Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PRODUK AMERIKA

Mampukah WiMAX Menjawab Impian?

Kompas.com - 05/03/2010, 05:35 WIB

 AW Subarkah

Kebanyakan para pengguna internet di negeri ini sangat mendambakan layanan akses yang andal, cepat, dan murah. Namun, dari berbagai solusi yang telah ada, sebagian besar tidak memenuhi impian itu, sudah lelet masih harus keluar biaya yang tidak ringan.

Antusiasme masyarakat internet dengan teknologi Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) yang berasal dari Amerika ini tampaknya harus diredam. Supaya ekspektasi terhadap teknologi ini tidak berlebihan, bagaimanapun ada aspek lain, seperti persoalan bisnis, peraturan yang sering menjadi penghalang bagi terwujudnya harapan yang ideal.

Perjalanan teknologi seperti WiMAX di negeri ini juga tidak selancar yang diharapkan, mulai dari penundaan rencana lelang blok frekuensi sampai kewajiban membayar bagi pemenang tender yang tersendat-sendat. Beberapa kali pihak pemerintah, melalui Ditjen Postel, mengeluarkan ancaman bagi penunggak pembayaran di muka itu bagi pemenang di spektrum 2,3 GHz.

Apa gerangan yang sebenarnya terjadi? Sepertinya ada kekecewaan dari para pemenang tender itu, mungkin karena mereka tidak mendapatkan sesuai dengan yang diinginkan. Adakah niat seperti untuk melindungi bisnis layanan internet tanpa kabel yang sudah berjalan selama ini?

”Memang ada rumor semacam itu yang berkembang saat ini,” kata Hermanudin, Business Planning Development General Manager IM2 dalam perbincangan dengan Kompas beberapa waktu lalu. Seperti diketahui, layanan internet nirkabel saat ini banyak dilakukan melalui jaringan seluler semua operator, baik yang memiliki mobilitas penuh maupun terbatas.

Ketika teknologi komunikasi seluler masih memasuki generasi kedua atau 2G, teknologi yang masuk di negeri ini setidaknya ada dua macam, yaitu GSM dan CDMA. GSM yang datang dari Eropa datang lebih dahulu dan menguasai pasar sampai saat ini dibandingkan dengan CDMA yang dari AS.

Namun, ketika masuk ke ranah 3G, cikal bakal layanan pita lebar atau Broadband Wireless Access (BWA) kelompok GSM mengadopsi teknologi CDMA dengan teknologi yang mereka namakan WCDMA yang sekarang dikenal dengan nama HSDPA atau yang lebih cepat lagi HSPA. Hanya memang WCDMA tidak kompatibel dengan pengembangan CDMA yang dikenal dengan CDMA2000 Ev-Do (Rev A maupun Rev B).

Memasuki era 4G, kembali AS datang dengan membawa WiMAX dengan standar Institute of Electrical and Electronics Engineering (IEEE) 802.16d (untuk layanan tetap) dan 802.16e (mobile). Sementara Eropa dengan Long Term Evolution (LTE). ”Teknologinya sama, kalau LTE lebih mirip dengan standar IEEE 802.16m dengan beberapa perbedaan. Siapa yang unggul, tergantung brand mana yang membawanya nanti,” tandas Herman.

WiMAX

Tertunda-tundanya penerapan WiMAX tampaknya juga merupakan reaksi dari Ditjen Postel dalam membuat aturan. Sepertinya pihak pemerintah itu tidak ingin menggunakan nama teknologinya, tetapi lebih menyebutnya dengan istilah Broadband Wireless Access (BWA) yang berbasis pada packet switched untuk spektrum 2,3 GHz.

Ini berarti membuka peluang bagi masuknya layanan selain WiMAX selama masih memiliki basis teknologi yang sama. ”Bisa saja, seperti LTE yang merupakan kelanjutan dari 2G, 3G seperti yang disebut dalam IMT 2000 Advance, di mana ITU sekarang juga sedang meramaikan itu, kan, ya,” kata Bambang Sumaryo, Sekjen Id-WiBB (Broadband Wireless Indonesia) pada kesempatan yang berbeda.

Meskipun sudah sejak dua tahun lalu WiMAX diperkenalkan, bahkan pada awalnya disebut WiMAX Indonesia, karena menggunakan frekuensi 2,3 GHz bukan 2,5 GHz, belum juga bisa digelar. Kemungkinan memang pemenang lelang kecewa karena dokumen yang ditawarkan pemerintah tidak sesuai dengan kenyataan.

”Dalam dokumen disebutkan IDN (industri dalam negeri) yang diwakili dua industri nasional, yaitu PT TRG dan PT Hariff, siap memproduksi perangkat yang sesuai. Namun, berdasarkan due diligence para operator dan hasil uji petik pihak Ristek yang menguji produk kedua pabrikan itu dianggap belum memenuhi syarat minimal untuk menggelar WiMAX secara komersial,” tutur Sumaryo.

Dalam uji coba yang dilakukan IM2 juga memperlihatkan kendala yang belum sesuai harapan. Perusahaan yang memenangkan satu blok (15 MHz) di zona Jabar (minus, Bogor, Depok, dan Bekasi) ini menilai masih ada kendala bagi pengguna individu atau rumahan untuk bisa mendapat akses ke BTS dengan baik harus mencari posisi yang tepat, menjadi sangat repot kalau harus memindah-mindahkan meja.

Pihak Postel berharap dengan alokasi frekuensi 2,3 GHz dan 3,3 GHz, diharapkan bisa mengejar teledensitas dalam waktu cepat. Namun, penggunaan frekuensi yang tidak lazim seperti yang disyaratkan dalam WiMAX Forum itu juga memunculkan berbagai kendala.

Dalam WiMAX Forum yang diadopsi negara-negara maju, frekuensi 2,5 GHz (atau 2,3 GHz di Indonesia) disyaratkan untuk WiMAX bergerak (bisa melakukan handover antarblok). Sementara di negeri ini lebih untuk penggunaan WiMAX tetap, menjadi sulit kalau suatu ketika roaming internasional mulai diberlakukan.

Lengkap sudah karut-marut WiMAX di Indonesia. Sepertinya pengguna internet tidak perlu berharap terlalu berlebihan jika masih tetap kusut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Internet
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Software
Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Gadget
Apple Gelar Acara 'Let Loose' 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Apple Gelar Acara "Let Loose" 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Gadget
Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

e-Business
Jadwal Maintenance 'Genshin Impact' 24 April, Siap-siap Ada Karakter Baru Arlecchino

Jadwal Maintenance "Genshin Impact" 24 April, Siap-siap Ada Karakter Baru Arlecchino

Game
'Free Fire' Rilis Update Patch Naga, Ada Karakter Baru Kairos dan Bisa Lawan Naga

"Free Fire" Rilis Update Patch Naga, Ada Karakter Baru Kairos dan Bisa Lawan Naga

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com