa Jerman atau bahasa Inggris. Sukar," ucapnya.

Giyo (50), seorang penjaga alat deteksi dini tsunami di Pantai Teluk Penyu juga mengaku tak pernah melihat ada perubahan pada alat tersebut. "Hanya kelihatan lampu power-nya saja yang menyala. Selebihnya tak pernah ada apa-apa dengan alat ini, tetapi tetap disambungkan ke listrik biar lampunya nyala," katanya.

Bagi nelayan Pantai Teluk Penyu, alat deteksi dini tsunami seperti menara dipasang sepatutnya, tetapi tak ada gunanya. "Lah, sirenenya bunyi saja tidak. Cuma menaranya saja yang keliatan," ucap Poniman (52).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com