Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Terparah Itu di Cikangkareng, Bukan Pamoyanan...

Kompas.com - 04/09/2009, 20:19 WIB

CIANJUR, KOMPAS.com — Daerah di Cianjur yang mengalami kerusakan paling parah akibat gempa berkekuatan 7,3 skala Richter hari Rabu lalu ternyata bukan Pamoyanan, melainkan Cikangkareng di Kecamatan Cibinong.

"Ada pemberitaan yang salah dari media. Selama ini, kesannya Desa Pamoyanan menjadi pust bencana. Padahal, dampak terbesar terjadi di Desa Cikangkareng, terutama di Kampung Babakan Caringin," kata para relawan di Posko Utama Bencana, yang lokasinya 500 meter dari lokasi longsor di Desa Cikangkareng.

Di Cikangkareng, sekitar lima hektar perkampungan tertimbun bebatuan dengan ukuran mulai dari sebesar kerikil hingga sebesar mobil. Material longsoran berasal dari tebing di depan kampung. Seluruh rumah di kawasan Babakan Caringin tak kelihatan lagi bentuknya.

"Yang diekspos media duluan itu Desa Pamoyanan. Memang, karena desa itu yang pertama kali melaporkan longsor ke pihak kabupaten," ujar Indah, relawan Palang Merah Indonesia dari Kecamatan Cibinong, Jumat (4/9).

Indah tak menampik ketika ditanyakan, apakah akhirnya salah persepsi itu menyebabkan aliran bantuan ke Desa Cikangkareng juga terbatas. Selain juga, hal itu memang disebabkan akses jalan ke kawasan cukup sulit. Di Desa Cikangkareng, jumlah korban hilang mencapai 54 orang dan 25 orang di antaranya sudah dievakuasi dalam keadaan tewas.

Keterangan yang diperoleh Kompas.com, tidak ada satu pun korban tewas dari Desa Pamoyanan. Hanya ada korban luka ringan. Seorang relawan pria yang tak mau disebutkan namanya juga berharap fokus yang berbeda tak memengaruhi ketangkasan pemerintah untuk mengupayakan alat berat tiba di lokasi ini.

Hingga saat ini, baru tiga unit alat berat yang masuk melalui Desa Pamoyanan. "Batu-batunya besar begitu, harus ada tambahan alat. Backhoe itu baru dipergunakan di sisi Pamoyanan, belum bisa masuk ke Cikangkareng," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com