Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demam Berdarah Tak Pilih Kasih

Kompas.com - 23/01/2010, 04:22 WIB

Handrawan Nadesul

Presiden Direktur atau CEO PT Astra International Michael D Ruslim yang kemarin lusa wafat karena DBD sepatutnya tak cuma mengundang sesal sanak keluarga, terlebih merundungi kita semua. Mengapa?

Siapa pun mestinya tak perlu jadi korban demam berdarah dengue (DBD). Seturut paham medik, itu kematian prematur (premature death) yang kelewat sederhana. Masih pantas CEO dikalahkan serangan jantung, atau kanker. Menjadi tragedi kalau nyawa terenggut cuma gara-gara nyamuk. Pikiran medik meniscayai kejadian itu bisa digagalkan. Selain dengan menghalau nyamuk belang hitam-putih pembawa virus dengue, juga membangun wawasan masyarakat soal cara menghindarinya, Namun, sayang, kondisi preventif seperti itu belum juga penuh terbentuk.

Daerah bebas nyamuk

Memberantas DBD lebih soal urusan bagaimana menekan populasi nyamuk pembawa virus dengue. Ada dua kepelikan dalam upaya meniadakan nyamuk jenis ini: susahnya menyingkirkan sarang perindukan nyamuk dan tak mudah mengajak masyarakat menyingsingkan lengan baju.

Derasnya mobilisasi masyarakat menjadikan virus dengue makin lekas lebar menyebar lewat pesawat udara, bus, dan kereta api. Bahkan, kini DBD bukan lagi penyakit kota sebagaimana kodratnya, tetapi sudah lama merambah desa. Ini petaka.

Wabah DBD yang berjangkit di pedesaan cenderung muncul lebih kerap karena masyarakatnya belum dibuat melek cara mencegahnya. Padahal, setiap kali wabah DBD berjangkit, populasi virus dari tubuh pasien yang akan disebarkan nyamuk juga kian berlipat ganda. Itu berarti makin meninggikan risiko masyarakat terserang DBD.

Upaya meniadakan nyamuk hanya satu, yakni menyuluh masyarakat. Bukan air comberan atau sampah, melainkan air jernih tergenang, tempat nyamuk Aedes bersarang. Maka, segala yang berpotensi menjadi sarang perindukan nyamuk wajib disingkirkan. Kebijakan pencegahannya bukan dengan menyemprot (fogging), melainkan membunuh jentik dengan larvasida, mengingat umur nyamuk dewasa tak lebih panjang dari jentiknya. Nyamuk dewasa baru disemprot kalau sudah ada yang terjangkit.

Lingkaran setan kerap terjadi. Makin acap wabah DBD berjangkit, makin bertambah populasi virus dengue. Apabila pada saat yang sama populasi nyamuk pembawa virusnya juga bertambah, makin besar risiko masyarakat terjangkit. Karena itu, upaya mencegah wabah DBD perlu dua gatra terpadu, yaitu menyiangi sanitasi dari sarang nyamuk dan membuat masyarakat melek cara pencegahannya.

Belajar dari Kuba

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com