Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jam Tangan Ukuran Besar Bakal Ngetren

Kompas.com - 21/02/2010, 14:10 WIB

KOMPAS.com - Seperti biasa, tren arloji tahun ini akan ditentukan oleh dua pameran penting di Swiss: SIHH (Salon International de la Haute Horlogerie) 2010 yang telah berlangsung di Geneva, 18-22 Januari lalu, dan Baselworld 2010, 18-25 Maret mendatang di Basel. Namun, masalah tren tahun ini tampaknya menjadi urusan nomor dua setelah terjadi krisis moneter global sejak 2008.

Penjualan arloji mengalami penurunan akibat krisis moneter (krismon) global itu. Data memperlihatkan ekspor arloji Swiss turun dari 19 juta unit (2008) ke 14 juta unit (2009) dalam periode Januari-September. Ambil contoh merek terlaku di dunia saat ini, Rolex, yang nilai ekspornya turun 42,3 persen tahun 2009 menjadi hampir 3 miliar dollar AS.

Apalagi, harga eceran Rolex sejak 2006 sudah naik 13-20 persen, yang mengurangi drastis daya beli konsumen kelas menengah yang terkena imbas krismon global. Ambil contoh Rolex Steel Mariner yang laris manis, harga ecerannya sudah naik dari sekitar 1.000 dollar AS ke 6.000 dollar AS.

Untungnya, Asia sebagai pasar terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat diperkirakan mulai pulih tahun ini. Asia, dengan Hongkong sebagai pusatnya, menjadi pasar yang mengimpor 30 persen arloji dari Swiss. Selain Hongkong, potensi pasar yang diperkirakan bakal meningkat tahun ini adalah Shanghai dan Singapura.

Rolex, merek yang paling banyak dipalsukan itu, tahun ini tetap akan memfokuskan penjualan di Asia yang merupakan pasar terbesarnya. Salah satu inovasi arloji yang paling beragam variannya itu adalah memperbesar ukuran bak (dial) menjadi lebih besar dari biasanya (oversize) menjadi 41 milimeter (mm) dari ukuran konvensional mereka di bawah 40 mm.

”Era oversize baru saja dimulai dan banyak produk yang memanfaatkan tren ini, termasuk Rolex,” kata seorang pakar arloji, Pieter Santoso, pekan lalu. Menurut dia, tren arloji berdiameter antara 40 mm dan 50 mm bakal bertahan lama—untuk perempuan bahkan bisa mencapai lebih dari 50 mm, seperti Panerai yang berani sampai 52 mm.

Mengapa tren bak besar? Salah satu penyebabnya, ia bisa dipakai orang berlengan kecil, sedang, ataupun besar. Dengan konsep desain keseluruhan yang memikat, arloji bak besar berpotensi tampak jantan (macho) di berbagai ukuran lengan.

Konsep desain itu mencakup warna bak hitam atau abu-abu atau putih. Tali sebaiknya bisa diganti-ganti (rantai, karet, dan kulit), angka penunjuk Arab atau Romawi, dan seterusnya. Tentu kesan jantan makin kentara jika bak tidak ”ramai” (busy dial), berkalender, serta dengan mesin (movement) otomatis. ”Jangan lupa, arloji yang tidak otomatis, kalau bermesin canggih, makin disukai kolektor,” kata Pieter.

Dengan kata lain tampak utuh arloji jantan mewakili elemen simplicity sekaligus kokoh. Anda yang berlengan kecil tak perlu khawatir tampak kikuk dengan arloji bak besar dan yang berlengan besar pun menjadi semakin jantan. Seperti kata pepatah, ”Size is everything”. Ukuran adalah segalanya.

”Bukan berarti bak kecil atau sedang tidak menjadi tren lagi. Banyak juga pria Barat yang kurang suka bak besar, sebaliknya perempuan dari hampir semua kalangan gemar arloji besar,” kata Pieter. Watak bak besar yang unisex inilah yang membuat perempuan, misalnya, justru semakin anggun mengenakan jam pria, Panerai berbak putih dengan ukuran 42 mm.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com